LightReader

Chapter 2 - BAB 2 : KECELAKAAN

Rey mengantar Evelyn, setelah itu dia pun pergi menemui ayahnya

30 menit perjalanan menuju perusahaan, akhirnya ia pun sampai

"selamat siang pak" ucap Rey

"udah sore ini Rey" ucap security

"oh ya lupa saya pak"

"tuan Rey mau kemana?"

"ini, papa nyuruh datang katanya ada yang mau di omongin"

"waduh, pak Robertnya lagi keluar"

"kemana pak?"

"katanya beli kopi"

"loh, emang di perusahaan papa gak ada mesin kopi gitu?"

"ada sih, kayaknya pak bos mau nyoba rasa baru kali Rey"

"hadeh, ada-ada aja papa, yaudah pak saya tunggu di dalam aja"

15 menit kemudian akhirnya papa Rey datang

"eh nak, udah lama nunggu?"

"gak terlalu lama sih pa, cuman 15 menit"

"maaf ya nak, tadi papa keluar beli kopi"

" iya gak papa pa"

"jadi gini, umur papa ini kan udah tua, udah saatnya pensiun papa nyuruh kamu datang itu karna papa mau mewariskan perusahaan ini ke kamu, tapi papa pengen liat kamu bisa gak mengendalikan perusahaan ini"

"Rey masih ragu-ragu pa"

kringg kringg kringg

di tengah obrolan tiba-tiba saja telepon dari pak Robert berbunyi

"halo, okeoke saya kesana sekarang"

"papa ada urusan mendadak kita lanjut nanti" ucap pak Robert yang kemudian melangkah pergi meninggalkannya

Rey pun memutuskan untuk pulang, sepanjang jalan ia terus memikirkan gimana cara mengendalikan perusahaan itu, karena gak fokus nyetir mobil yang di kendarainya menabrak pembatas jalan, Rey yang saat itu sedang di dalam mobil kemudian merangkak keluar dan segera meminta pertolongan, tampak darah mengalir dari telinganya pengendara lain yang melihat hal itu kemudian beramai-ramai datang menolongnya.

"ayo bantu pak, telepon ambulance"

setelah menunggu selama 10 menit ambulance pun datang lalu membawa Rey untuk mendapatkan perawatan, di tengah perjalanan menuju rumah sakit, ia yang saat itu terbaring lemas akhirnya pingsan karna kehabisan darah, setelah sampai Rey kemudian di bawa masuk ke ruang gawat darurat dan segera di tangani, pihak rumah sakit pun menghubungi keluarganya.

"halo, saya dari pihak rumah sakit mengabarkan bahwa keluarga anda bernama Rey mengalami kecelakaan, segeralah kerumah sakit"

ternyata yang mengangkat telepon dari pihak rumah sakit itu kakaknya sebut saja Flora, Flora yang saat ini sedang panik kemudian menghubungi pak Robert.

"halo pa, Rey kecelakaan pa"

"apa!!!, papa segera kerumah sakit sekarang"

Flora kemudian ikut serta pergi menuju rumah sakit, sesampainya di rumah sakit pak Robert dan Flora kemudian masuk ke dalam ruang gawat darurat dan mendapati Rey terbaring lemas tak berdaya, tubuhnya di penuhi selang infus.

"ya tuhan, kenapa kamu bisa begini Rey" ucap pak Robert

"Rey bangun dek, bangun ini kakak" ucap Flora

dokter kemudian menjelaskan bahwa Rey mengalami pendarahan di kepala dan harus di operasi segera mungkin, operasi di laksanakan jam 8 malam, kemudian dokter juga menyuruh pihak keluarga untuk segera menyelesaikan pembayaran agar operasi bisa di lakukan.

setelah menyelesaikan pembayaran, pihak keluarga kemudian di suruh menemani Rey sampai jam operasi tiba, satu lagi dokter juga berpesan sebelum operasi Rey di lakukan tidak boleh di beri makan atau pun minum, tindakan tersebut di lakukan untuk mencegah komplikasi selama operasi terutama terkait anestesi.

pak Robert yang saat ini sedang sedih kemudian di hampiri Flora.

