LightReader

Chapter 1 - Bab 1: Telinga yang Tak Biasa dan Harapan Seorang Anak

Namaku Liana Nekomori. Sejak aku dilahirkan, ada satu hal yang membuatku berbeda dari anak-anak lain di desa kecil pinggir hutan tempat aku dibesarkan—aku memiliki sepasang telinga kucing di kepalaku. Oh, dan ekor. Jangan lupakan ekornya.

Di desa tempatku tumbuh, orang-orang menyebutku "anak hutan" atau "si kutukan kucing". Sebagian besar warga takut padaku, karena katanya aku keturunan makhluk setengah siluman. Padahal, aku hanya anak biasa yang suka mengejar kupu-kupu dan tidur siang di bawah pohon.

Ibuku, satu-satunya orang yang selalu ada untukku, bilang kalau telinga dan ekorku adalah warisan dari ayah yang belum pernah kutemui. Ia mengatakan ayahku berasal dari ras kuno yang memiliki koneksi kuat dengan alam dan sihir—mungkin itu juga alasan mengapa aku bisa mendengar suara angin atau merasakan perasaan hewan di sekitarku.

Tapi hidup di desa itu bukanlah cerita yang manis. Setiap hari, aku menahan tatapan tajam dan bisikan lirih. Anak-anak lain tidak mau bermain denganku. Bahkan ketika aku menawarkan roti yang kubuat sendiri, mereka malah lari ketakutan.

"Ada sesuatu yang salah padaku?" aku bertanya pada ibu suatu malam.

Ibu mengusap kepalaku dengan lembut, menenangkan telingaku yang bergetar.

"Tidak, sayang. Dunia hanya belum siap menerima yang istimewa. Tapi suatu hari nanti, kamu akan menemukan tempat di mana kamu benar-benar dibutuhkan."

Aku tidak tahu saat itu bahwa hari itu akan datang lebih cepat dari yang kukira.

---

Pada usia sepuluh tahun, aku ditinggal ibu. Penyakit tua, kata tetua desa. Tapi aku tahu… itu karena terlalu lama menanggung beban dunia sendirian. Saat ibu dikuburkan, hanya aku yang berdiri di samping nisan batu yang dingin. Tidak ada doa. Tidak ada tangisan selain milikku.

Aku hidup sendiri setelah itu—memasak, mencuci, dan merawat rumah kecil peninggalan ibu. Kadang aku berbicara dengan kupu-kupu, atau bermain dengan kucing liar yang entah mengapa selalu datang ke halaman.

Sampai pada suatu hari, kereta kuda hitam berhenti di depan rumahku. Dari dalamnya turun seorang wanita anggun dengan rambut perak yang diikat rapi dan mata yang tajam seperti elang.

"Apakah kau Liana Nekomori?" tanyanya.

Aku hanya mengangguk, masih bingung.

"Namaku Lady Valtina. Aku mendengar kabar tentang anak setengah beastfolk yang tinggal sendirian di pinggiran hutan. Aku sedang mencari seorang maid baru untuk rumah besar milikku di kota Luthienne. Tertarik untuk ikut?"

Aku masih terlalu bingung untuk berkata-kata. Maid? Seperti… yang membersihkan rumah? Tapi… kenapa aku?

"Karena," katanya seolah membaca pikiranku, "kau memiliki aura yang langka. Dan aku yakin... tempatmu bukan di sini."

Dan begitulah awal perjalananku meninggalkan desa yang dingin, menuju kota besar… dan kehidupan baru yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.

----

More Chapters