LightReader

Chapter 34 - Siasat Membalikkan Fakta

Satu minggu setelahnya Storm bekerja menjadi cleaning service hanya paruh waktu saja selebihnya Storm menghabiskan waktu berlatih menggunakan armor yang diberikan Sky padanya. Saat ini Storm berada didalam hutan mencoba mengaktifkan armornya.

"Armor Scarlet aktifkan!... "Storm melompat dari atas tebing yang tinggi mencoba armornya.

"Wusss, "Baju Storm langsung menjadi armor berwarna merah tak lupa juga skateboard terbangnya dikendalikannya.

"Ini sangat menyenangkan, "Storm terbang melesat cepat sambil melihat kedepan.

"Apa itu?... "Storm yang lagi terbang dengan skateboardnya melihat robot mecha raksasa berjalan kearah kota.

"Ternyata dia ingin menghancurkan kota, "Storm melesat cepat kekota karena robot raksasa itu menghancurkan apapun yanng dilewatinya.

"Hahaha, sekarang kota ini akan hancur!...

"Dengan begitu aku akan mendapatkan keuntungan, haha!... "

Jhon yang berada didalam robot itu mempunyai niat menghancurkan kota Nirvana lalu akan melalukan bisnis memperbaiki kota maka dirinya akan sangat diuntungkan. karena kota luar mengira kota Nirvana tidak maju lalu banyak pejabat lainnya memberikan bantuan pada Jhon dan setelah itu Jhon akan melarikan diri tidak peduli kotanya yang hancur meski sekarang dia menjadi mantan walikota yang digantikan dua tahun lalu. Kondisi Jhon saat ini dipenuhi banyak hutang dimana mana jadi sebabnya melakukan apa saja demi kepentingan dirinya sendiri.

"Berhenti kau, "Teriak seseorang didepan robot yang dikendalikannya.

"Dia lagi, "Jhon kesal Storm sudah tahu rencananya.

"Takk, "Storm menghancurkan kaca memasuki robot besar itu.

"Jangan menghalangiku!... "Jhon menembak Storm dengan tembakan Shotgun ditangannya.

"Dorr, "Jhon terbelalak kaget peluru Shotgun miliknya tidak bisa menembus armor milik Storm.

Jhon merasa belum kalah lalu menekan tombol roket untuk menghancurkan kota Nirvana dan puluhan roket keluar dari robot yang dikendalikannya menuju kota. Storm harus segera menghancurkan roket roket itu sebelum sampai dikota menghancurkannya.

"Wusss, "Storm dengan skateboardnya pergi meninggalkan Jhon didalam robot.

"Aku sudah terlambat, "Storm menyaksikan kota menjadi hancur akibat banyak roket berjatuhan dimana mana.

"Selamatkan diri kalian, "Robot robot polisi segera mengevakuasi penduduk yang berlarian kesana kemari.

"Bukk!... "Bukk!...

Tanah bergetar robot yang dikendalikan Jhon sudah sampai dikota mengahancurkan bangunan bangunan. Tak peduli dengan orang lain Jhon tetap menghancurkan bangunan yang menembaki penduduk yang berlarian.

"Kenapa ini bisa terjadi?... "Storm tak percaya apa yang dilihatnya sebab seharusnya monsterlah yang melakukan itu bukan robot.

"Monster!... "Storm bisa yang terbengong sambil terbang merasakan langsung jika ada banyak monster yang berdatangan.

"Makan semuanya, "Jhon tertawa lepas karena dia menyalakan radar pemanggil monster membantunya menghancurkan kota ini agar dikira pahlawan yang membasmi kejahatan.

"Gruarrr, "Ratusan monster mulai dari kecil dan besar berhamburan dikota mengamuk menyerang siapa saja.

"Doom, "Jhon menembaki monster monster yang ingin memakan penduduk.

"Lihatlah dia pahlawan, "Salah satu menunjuk robot mecha yang menembaki monster berkeliaran.

Semua penduduk menganggap Jhon sebagai penyelamat mereka tak tahu apa yang diinginkannya sedangkan Storm bertarung dengan monster yang terbang didekatnya.

"Krakk, "Storm mengendalikan pisau terbangnya lalu menghancurkan monster terbang itu satu persatu.

"Kenapa ayah terlihat panik?... "Lucy yang memperhatikan ayahnya terlihat gelisah mondar mandir.

"Dikota banyak monster yang mengamuk!...

"Dan itu membuat ayah tidak bisa bekerja terjadi kendala diperjalanan terhambat!... "Johan menjelaskan apa yang terjadi memang rumah mereka tidak berdekatan dengan kota karena yang yang diserang monster berada dipusat kota Nirvana.

"Ayah aku pamit dulu, "Lucy langsung berlari keluar rumah lalu meninggalkan rumahnya.

"Tunggu du.. !... "Belum sempat melarangnya Lucy sudah tidak ada lagi dari kejauhan.

Tak mau putrinya kenapa napa Johan menelpon anak buahnya untuk menjaga Lucy dari bahaya monster dikota.

"Cari putri saya dan jaga dari monster!... "Perintah Johan pada anak buahnya.

"Siap bos!...

"Saya akan menjaganya dari serangan monster, "Jawab pria berbadan kekar yang mematikan teleponnya lalu segera mencari keberadaannya bersama beberapa anak buah Johan yang ikut mencari.

"Kak Storm mana ya!...

"Katanya sebentar saja!... "Jessica berada didepan rumah melihat bunga bunga yang tumbuh mekar.

"Grrr, "Seekor monster muncul hendak memakan Jessica.

Lucy yang kebetulan lewat tidak sengaja melihat ada monster mengincar anak kecil. Tak membiarkan monster itu memakannya Lucy menolong Jessica dari terkaman monster.

"Bukk, "Lucy dengan sigap mengambil Jessica dari serangan monster itu kebelakang.

"Whuarr, "Karl yang disuruh menjaga Jessica mengeluarkan suara dan auranya.

Monster itu yang merasa Karl bukan monster biasa segera berlari namun sayangnya. Hanya dengan terkena aura Karl saja monster itu langsung hancur berkeping keping.

"Apa yang terjadi?... "Lucy kebingungan tiba tiba saja monster tadi langsung hancur dengan sendirinya.

"Apa adek, baik baik saja?... "Tanya Lucy pada tubuh kecil Jessica yang polos.

"Iya kak!...

"Makasih sudah menyelamatkan Jessica!... "Tak lupa Jessica mengucapkan terima kasihnya pada Lucy yang menyelamatkannya.

Lucy teringat dengan perkataan Storm jika dia punya adik perempuan yang bernama Jessica tak salah anak kecil yang dimaksud ada didepannya. Lucy menanyakan kenapa dia sendirian saja bisa berbahaya jika ada monster yang hendak memakannya.

"Jessica nunggu siapa?... "Tanya Lucy yakin jika Jessica adik angkat Storm.

"Kak Storm kak!...

"Emang kenapa?... "Tanya balik Jessica padanya.

"Tidak apa apa, "Balas Lucy jika dugaannya benar.

Lucy mengajak Jessica jalan jalan kekota Nirvana untuk melihat lihat pemandangan. Jesica langsung semangat karena dia sering dilarang Storm pergi kekota dengan alasan banyak penjahat. Lucy dan Jessica berpegangan tangan menuju kota barangkali bertemu Storm.

More Chapters