Di singgasananya yang dingin di Aethel Tech, Daniel Vance bukan lagi Daniel Vance, sang miliarder. Di dalam benaknya, ia adalah Zor-El dari Krypton, seorang ilmuwan yang pikirannya terbiasa menavigasi matriks kristal dan arsitektur data yang tak terbayangkan oleh manusia. Jari-jarinya menari di atas antarmuka holografik, bukan sekadar mengetik kode, tetapi memahat gelombang partikel, menyusun perintah dalam bahasa kuno Krypton yang bergema melalui frekuensi subspasial.
Targetnya adalah fragmen Sunstone di jantung benteng Savage. Ia tidak bisa menghancurkannya—itu akan melepaskan data dan energi yang terlalu berbahaya. Sebaliknya, ia akan membajaknya. Ia mengirimkan "bisikan"—sebuah virus data yang menyamar sebagai protokol diagnostik standar Kryptonian—yang dirancang untuk mencari dan mengeksploitasi celah dalam integrasi kasar yang dilakukan Savage.
"Aku membangun kota-kota kristal sebelum kau belajar menyalakan api, Savage," gumam Daniel pada dirinya sendiri, matanya berkilat dengan cahaya biru samar dari layar. "Kau bermain dengan mainan yang tidak kau mengerti."
Di Jantung Benteng...
Tim Beta terdesak. Scandal Savage bertarung dengan kebrutalan dan efisiensi yang diwarisi dari ayahnya. Cincin Alan Scott kesulitan menahan pedang energinya, dan kecepatan Barry hanya bisa menjadi pengalih perhatian sesaat. Tepat saat Scandal akan mendaratkan pukulan telak pada Batman, inti waktu di belakangnya berdenyut liar.
Vvvvvooomm!
Sebuah gelombang energi zamrud kehijauan—warna khas data Kryptonian—meletus dari inti, membuat lampu di ruangan berkedip-kedip. Scandal terhuyung mundur, perisai di lengannya berderak tak menentu.
"Apa yang terjadi pada kekuatan Ayah?" serunya, bingung.
Batman tidak membuang waktu. "Sekarang!" teriaknya. Ia melemparkan beberapa peledak kejut ke kaki Scandal, sementara Hawkgirl menukik dari atas. Kekacauan sesaat itu adalah celah yang mereka butuhkan. Barry Allen, memanfaatkan momen itu, berlari mengelilingi inti, menganalisis fluktuasi dengan kecepatan super.
"Ada ... ada kode baru yang masuk!" seru Barry. "Ia menimpa perintah Savage! Polaritasnya mulai berbalik dengan sendirinya!"
Di Ruang Tahta...
Superman terhuyung-huyung, keringat membasahi dahinya saat radiasi matahari merah menggerogoti kekuatannya. Vandal Savage tertawa, mengangkat gada energinya untuk pukulan terakhir.
"Akhir dari sang manusia masa depan!" raungnya.
Tiba-tiba, lampu merah yang menyinari ruangan itu berkedip dan padam. Untuk sesaat, hanya ada kegelapan, lalu cahaya putih normal kembali menerangi ruangan. Savage membeku, merasakan koneksinya dengan kekuatan benteng goyah.
Di momen itu, Superman merasakan kehangatan yang familiar mengalir kembali ke dalam sel-selnya. Kekuatan matahari kuning Bumi, yang tak terhalang lagi, membanjirinya seperti air bah. Matanya bersinar merah terang. Dengan raungan yang dahsyat, ia melesat maju, bukan lagi sebagai korban, tetapi sebagai kekuatan alam. Pukulan tunggalnya menghantam Vandal Savage, mengirim tiran abadi itu terbang menabrak dinding ruang tahta dengan dentuman yang mengguncang seluruh benteng.
Di Luar Benteng...
Tim Gamma menyaksikan dengan takjub saat benteng itu mulai bergetar hebat. Tapi Doctor Fate merasakan sesuatu yang lain. Ia berhenti melantunkan mantranya, kepalanya miring seolah mendengarkan musik yang tak terdengar.
"Ada kehadiran lain," katanya, suaranya yang bergema terdengar bingung. "Sebuah kesadaran... terstruktur, logis, sangat kuat. Bukan dari Savage. Ia menyentuh celah waktu ini dengan presisi seorang ahli bedah. Ia bernyanyi... dalam bahasa kristal."
Martian Manhunter, yang terhubung secara telepatis dengan tim, juga merasakannya. "Sebuah pikiran yang sangat disiplin. Tersembunyi, namun sangat kuat. Aku tidak bisa menemukannya, seolah terlindung oleh perisai mental yang belum pernah kurasakan sebelumnya."
Di Aethel Tech, Daniel merasakan perlawanan terakhir dari Savage saat tiran itu mencoba merebut kembali kendali atas Sunstone. Daniel mengerahkan seluruh konsentrasinya, mengirimkan satu perintah terakhir—sebuah perintah kunci yang dirancang oleh Jor-El dan dirinya sendiri ribuan tahun lalu: Protokol Kandor. Perintah darurat untuk mengisolasi dan menonaktifkan semua sistem kristal yang terhubung.
Di dalam benteng, Sunstone itu berhenti berdenyut. Inti waktu mengeluarkan suara melengking yang memekakkan telinga, dan seluruh struktur benteng mulai terdistorsi, menjadi semi-transparan.
"Semua tim, laporkan!" Suara Batman terdengar tajam di seluruh saluran komunikasi. "Inti waktu akan runtuh! Ia akan menarik seluruh benteng kembali ke garis waktunya. Kita punya sembilan puluh detik untuk keluar!"
Savage, bangkit dari puing-puing, menatap monitornya dengan murka. Ia melihat datanya ditimpa oleh simbol Kryptonian yang tidak ia kenali. "Tidak! Siapa kau?! Tunjukkan dirimu, pengecut!" teriaknya ke udara kosong.
Tim Alfa dan Beta bergegas menuju titik evakuasi. Wonder Woman mengikat Savage yang pingsan dengan Lasonya, memastikan dia kembali ke masa lalu bersamanya. "Kita tidak bisa membiarkannya berkeliaran di sini," katanya.
Saat para pahlawan melompat keluar dari benteng yang memudar, mereka menyaksikan struktur raksasa itu berputar, menyusut, dan akhirnya menghilang ke dalam celah waktu yang kemudian menutup dengan sendirinya, meninggalkan keheningan dan langit yang cerah di atas Atlantik.
Mereka telah menang.
Namun, saat mereka berkumpul kembali, sebuah pertanyaan baru menggantung di udara, lebih berat dari benteng mana pun. Siapa "hantu di dalam mesin" yang telah menyelamatkan mereka? Doctor Fate menatap ke arah Metropolis. Superman, merasakan kekuatan penuhnya kembali, merasa ada sesuatu yang familier dalam gelombang energi yang membebaskannya, seperti gema dari lagu pengantar tidur yang sudah lama terlupakan.
Dan di Aethel Tech, Daniel Vance bersandar di kursinya, memutus koneksi. Ia berhasil. Namun ia tahu, dengan menyelamatkan hari ini, ia telah menciptakan sebuah misteri baru. Sebuah misteri yang menunjuk langsung kepadanya. Tirai itu kini telah sedikit tersingkap, dan cepat atau lambat, seseorang akan mencoba mengintip ke baliknya.