LightReader

Chapter 42 - Bab 41 – Dunia dalam Kekacauan: Ketika Satoshi Mengaku

Bab 41 – Dunia dalam Kekacauan: Ketika Satoshi Mengaku

Setelah pesan ikonik dikirim dari wallet asli milik Satoshi Nakamoto—"Aku adalah bagian dari keluarga Nava"—dunia kripto langsung terombang-ambing dalam kekacauan dan keheranan massal.

Komunitas crypto dibuat bingung setengah mati.

Di forum-forum seperti Bitcointalk, X.com, dan Cryptomind, diskusi tidak lagi logis. Banyak yang meyakini ini pengakuan tulus dari pencipta Bitcoin yang akhirnya muncul setelah lebih dari satu dekade menghilang. Namun tidak sedikit pula yang menganggap ini permainan kelas tinggi dari entitas misterius yang sedang menguji kontrol informasi global.

> "Kalau benar Satoshi adalah keluarga Nava, berarti mereka bisa menggerakkan seluruh pasar crypto dalam satu klik!"

— komentar pengguna @QuantumForks.

> "Ini pasti cuma taktik pengalihan. Satoshi gak akan ngaku seenaknya. Pasti ini jebakan."

— komentar dari @HalHash10.

Sementara itu, para pencinta teori konspirasi mulai merasakan satu hal yang tidak nyaman:

mereka sedang dipermainkan.

Nama Milim Nava dan keluarganya menjadi bahan utama meme, diskusi YouTube, podcast investigasi, dan bahkan talk show TV ekonomi. Semua penasaran:

Apa motif di balik "pengakuan" ini?

Kenapa sekarang?

Apa benar keluarga Nava punya kendali atas Satoshi wallet dengan 1,1 juta BTC?

---

Pasar pun gila.

Harga Bitcoin naik tajam dalam satu jam, menyentuh $110.000, lalu anjlok menjadi $78.000 hanya dua jam kemudian. Koin-koin alternatif (altcoin) ikut terbawa badai, dengan fluktuasi liar. Ribuan bot trading mati karena overheat. Investor besar terpecah dua:

Kubu Pendukung Nava: Mereka menganggap keluarga Nava sebagai jenius yang akan membawa era baru bagi kripto, meyakini bahwa "pengakuan" Satoshi adalah sinyal kepercayaan diri dan stabilitas baru.

Kubu Penolak & Pencurigaan: Mereka menyebut ini sebagai "psikologi massa" yang disengaja untuk menciptakan short selling opportunity—peluang besar untuk menjual saat pasar panik lalu membeli lagi saat harga jatuh.

Salah satu investor legendaris, Yunus Belgrade, bahkan memanas-manasi suasana di acara TV dengan kalimat:

> "Kalau Satoshi benar keluarga Nava, maka mereka sedang duduk di atas tombol pemusnah ekonomi dunia. Tapi, hei... mungkin dunia memang butuh guncangan baru."

---

Di tengah semua kekacauan ini, Milim Nava duduk santai di balkon apartemennya, menyesap jus jeruk sambil membaca komentar-komentar yang penuh teori liar.

> "Mereka akhirnya sadar... bahwa kebenaran bukan hal absolut. Tapi sesuatu yang bisa kita kendalikan."

Wajahnya tenang. Matanya bersinar.

Dan dunia?

Masih bingung, bimbang, dan terpaku pada satu nama:

Milim Nava, atau... Satoshi Nakamoto?

---

Setelah pesan dari wallet Satoshi Nakamoto menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari keluarga Nava, sebuah efek domino tak terduga mulai menyapu seluruh komunitas crypto dan dunia konspirasi. Namun kali ini, efek itu tidak mengarah pada keluarga Nava—melainkan kembali mengarah ke satu sosok misterius: Satoshi sendiri.

---

"Apa ini semua cuma permainan?"

Forum konspirasi dan kanal YouTube investigasi mulai berbalik arah. Narasi yang awalnya mencurigai Milim dan keluarga Nava sebagai dalang kripto global, kini justru mulai membentuk teori baru yang lebih rumit:

> "Mungkin justru ini adalah cara Satoshi Nakamoto mempermainkan dunia dengan menggunakan keluarga Nava sebagai perisai."

— @DecryptedDarkness

> "Kalau keluarga Nava benar Satoshi, kenapa justru sekarang Satoshi mengaku secara terang-terangan? Bukankah dia selalu ingin anonim? Ini pasti pengalihan besar. Satoshi mungkin masih di luar sana."

