LightReader

Chapter 6 - Eps6: Kota Cahaya yang Terluka

Abbas berdiri di atas gerbang utama Kota Aurath, kota cahaya yang tampak gemilang dari kejauhan, namun kini penuh puing dan luka. Asap masih mengepul dari menara-menara yang hangus, dan suara tangis terdengar di beberapa sudut kota. Serangan bayangan telah meninggalkan luka yang tak hanya fisik melainkan batin yang dalam.

"Ini... akibat dari pertempuran itu?" Abbas bergumam.

"Dan ini baru permulaan," jawab suara berat di sampingnya.

Abbas menoleh. Sosok berjubah putih dengan tongkat kayu berdiri tegak. Wajahnya tua, janggutnya panjang berkilau, dan matanya tajam meski ada kantung mata menggantung.

"Namaku Kaelus," katanya. "Aku akan menjadi gurumu. Bukan karena aku ingin. Tapi karena Elira memaksaku."

"Aku... terima kasih," jawab Abbas, agak bingung.

Kaelus mendengus. "Jangan berterima kasih dulu. Kau akan membenciku dalam tiga hari."

Sebelum Abbas sempat bertanya, langkah kaki cepat menghampiri mereka. Seorang gadis muda berambut cokelat liar dan kulit cokelat keemasan menghentikan larinya di hadapan mereka.

"Kaelus! Kota Selatan butuh bantuan, bayangan muncul lagi di Hutan Bayangan!"

Gadis itu mengenakan pelindung kulit dan panah di punggungnya. Matanya tajam, penuh semangat dan kemarahan yang belum padam.

"Ini Zera," kata Kaelus sambil menguap. "Anak angkat hutan. Dia terlalu keras kepala untuk mati."

Zera memutar bola matanya. "Dan kau terlalu lamban untuk menyelamatkan dunia, tua bangka."

Lalu Zera menatap Abbas, penuh rasa ingin tahu. "Kau manusia baru itu, ya?"

"Iya. Aku Abbas."

Zera tersenyum tipis. "Semoga kau bukan hanya cahaya sesaat. Dunia ini sudah terlalu banyak berharap pada bintang jatuh."

Sebelum suasana semakin kaku, Elira muncul. Wajahnya pucat, tapi tetap tenang. "Zera, bawa Abbas ke Kuil Latihan. Kaelus, siapkan Ujian Jiwanya. Kita tidak punya banyak waktu."

Zera mengangguk, lalu menggandeng Abbas. "Ayo. Kita mulai menyingkap siapa dirimu sebenarnya."

Mereka berjalan menuruni tangga batu ke bawah kota, menuju ruangan bawah tanah tempat Kuil Latihan Jiwa berada, tempat yang selama ribuan tahun digunakan untuk membangunkan kekuatan para penjaga sejati.

Di tengah kuil yang penuh patung cahaya dan simbol kuno, Abbas berdiri di atas lingkaran sihir yang mulai bersinar.

"Abbas," kata Kaelus dari kejauhan, "dalam ritual ini, kau akan menghadapi jiwamu sendiri. Jika kau takut, kau akan hilang. Jika kau berdusta, kau akan hancur. Tapi jika kau jujur… kau akan menjadi sesuatu yang lebih dari manusia."

Cahaya menyelimuti tubuh Abbas. Dunia berputar. Ia memasuki dimensi di mana hanya ada dirinya sendiri dan bayangannya.

Di dalam, ia melihat sosok dirinya yang dulu lelah, putus asa, marah, dan kecewa pada dunia.

"Kenapa kau di sini?" tanya bayangan itu.

"Aku ingin... hidup. Aku ingin memperbaiki semuanya."

"Bohong," jawab bayangan itu. "Kau hanya ingin lari."

Pertarungan batin dimulai.

More Chapters