LightReader

Chapter 2 - Bab 2: Intrik Kuno dan Penemuan Tak Terduga

Kabar tentang "bencana" di hutan menyebar seperti desas-desus di antara komunitas vampir primitif. Mereka tidak tahu siapa atau apa yang telah memusnahkan klan kecil itu, hanya saja ada kekuatan baru yang mengerikan telah bangkit. Sephiroth, sementara itu, menghabiskan hari-harinya menjelajahi dunia purba ini, menguji batas kekuatannya, dan mengumpulkan informasi.

Ia menemukan bahwa hutan ini hanyalah bagian kecil dari benua yang luas, penuh dengan energi yang belum terjamah. Ada jejak-jejak kekuatan elemental yang kuat, sisa-sisa entitas purba yang mendiami bumi sebelum kedatangan Ras. Dia bisa merasakan Lifestream dunia ini, meskipun berbeda dari yang ada di Final Fantasy VII. Di sini, Lifestream lebih liar, lebih terhubung dengan alam dan spiritualitas, bukan sekadar energi Mako yang dieksploitasi.

Suatu malam, saat ia duduk di puncak tebing yang menjulang tinggi, mengamati langit yang dipenuhi bintang-bintang tak terhitung, ia merasakan sesuatu yang menarik. Sebuah aurora energi murni, berkedip-kedip di kejauhan. Itu bukan aura vampir, bukan pula Lycan. Itu adalah energi Noble, namun jauh lebih besar dan murni dari yang pernah ia bayangkan.

"Raizel," gumamnya, matanya menyipit. "Atau mungkin ... yang lebih tua?"

Rasa penasaran Sephiroth terusik. Dengan kecepatan yang tak tertandingi, ia melesat melintasi hutan, melewati pegunungan, menuju sumber energi itu. Perjalanan itu memakan waktu berhari-hari, namun baginya terasa singkat. Ia bahkan tidak perlu istirahat. Dalam perjalanannya, ia berpapasan dengan kawanan Lycan purba. Mereka, yang belum memiliki organisasi seperti di masa depan, bergerak dalam kelompok kecil, jauh lebih buas dan instingtif. Beberapa mencoba menyerangnya, dan berakhir dengan nasib yang sama seperti para vampir: lenyap tak bersisa di hadapan Masamune.

Akhirnya, ia tiba di sebuah lembah tersembunyi, terlindung oleh pegunungan raksasa dan kabut tebal. Di tengah lembah itu, ia menemukan sesuatu yang menakjubkan. Sebuah kuil kuno, terbuat dari batu hitam pekat yang memancarkan aura sakral. Kuil itu tampak berusia puluhan ribu tahun, namun berdiri kokoh, seolah dilindungi oleh kekuatan tak kasat mata.

Di dalam kuil, ia menemukan sebuah sarkofagus batu yang diukir dengan simbol-simbol aneh. Dari sarkofagus inilah aura Noble yang kuat itu berasal. Ia mendekat, merasakan tarikan kuat pada jiwanya. Ini adalah tempat tidur Raizel, atau setidaknya, sebuah tempat di mana seorang Noble kuno sedang dalam tidur panjang.

Sephiroth meletakkan tangannya di permukaan sarkofagus. Ia merasakan denyutan kekuatan yang luar biasa, energi yang begitu murni hingga membuatnya sedikit terkejut. Itu adalah Darah Murni, esensi yang menjadi dasar kekuatan seorang Noble. Namun, ia juga merasakan adanya segel, sebuah pembatas yang menahan energi itu agar tidak menyebar.

"Ini menarik," bisiknya. "Jadi ini adalah tempat tidur Raja yang belum dilantik? Atau... Raja yang terdahulu?"

Tiba-tiba, mata Sephiroth menangkap sesuatu yang lain di sudut ruangan. Bukan di dalam sarkofagus, melainkan sebuah gulungan perkamen kuno, terbuat dari bahan yang tak dikenal, diletakkan di atas sebuah meja batu kecil. Ia mengambilnya, merasakan energi sihir kuno mengalir dari sana.

Gulungan itu berisi tulisan tangan yang sangat tua, dalam bahasa yang ia pahami secara naluriah berkat proses transmigrasinya. Itu adalah catatan seorang Noble kuno, yang menuliskan tentang ancaman yang akan datang. Ancaman yang bukan berasal dari Ras lain, melainkan dari dalam diri mereka sendiri: Para Pengkhianat.

Gulungan itu juga menceritakan tentang sebuah senjata suci, yang mampu mengendalikan dan memurnikan Darah Murni, namun juga bisa menghancurkan dunia jika jatuh ke tangan yang salah. Senjata itu disebut "Blood Moon Scythe", dan konon tersembunyi di suatu tempat yang hanya bisa dijangkau oleh Darah Murni sejati.

"Blood Moon Scythe," ulang Sephiroth, seringai tipis muncul di wajahnya. "Sebuah sabit yang bisa mengendalikan Darah Murni. Ini jauh lebih menarik daripada sekadar menaklukkan klan vampir primitif."

Ia juga menemukan petunjuk samar tentang Union – sebuah organisasi yang belum terbentuk, namun akarnya sudah ada dalam bentuk kelompok-kelompok vampir yang ambisius dan ingin menguasai dunia. Catatan itu berbicara tentang "percobaan" yang dilakukan oleh beberapa Noble yang sesat, mencoba memanipulasi Darah Murni untuk tujuan terlarang.

Informasi ini mengubah perspektif Sephiroth tentang masa depan. Dia kini memiliki pengetahuan tentang Union yang akan datang, dan potensi untuk mengintervensi atau bahkan membentuknya. Dia juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan Blood Moon Scythe, sebuah artefak yang bisa memberinya kekuatan tak terbatas, bahkan mungkin melampaui kekuatan Jenova atau Geostigma.

Berdiri di kuil yang sunyi itu, Sephiroth merasakan gejolak ambisi di dalam dirinya. Ia bukan lagi sekadar seorang pengamat yang ingin bertahan hidup. Ia adalah penguasa jiwa, dan di dunia ini, ia bisa menjadi Dewa. Ia bisa membentuk sejarah, menaklukkan Ras, dan bahkan mungkin, mengubah takdir para Noble dan Vampir.

Pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan. Haruskah ia membangun kekuasaannya sendiri dan menaklukkan semua Ras? Haruskah ia mengganggu tidur Raizel dan memanipulasi Noblesse dari balik layar? Atau haruskah ia mencari Blood Moon Scythe terlebih dahulu, dan menggunakan kekuatannya untuk tujuan yang lebih besar?

Satu hal yang pasti: dunia purba ini tidak akan pernah sama lagi dengan kedatangan Sang Penguasa Jiwa dan Pewaris Kekuatan Sephiroth.

More Chapters