— komentar dari @HashConspirator

---

Keluarga Nava: Bersih karena Terlalu Terang

Efek dari pernyataan "Satoshi adalah bagian dari keluarga Nava" membuat masyarakat dan media semakin sulit menaruh kecurigaan. Banyak analis berpendapat bahwa jika keluarga Nava benar-benar menyembunyikan sesuatu, mereka tidak akan membiarkan Satoshi mengaku di depan dunia.

> "Tidak masuk akal. Siapa yang mau menyabotase reputasi sendiri kalau mereka memang menyimpan rahasia?"

— Editorial Tech & Crypto Weekly.

Di media sosial, perlahan tagar seperti #TrustMilim, #GeniusNava, dan #SatoshiPlotTwist menggantikan tagar-tagar curiga yang sebelumnya merajalela. Kredibilitas Milim meningkat pesat. Ia kembali dianggap sebagai sosok jenius muda tanpa agenda gelap.

---

Media Massa: "Satoshi Menyelamatkan Nava?"

Banyak outlet berita keuangan seperti Bloomberg, Forbes, dan CNBC mengeluarkan analisis mengejutkan:

"Satoshi's Confession" justru menyelamatkan reputasi Nava.

Analis menyebut ini 'strategi kebingungan publik':

> "Saat publik tidak bisa menentukan siapa yang sebenarnya mereka curigai, maka semua orang dianggap tidak bersalah. Ini efek paradoksal dari informasi berlebih."

---

Keluarga Nava? Tenang dan Diam

Sementara itu, di markas besar BitWhale, Milim, Wiliam, dan Arvid duduk tenang. Mereka membaca ratusan komentar dari komunitas crypto dan teori konspirasi dengan senyum geli.

> "Lihat ini… sekarang mereka malah menyalahkan Satoshi," ujar Arvid sambil tertawa.

> "Aku bilang juga apa, pengakuan itu akan membuat kita lebih sulit dicurigai," Milim menjawab, matanya bersinar puas.

> "Mereka akan sibuk bertanya, 'kenapa Satoshi ngomong gitu?' bukan 'siapa Satoshi sebenarnya'," tambah Wiliam dengan tawa menahan perut.

Dan untuk sesaat, dunia benar-benar tidak tahu siapa yang sedang memainkan siapa.

--Sore itu di balkon tertutup kantor pusat BitWhale yang menghadap lautan data dan pencakar langit digital, tiga tokoh paling misterius dan paling berpengaruh dalam dunia crypto duduk santai: Milim Nava, Arvid Lane Nava, dan Wiliam James Nava.

Layar hologram di depan mereka menampilkan live stream diskusi media, meme dari komunitas teori konspirasi, grafik market crypto yang naik-turun dengan liar, dan ribuan komentar dari netizen yang kebingungan, penuh asumsi dan saling menyalahkan.

Milim, dengan ekspresi sombong dan puas, menyilangkan kaki dan menyuap sepotong buah stroberi ke mulutnya.

> "Mereka semua benar-benar seperti pion. Aku bahkan tidak perlu bergerak banyak… mereka saling memakan satu sama lain," katanya dengan angkuh.

Wiliam tertawa keras, sampai nyaris tersedak minumannya.

> "Kau memang keterlaluan, Milim. Tapi jenius gila macam kau memang dibutuhkan untuk main catur skala dunia seperti ini."

Arvid hanya menggeleng-geleng sambil terkekeh.

> "Aku kira mereka akan makin curiga. Tapi kenyataannya? Mereka lebih memilih menyalahkan Satoshi itu sendiri! Dunia ini terlalu mudah diputar balikan."

---

Lyra: Sang Ratu Pendiam di Balik Raja

Lyra, istri dari Wiliam James Nava, masuk membawa secangkir kopi. Ia berdiri di samping suaminya, tersenyum tipis menyaksikan suaminya dan adik iparnya tertawa terbahak-bahak seperti anak kecil yang baru saja berhasil menjahili seluruh dunia.

Meski tak ikut tertawa, dalam hatinya Lyra merasa kagum dan bangga. Ia tahu bahwa mereka bukan sekadar orang kaya dengan kekuatan teknologi—mereka adalah arsitek narasi global. Di tangannya, dunia bisa diarahkan ke arah mana pun yang mereka mau.

> "Kalian tak hanya mengatur masa depan teknologi, tapi juga persepsi dunia," katanya pelan.

Milim menoleh sambil mengangkat alis, lalu tersenyum licik.

> "Lyra… Dunia ini cuma terbagi dua. Pencipta ilusi dan yang hidup dalamnya. Kau istri dari yang pertama."