"pa, papa tenang aja ya kita doain semoga tuhan memperlancarkan operasi Rey, papa jangan sedih lagi, ada Flora di sini pa"

jam 8 pun tiba

dokter kemudian membawa Rey ke ruang operasi dan segera memulainya, pak Robert yang saat ini menunggu di luar terus-menerus berdoa meminta kelancaran operasi putranya

2 jam telah berlalu sejak di mulainya operasi dokter kemudian keluar dari ruangan dan langsung di hampiri pak Robert menanyakan kabar anaknya

"dok, gimana operasi anak saya dok?"

"alhamdulilah operasi berjalan lancar"

"alhamdulilah, terimakasih tuhan, terimakasih dok"

"sama-sama pak, kalau begitu saya permisi dulu"

Rey pun kemudian di bawa kembali ke kamar pasien, pak Robert dan Flora kemudian menghampirinya.

45 menit berlalu, Rey akhirnya sadar dari obat bius yang di suntikan ke tubuhnya.

"nak, kamu sudah sadar? alhamdulilah" ucap pak Robert yang senang bukan main melihat putranya sadar

"dek, alhamdulilah kamu udah bangun" ucap Flora

"Rey dimana ini?"

"kamu di rumah sakit nak, kamu mengalami kecelakaan hingga tak sadarkan diri, kata dokter kepala kamu mengalami pendarahan dan kamu di operasi"

"maafpa, maaf Rey gak fokus menyetir, maaf juga udah ngerepotin papa sama kak Flora"

"hei kamu ngomong apa Rey? udah tugas papa sebagai orang tua kamu bertanggung jawab untuk anaknya"

"kakak gak ngerasa di repotin kok dek, mahalan kakak senang banget kamu udah sadar"

Rey pun tersenyum manis dan kemudian tertidur, di tengah malam ia terbangun karena lapar untungnya ada makanan dari pihak rumah sakit, Rey pun kemudian membangunkan kakaknya yang tidur di sebelahnya.

"kak, kak Flora"

"eh iya dek, kenapa?"

"Rey lapar kak"

"ini ada nasi di kasih suster tadi, kakak lupa kalau kamu belum makan, yaudah kamu makan ya biar kakak suapin"

Flora pun menyuapi adiknya itu, setelah selesai makan Rey lanjut menonton, ia melihat siaran tv yang menampilkan berita tentang pengusaha muda yang sukses.

"kak, Rey nanti mau jadi pengusaha juga deh biar sukses di usia muda"

"iya dek, kakak selalu dukung kamu, kalau kamu butuh bantuan nanti jangan malu bilang ke kakak"

"Rey nanti mau bangun usaha bakpau kak, nanti nama usahanya itu Rey bakpau"

"hahaha, lucu banget namanya dek"

"terus Rey nanti mau buat bakpau paling enak di kota ini"

"iya dek, kamu harus semangat kalau mau bangun usaha, kalau gagal kamu jangan mudah untuk nyerah, kakak selalu di samping kamu apapun yang terjadi"

"iya kak Rey pasti gak akan menyerah sebelum mencapai kesuksesan, makasih ya kak udah mau bantu"

"sama-sama dek, kan kamu adek kakak paling ganteng hihihi, yaudah kamu lanjut lagi istirahatnya biar cepat-cepat pulih terus bangun usaha"

"okey kak, Rey tidur dulu ya"

Rey pun memutuskan untuk tidur, tampaknya ia mempunyai suatu tujuan yaitu bangun usaha, tapi untuk saat ini dirinya harus banyak beristirahat agar bisa pulih sepenuhnya, ke esokkan harinya suster dan dokter datang keruangannya untuk menanyakan keadaanya.

"gimana pak Rey keadaannya?" tanya dokter

"alhamdulilah baik-baik aja dok, cuman kadang sedikit pusing aja"

"obatnya udah di minum?"

"udah dok"

"kalau gitu kita lanjut mandiin kamu dulu ya"

"hah? dokter yang mandiin saya? gak mau dok saya malu"

"gak papa, jangan malu emangnya kamu telanjang di sini? engga kan jadi ngapain harus malu"

"biar papa saya aja yang mandiin saya dok"

Rey pun menyuruh Flora untuk menelpon ayahnya dan meminta untuk datang

.-TO BE CONTINUED-

sampai jumpa di next episode ya

update setiap hari per bab/lebih

terimakasih udah baca ceritaku

salam hangat

author: Farhan

More Chapters