Langit tiba tiba saja menjadi gelap.
Storm yang masih termenung mendongakkan kepalanya keatas. Dia bisa menyimpulkan jika ada pertarungan dahsyat berasal dari tempat lain, tidak jauh dari istana.
Storm menghela nafas panjangnya lalu menghembuskannya.
"Orang orang sialan itu sepertinya bertarung secara serius?"
Dia begitu yakin dan tidak salah jika apa yang dia lihat maupun semua orang murni hembusan serangan nyasar dari entitas bertarung.
"Baiklah, aku akan melihat secara langsung pertarungan mereka!"
Storm perlahan beranjak dari tempatnya lalu berjalan santai melewati kerumunan mayat dimana mana.
Setelah memastikan jika Cain dan Rise tidak akan bisa mencapai istana, apalagi membunuh putri Anna menggunakan racun yang dihancurkan sebelumnya.
Storm bisa bernafas lega setidaknya Anna tetap aman meski dia sendiri tidak yakin jika bisa kembali bertemu.
"Hei anak muda berhentilah!"
Storm lantas menghentikan langkah kakinya tanpa membalikkan badannya.
Dari arah belakangnya tampak seorang pria tua bungkuk memegang tongkat kayu miliknya. Dia salah satu dari pedagang yang berlindung dibalik istana, nama pria tua itu Tyro.
"Jangan bertindak gegabah nak...
"Usiamu masihlah muda untuk ikut terjun kemedan perang!"
Tyro menahan pemuda itu agar tidak mengakhiri hidupnya dengan menuju lokasi medan perang.
Menurutnya pemuda itu sangatlah lemah sekali, terlebih lagi dia hanyalah orang asing yang datang kekerajaan ini.
Sebagai orang tua sudah sepantasnya memberi nasehat kepada anak muda yang nekat mengakhiri hidupnya dengan menyerahkan nyawanya secara percuma kemedan perang.
"Apa aku hanya diam saja ketika melihat orang orang saling membunuh satu sama lain?"
Storm berucap dingin tanpa ekspresi diwajahnya.
"Aku akan mengakhiri semua ini agar kerajaan Wisteria kembali damai...
"Meskipun aku hanyalah seorang pendatang dinegeri ini!"
Setelah berkata demikian, dengan santai Storm beranjak lalu menuju area medan perang.
Suasana menyisakan hening semata!
"Anak muda memang keras kepala?"
Tyro hanya bisa mempersilahkan pemuda itu pergi.
"Tapi perkataannya memang benar jika mempertaruhkan nyawa demi kedamaian kerajaan jauh lebih berharga! Daripada harus berdiam diri saja?"...
Tyro memikirkan sejenak ucapan pemuda tersebut.
"Sangat disayangkan usiaku tidak lagi muda, mempertaruhkan nyawa demi kerajaan tercinta ini!"
Tyro memilih kembali ketempatnya semula dengan tekad yang kuat.
Tyro merasa jauh lebih baik setelah menemukan makna hidup barunya. Walaupun dia saat ini tidak bisa berkontribusi bagi kerajaan dalam peperangan ini, tetapi Tyro bisa berbuat kebaikan lain seperti halnya menolong mereka yang memerlukan bantuan.