LightReader

Chapter 6 - chapter 6

Hutan Lian, Pagi Hari

Udara pagi menyelimuti Hutan Lian dengan kesejukan yang khas. Embun yang menggantung di dedaunan mulai menetes perlahan, memantulkan cahaya matahari yang perlahan naik di ufuk timur. Kicauan burung bersahut-sahutan, menciptakan harmoni alami yang memenuhi kesunyian hutan.

Di tengah suasana itu, sepasang mata terbuka perlahan.

Zhu Feng menghela napas panjang, membiarkan udara pagi memenuhi paru-parunya. Tubuhnya terasa lebih ringan setelah sesi meditasi semalam, tetapi ia tahu ini hanyalah permulaan.

Ia bangkit perlahan dari posisi duduknya. Otot-ototnya sedikit kaku setelah bermeditasi sepanjang malam, tetapi ia mengabaikannya. Hari ini, ia harus kembali berlatih.

"Saatnya berlatih pedang."

Suara pikirannya tegas, dipenuhi tekad yang kuat.

Zhu Feng berjalan menuju sebatang pohon dan mengambil sebuah ranting panjang. Ia menatap ranting itu sesaat, membayangkan seandainya itu adalah pedang sungguhan di tangannya.

Tanpa banyak ragu, ia mulai mengayunkannya.

Satu tebasan ke depan.

Satu tebasan ke samping.

Tusukan lurus ke depan.

Putaran cepat secara vertikal.

Gerakannya masih kaku, tetapi ia terus mengulanginya, mencoba menyesuaikan tubuhnya dengan irama yang tepat.

Namun, kali ini ia tidak hanya sekadar mengayunkan ranting.

Ia mencoba mengalirkan Qi ke dalam tubuhnya, membiarkannya mengalir ke tangan dan menyatu dengan setiap ayunan.

"Woosh!"

Angin tipis berdesir setiap kali ranting itu bergerak. Meski tidak terlihat oleh mata telanjang, Zhu Feng bisa merasakan peningkatan kekuatan dalam setiap serangannya.

Ia menutup matanya.

Dalam pikirannya, ia membayangkan pedang sungguhan berada di tangannya. Ia membayangkan tajamnya bilah itu, bobotnya, serta bagaimana pedang itu akan merespons aliran Qi miliknya.

Namun, ini belum cukup.

Ia terus berlatih.

Satu ayunan.

Dua ayunan.

Sepuluh.

Seratus.

Waktu terus berlalu, matahari semakin meninggi, dan keringat mulai mengalir di dahinya.

Akhirnya, setelah beberapa jam, ia berhenti.

"Untuk hari ini, mungkin cukup sampai di sini."

Zhu Feng meletakkan ranting itu ke tanah dan duduk bersila. Napasnya masih sedikit terengah-engah, tetapi pikirannya tetap fokus.

Kultivasi pedang saja tidak cukup.

Ia harus lebih kuat.

Ia mencoba mengingat pertarungan para kultivator fisik di Arena Kota Lian.

Ia pernah melihat seorang pria bertubuh besar menghancurkan tanah dengan satu pukulan. Tinjunya begitu kuat hingga bisa menciptakan lubang besar di arena.

"Kultivator fisik biasanya memiliki tubuh yang besar dan otot yang padat..."

Namun, tidak semuanya seperti itu.

Ada juga mereka yang bertubuh biasa saja, tetapi memiliki kekuatan yang jauh melampaui manusia biasa.

Zhu Feng menatap kedua tangannya, kemudian mengepalkannya erat.

"Bagaimana cara mereka melakukannya?"

Ia merenung sejenak, lalu mengingat sesuatu.

Qi bukan hanya untuk menyerang atau bertahan. Qi juga bisa digunakan untuk memperkuat tubuh.

Jika ia bisa memadatkan Qi di dalam otot dan tulangnya, maka kekuatan fisiknya akan meningkat.

"Aku tidak tahu cara yang benar untuk memperkuat tubuh... tapi aku harus mencoba."

Ia menarik napas dalam-dalam, lalu mulai mengumpulkan Qi di dalam tubuhnya.

Energi itu mulai mengalir perlahan, meresap ke dalam otot, tulang, dan darahnya. Dari luar, tubuhnya mulai dikelilingi oleh lapisan Qi yang samar.

Namun, hanya mengalirkan Qi saja tidak cukup.

Ia butuh sesuatu yang lebih ekstrem.

"Bagaimana jika aku meledakkan Qi di dalam tubuhku?"

Ia mengingat bagaimana para kultivator fisik menggunakannya. Dengan menyalurkan Qi dalam jumlah besar dan melepaskannya secara mendadak, mereka bisa meningkatkan kekuatan tubuh mereka.

Tetapi ini berbahaya.

Jika ia salah langkah, ia bisa melukai dirinya sendiri, bahkan menghancurkan dantiannya.

Ia berpikir sejenak, lalu mengambil keputusan.

"Aku akan mencoba meledakkannya dua kali. Tapi tidak akan menyentuh dantianku."

Ia menutup matanya dan mulai mengatur aliran Qi di dalam tubuhnya.

Energi itu bergetar di bawah permukaannya, berkumpul di seluruh otot dan tulang—tetapi tidak menyentuh dantian.

Saatnya mencoba.

"HAAAAAH!!"

Zhu Feng melepaskan Qi dalam tubuhnya, menciptakan ledakan energi yang menyebar ke seluruh ototnya.

Rasa sakit langsung menyerang tubuhnya.

"Guh!"

Otot-ototnya terasa seperti ditusuk jarum, tulangnya bergetar hebat. Keringat bercucuran di wajahnya, tetapi ia tidak berhenti.

Ledakan kedua.

"HAAAAAHH!!"

Qi dalam tubuhnya kembali meledak.

Rasa sakit semakin kuat, tetapi di saat yang sama, ia bisa merasakan sesuatu berubah dalam dirinya.

Tulang-tulangnya terasa lebih padat.

Otot-ototnya terasa lebih kuat.

Napasnya berat, tetapi tubuhnya mulai beradaptasi.

Ia terjatuh ke tanah, terengah-engah.

Matahari mulai tenggelam di cakrawala, mengubah langit menjadi semburat merah keemasan.

Di antara napasnya yang masih berat, ia bisa merasakan sesuatu yang berbeda dalam tubuhnya.

Ia menggenggam tangannya.

Kekuatan.

Sesuatu di dalam dirinya telah berubah.

Ia tersenyum tipis, lalu menatap langit yang mulai gelap.

"Malam sudah tiba..."

Angin malam mulai berhembus, membawa kesejukan yang menusuk.

Zhu Feng duduk bersila kembali, membiarkan tubuhnya beradaptasi dengan perubahan yang baru saja terjadi.

Hari ini adalah awal dari sesuatu yang baru.

More Chapters