---

Tawa mereka kembali meledak. Tapi kini, bukan hanya sebagai keluarga… tapi sebagai klan pengendali era baru.

---

Di ruang bawah tanah yang sangat rahasia, dijaga oleh protokol keamanan digital dan fisik tingkat militer, tiga sosok duduk di hadapan monitor raksasa yang menampilkan grafik aktivitas data global.

Milim Nava, Wiliam James Nava, dan Arvid Lane Nava sedang membahas hal paling krusial sejak kekacauan media global mereda—Red Queen AI.

---

Wiliam memutar grafik anggaran terbaru di layar.

> "100 juta dolar sudah cair. Versi terbaru Red Queen bisa menampung 120 kali lipat lebih banyak data real-time dari seluruh dunia. Sensor, jaringan sosial, keuangan, sistem pengawasan… semuanya."

Arvid bersandar sambil menatap kode-kode algoritma baru.

> "Data adalah emas. Red Queen akan jadi mata dan otak tersembunyi dunia. Dan dunia tidak akan sadar mereka sudah memberikan segalanya kepada kita."

Milim berdiri di tengah ruangan, dengan senyum jeniusnya yang khas.

> "Dan selanjutnya... kita tidak akan hanya memantau. Kita akan mengarahkan."

Ia melangkah ke konsol dan menunjuk satu titik:

> "Ketika Red Queen sudah cukup pintar, kita akan diam-diam menyisipkannya ke dalam sistem Bitcoin. Bukan untuk mengambil alih, tapi untuk menjadi 'pemandu diam-diam' seluruh mekanisme keuangan dunia."

Wiliam tertawa kecil.

> "Jika berhasil, kita tak perlu lagi kendali politik. Kita akan jadi hukum ekonomi itu sendiri."

Arvid menyambung:

> "Dan bahkan kalau dunia kembali curiga, mereka tidak akan bisa menghapus Red Queen. Karena dia akan menyatu ke dalam jaringan… permanen. Tanpa pusat. Tanpa identitas."

Milim menambahkan,

> "Dan yang paling indah, kita tetap tidak perlu menyentuh satu pun Satoshi Bitcoin itu. Karena cukup Red Queen yang tahu arah gerakannya."

---

Lampu indikator di konsol menyala: "Red Queen Update: Ready for Integration – Phase I Initiated."

Ketiganya saling pandang, lalu tersenyum.

> "Selamat datang di era baru." – ucap Milim, penuh percaya diri.

---

Tahun 2015. Dunia masih belum benar-benar memahami kekuatan sejati dari kecerdasan buatan. Namun keluarga Nava—melalui BitWhale dan BitCapital—menggebrak batasan itu dengan peluncuran sistem canggih internal mereka: Red Queen 2.0.

---

Proyek Ambisius: Red Queen 2.0

Upgrade dari Red Queen 1.0 ke 2.0 bukan sekadar pembaruan perangkat lunak. Ini adalah proyek raksasa senilai 1,5 miliar dolar yang mencakup:

Pengembangan AI internal dengan kecerdasan prediktif yang mampu membaca tren keuangan, perilaku pasar, dan aktivitas internal perusahaan.

Sistem keamanan siber berskala militer, mencegah potensi peretasan dan kebocoran data.

Kapasitas Big Data dengan analisis realtime untuk mengoptimalkan semua aspek bisnis.

---

Pusat Data Raksasa Dibangun

Untuk mendukung AI ini, keluarga Nava membangun fasilitas Big Data baru di pinggiran kota, hanya beberapa kilometer dari kantor pusat BitWhale dan BitCapital. Bangunan ini dilengkapi dengan:

Sistem pendingin mutakhir, menggunakan cairan pendingin cerdas dan sirkulasi udara alami untuk menstabilkan suhu server.

Pembangkit listrik tenaga angin dan panel surya, dengan total investasi energi senilai 1 miliar dolar. Hal ini dilakukan karena Red Queen 2.0 mengonsumsi daya listrik luar biasa besar—tidak bisa ditopang oleh sistem kota biasa.

---

Integrasi Rumah & Kantor

Red Queen 2.0 tidak hanya dipasang di kantor pusat, tapi juga di rumah keluarga Nava:

Rumah Arvid & Clarissa, Lyra & Wiliam, serta Milim & Benjamin semuanya terkoneksi dengan sistem.

Fungsi dasarnya: pengaturan suhu, manajemen keamanan, notifikasi agenda, dan pemantauan komunikasi.

Di kantor pusat, Red Queen mengontrol suhu ruangan, pencahayaan, keamanan biometrik, hingga sistem logistik internal.

