LightReader

Chapter 49 - Bab 49: Pertemuan Takdir di Ambang Dunia

Kekuatan Cadis Etrama di Raizel telah mencapai puncaknya, menghancurkan sisa-sisa terakhir Union. Ia telah menyatukan para Noble, dan bersama Frankenstein, ia kini bergerak dengan tujuan tunggal: menghadapi dalang di balik semua kekacauan dan kedamaian palsu ini. Sementara itu, di Forks, Alice Cullen hidup dalam ketegangan yang konstan, di samping Adrian, yang kini ia tahu adalah The One Sang Pembantai. Ketegangan ini mencapai titik didih, mempersiapkan panggung untuk benturan kekuatan yang telah tertunda ribuan tahun.

Sephiroth, sebagai The One, merasakan setiap langkah Raizel. Ia merasakan kekuatan yang mendekat, aura Noblesse murni yang memicu ingatan yang sangat kuno dalam dirinya. Ingatan tentang sebuah dunia yang berbeda, pertarungan yang mendefinisikan dirinya, dan kemenangan yang melahirkan dominasinya.

Jejak Perang Kuno

Raizel, Frankenstein, dan para Noble yang tersisa melacak jejak energi yang dipancarkan oleh The Veil dan sisa-sisa Union yang terhubung ke sumber utama. Mereka bergerak melintasi benua, menuju titik di mana konsentrasi energi itu paling padat: di suatu tempat yang tersembunyi jauh di pegunungan, jauh di dalam Kerajaan Crimson yang selama ini hanya menjadi bisikan.

Dalam perjalanan mereka, Raizel merasakan gelombang energi yang semakin kuat, familiar namun juga asing. Itu adalah energi yang telah menguasai Lifestream, energi yang telah menekan dunia selama ribuan tahun. Dan semakin dekat mereka, semakin jelas gambaran di benak Raizel.

Ingatan yang Bangkit: Perang Puncak Ribuan Tahun Lalu

Saat mereka akhirnya tiba di ambang batas Kerajaan Crimson, di sebuah lembah pegunungan terpencil yang diselimuti kabut dan aura yang menekan, mereka merasakan kehadiran itu. Di tengah lembah, berdiri seorang sosok. Rambut perak panjangnya berkibar ditiup angin dingin, matanya memancarkan kilatan perak yang menusuk jiwa. Di sisinya, mengambang di udara dengan aura mematikan, adalah pedang legendaris Masamune.

Itu adalah Sephiroth, The One Sang Pembantai, dalam wujud aslinya, tidak lagi bersembunyi di balik persona Adrian atau Sang Guru Berbayang.

Melihat Sephiroth, ingatan yang telah lama terkunci dalam diri Raizel bangkit dengan dahsyat. Itu adalah ingatan tentang Perang Puncak Ribuan Tahun Lalu.

Kehancuran Ras: Raizel melihat kembali ke masa lalu, ke ribuan tahun yang lalu. Ia melihat sosok berambut perak yang sama, dikelilingi oleh kekuatan yang tak terlukiskan. Ia melihat kehancuran. Ras-ras purba, entitas-entitas kuat yang telah lama dilupakan, hancur di hadapan kekuatan Sephiroth. Ia melihat bagaimana The One, dengan kekuatan Lifestream yang dikendalikannya, melenyapkan mereka satu per satu. Bukan hanya perang, melainkan pemusnahan total.

Kehancuran Dunia Lama: Ia melihat bagaimana dunia yang ia kenal—dunia yang kaya akan berbagai ras, sihir, dan kehidupan—terbakar dan runtuh di bawah dominasi Sephiroth. Lifestream, yang seharusnya mengalir bebas, dikendalikan dan dibengkokkan sesuai kehendak The One, menciptakan "kedamaian" yang statis dan mati.

Penguasaan Absolut: Raizel menyaksikan, dalam ingatannya yang terbangkitkan, bagaimana Sephiroth akhirnya berdiri sebagai satu-satunya penguasa, mengalahkan semua yang berani menentangnya. Ia melihat ribuan makhluk, baik kuat maupun lemah, tak berdaya di hadapan kekuatan The One. Itu adalah sebuah kemenangan yang mutlak dan mengerikan, sebuah peristiwa yang mengukir takdir baru bagi seluruh planet.

Ingatan itu membanjiri pikiran Raizel, membuatnya sesaat terhuyung. Ia tidak hanya melihat; ia merasakan kengerian dan kehampaan yang dihasilkan oleh kemenangan Sephiroth.

Pertemuan Para Titan

Frankenstein, yang merasakan gelombang kekuatan dari Sephiroth dan ingatan yang menyakitkan dari Raizel, melangkah maju, siap melindungi tuannya. Para Noble yang bersama mereka juga merasakan aura kuat dari Sephiroth, sebuah kekuatan yang melampaui segala yang pernah mereka hadapi.

Sephiroth menatap Raizel dengan mata peraknya. Tidak ada emosi yang jelas, hanya sebuah pengakuan. "Jadi, kau akhirnya bangkit," suara Sephiroth bergema, dingin dan resonan, memenuhi lembah. "Aku telah menunggumu, Noblesse."

Raizel, dengan mata merahnya yang kini memancarkan cahaya yang kuat, menatap balik Sephiroth. Ada sebuah kesedihan mendalam di wajahnya, namun juga tekad yang tak tergoyahkan. "Kau... adalah alasan dunia ini seperti sekarang," kata Raizel, suaranya tenang namun penuh otoritas. "Dan aku datang untuk mengakhiri dominasimu."

Di suatu tempat jauh dari lembah itu, di sebuah tempat yang aman, Alice Cullen merasakan gelombang kekuatan yang dahsyat dan mematikan. Visi-visinya bergolak liar. Ia melihat Sephiroth dalam wujud aslinya, dan sosok lain yang kuat. Pertarungan yang ia takuti, antara pria yang ia sayangi dan kekuatan yang ia yakini dapat membebaskan dunia, telah dimulai.

More Chapters