LightReader

Chapter 1 - Legenda Sungai Emas

Bab 1: Kilauan Malam Purnama

Desa Lembah Hijau dikenal dengan keindahannya yang luar biasa. Terletak di tengah lembah yang dikelilingi hutan lebat, desa ini memiliki satu kekayaan yang tak tertandingi: Sungai Emas. Airnya sebening kaca dan berkilau keemasan di bawah sinar bulan purnama. Namun, keindahan itu tak bisa dinikmati sepanjang tahun, karena hanya pada malam purnama air sungai akan bersinar dengan cahaya emas. Bagi penduduk desa, ini adalah keajaiban yang tak bisa dijelaskan oleh akal, dan mereka meyakini bahwa sungai ini memiliki kekuatan gaib.

Bagi Arka, seorang anak yatim piatu berusia lima belas tahun, keajaiban sungai itu lebih dari sekadar cerita legenda. Ayahnya meninggal ketika Arka masih sangat kecil, dan ibunya menghilang tanpa jejak beberapa tahun lalu. Sejak saat itu, Arka hidup bersama Kakek Tanu, tetua desa yang penuh kebijaksanaan namun sedikit pemarah. Meski hidup dengan segala keterbatasan, Arka selalu merasa bahwa ada sesuatu yang besar menanti dirinya.

Sungai Emas adalah tempat yang sering ia kunjungi. Setiap sore, ia duduk di tepi sungai sambil memandangi airnya yang tenang. Namun, malam ini berbeda. Malam ini adalah malam purnama, dan Arka tahu apa yang akan terjadi.

"Arka, jangan pergi terlalu jauh," suara Kakek Tanu terdengar mengingatkan dari belakang rumah. "Ingat, malam ini sangat spesial. Jangan sampai kamu lupa diri."

Arka hanya tersenyum dan mengangguk. Ia sudah terbiasa dengan peringatan-peringatan Kakek, yang selalu khawatir tentang segala sesuatu. Arka berjalan menuju tepi sungai dengan langkah mantap. Dalam hatinya, ia merasa bahwa malam ini adalah malam yang akan mengubah segalanya. Malam ini, dia harus melihat sendiri apakah legenda itu benar-benar ada.

Setibanya di tepi sungai, Arka duduk di batu besar yang biasa ia tempati. Seperti biasa, langit malam terlihat penuh dengan bintang, namun yang paling menonjol adalah bulan purnama yang memancarkan cahaya terang, mencerminkan keemasan di permukaan sungai. Tiba-tiba, sesuatu yang tidak biasa terjadi. Air sungai mulai berkilau dengan warna emas yang semakin terang, seolah-olah ada sesuatu yang bergerak di dalamnya. Hati Arka berdegup lebih cepat.

Ikan Emas, pikir Arka, tak bisa tidak ia ingat dengan cerita yang sering diceritakan Kakek Tanu. Konon, ikan ini memiliki kekuatan luar biasa. Siapa pun yang berhasil menangkapnya, akan diberikan satu permintaan yang dapat mengubah takdir hidupnya. Banyak orang mencoba mencari ikan ini selama bertahun-tahun, namun tak ada yang berhasil. Ikan Emas sangat cerdik, selalu menghindari jebakan manusia.

Namun, malam ini berbeda. Arka merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya, semacam panggilan yang memintanya untuk lebih mendekat. Ia berjalan lebih dekat ke sungai dan menundukkan wajahnya ke air yang berkilau. Dari dalam, ia melihat bentuk yang meluncur dengan lincah, berenang dengan kecepatan yang tak terduga.

Arka terkejut saat melihatnya. Sebuah sosok besar, bercahaya emas, melompat keluar dari air dan berputar-putar di udara sejenak sebelum kembali terjun ke dalam sungai. Itu adalah Ikan Emas.

"Ternyata legenda itu benar," bisik Arka, matanya lebar karena kagum dan terpesona. Namun, perasaan kagumnya segera berganti dengan rasa cemas. Bagaimana ia bisa menangkap ikan itu?

Arka tahu bahwa tidak ada orang yang pernah berhasil menangkap ikan ini. Semua yang mencoba hanya gagal, dan banyak yang pulang dengan tangan kosong atau bahkan tidak pulang sama sekali. Tetapi malam ini, entah mengapa, Arka merasa yakin bahwa ia bisa melakukannya. Ia hanya perlu percaya pada dirinya sendiri.

Sambil menatap ikan yang semakin menghilang ke dalam kedalaman sungai, Arka bertekad untuk mencari tahu lebih banyak. Ia ingin tahu apa yang membuat ikan ini begitu istimewa, dan yang lebih penting, apakah legenda itu benar-benar bisa memberi kesempatan untuk mengubah takdir.

Saat Arka bersiap untuk kembali pulang, sebuah suara terdengar di belakangnya. "Kau melihatnya, ya?" Suara itu lembut dan penuh kebijaksanaan, namun juga membawa kesan misterius. Arka menoleh dan melihat seorang pria tua yang muncul dari balik pepohonan. Pria itu mengenakan jubah panjang yang tampak seperti terbuat dari dedaunan dan kayu yang telah tergerus waktu.

"Siapa... siapa Anda?" tanya Arka, sedikit terkejut dan bingung.

Pria tua itu tersenyum. "Aku Penjaga Sungai Emas. Dan kau, anak muda, terlihat seperti seseorang yang sedang mencari sesuatu lebih dari sekadar ikan."

Arka tercengang. "Penjaga Sungai Emas? Apakah Anda tahu tentang ikan itu?"

"Lebih dari itu, anak muda. Aku adalah saksi dari segala yang terjadi di sungai ini, dan aku tahu siapa yang layak menangkap ikan itu." Pria tua itu melangkah lebih dekat, matanya penuh dengan keteguhan. "Namun, aku juga tahu bahwa keberhasilan tidak datang dengan mudah. Ikan Emas hanya akan muncul bagi mereka yang memiliki hati murni, yang tidak hanya mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri."

Arka terdiam. Ia merasa ada kebenaran dalam kata-kata pria itu. Mungkin, selama ini ia terlalu fokus pada bagaimana ikan itu bisa menyelamatkan desanya, tanpa benar-benar memahami makna dari apa yang ia inginkan.

"Apa yang harus saya lakukan?" tanya Arka, suaranya penuh harap.

Pria tua itu menatap Arka dengan tajam. "Bukan hanya ikan yang akan menguji kamu, anak muda. Jalanmu akan penuh dengan ujian, dan hanya mereka yang berhasil menghadapinya dengan hati yang bersih yang akan mendapatkan apa yang mereka inginkan."

Dengan kata-kata itu, pria tua itu menghilang begitu saja, seolah-olah disapu oleh angin malam. Arka berdiri terpaku, mencoba mencerna kata-kata bijak yang baru saja ia dengar. Hati Arka mulai dipenuhi pertanyaan. Apa artinya memiliki hati yang murni? Bagaimana caranya membuktikan kesungguhannya?

Sungai Emas kembali tenang, hanya ada suara gemerisik air yang mengalir, namun kali ini, Arka merasa ada sesuatu yang lebih besar yang harus ia temui.

More Chapters