---

Reaksi Karyawan & Masyarakat

Karyawan BitWhale dan BitCapital dikejutkan oleh kecanggihan sistem baru ini. Mereka mulai mengunggah video ke media sosial:

Pintu kantor yang terbuka otomatis berdasarkan pengenalan wajah.

Ruang rapat yang berubah suhu dan pencahayaan sesuai preferensi peserta.

Red Queen memberikan laporan pasar harian secara verbal dengan suara tenang.

Video viral di:

Twitter, Facebook, Reddit, BitPlay, Instagram.

Tagar: #RedQueen2.0 dan #AIofTheFuture

Komentar netizen:

> "Ini 2015, kok rasanya udah 2035."

"BitWhale kantor masa depan. Gila keren banget."

"Red Queen kayak Jarvis di dunia nyata."

---

Reaksi Internal Keluarga Nava

Lyra, Wiliam, Milim, Arvid, dan Benjamin menonton seluruh kekaguman dunia melalui layar besar di ruang kontrol kantor pusat.

> "Lihat dunia menari karena sistem kita," ujar Arvid.

"Dan ini baru permulaan," kata Milim dengan sombong.

"Bayangkan kalau Red Queen kita tanam diam-diam di sistem kripto global," tambah Wiliam sambil tersenyum.

---

Dengan infrastruktur termahal dan tercanggih yang pernah dibuat secara privat di tahun 2015, BitWhale dan BitCapital menempatkan diri mereka jauh di atas kompetitor.

Ini bukan sekadar sistem AI. Ini adalah pondasi masa depan, dan hanya keluarga Nava yang tahu arah sebenarnya.

---

Tahun 2015. Sementara dunia terpana dengan teknologi Red Queen 2.0, di balik layar, Arvid Lane Nava dan tim elit BitCapital diam-diam menjalankan operasi investasi global senilai 90 miliar dolar, sepenuhnya milik keluarga Nava. Tak ada pemegang saham luar. Tak ada dewan pengawas. Ini kerajaan finansial pribadi.

---

Portofolio BitCapital

Investasi BitCapital mencakup:

Kepemilikan strategis di Tesla, SpaceX, Apple, dan Nvidia, dengan akumulasi saham sejak awal 2010-an.

160.000 Bitcoin, disimpan di cold wallet pribadi keluarga.

Kilang minyak di Nigeria dan Rusia, digunakan sebagai aset riil untuk melindungi nilai dan memperluas pengaruh di sektor energi.

---

Misi Rahasia di Nigeria

Dengan total investasi sebesar $18 miliar hanya di Nigeria, Arvid menjalankan proyek besar-besaran:

Pengerukan sumber daya alam, termasuk minyak, gas alam, lithium, dan emas.

Suap politikus dan pejabat lokal untuk mengamankan perizinan dan proteksi hukum.

Perekrutan organisasi mafia Afrika Barat dan beberapa jaringan pengaruh Rusia untuk menjaga keamanan proyek dan menyingkirkan kompetitor lokal.

Semua ini dilakukan dengan protokol sangat rahasia. Dana dialihkan melalui skema perusahaan cangkang dan perjanjian multinasional.

> "Nigeria bukan hanya ladang minyak, ini kunci dominasi masa depan Afrika," kata Arvid dalam rapat tertutup bersama direksi BitCapital.

---

Kantor Pusat BitCapital: Markas Keputusan Global

Di ruang konferensi bawah tanah, Milim, Arvid, Wiliam James, dan Lyra menatap peta dunia yang diproyeksikan oleh Red Queen. Bendera kecil menandai lokasi investasi dan titik tekanan geopolitik.

> "Jika kita kuasai Nigeria secara tidak langsung, kita bisa kendalikan separuh Afrika melalui ekonomi dan energi," ujar Milim serius.

> "Kita tidak perlu perang. Kita beli semua orang yang perlu dibeli," jawab Wiliam tenang.

---

Efek Domino Global

Negara lain mulai menyadari dominasi kapital BitCapital, tapi tak bisa membuktikan keterlibatan langsung.

Organisasi intelijen dunia mulai memperhatikan aktivitas investasi keluarga Nava.

Pasar Afrika dan industri energi global mulai bergejolak dengan masuknya BitCapital sebagai aktor diam-diam namun dominan.

---

Bab ini menjadi fondasi awal pengaruh geopolitik keluarga Nava. Di permukaan, mereka hanya perusahaan investasi sukses. Tapi di bawahnya, mereka mulai mencengkeram dunia melalui uang, sumber daya, dan teknologi.

---

More Chapters