LightReader

Chapter 3 - Chapter 3 - Muncul nya pesan misterius

Keesokan paginya, Asta mengundang teman-temannya untuk berkumpul di rumahnya. Mereka duduk melingkar di ruang tamu sambil membahas kejadian yang mereka alami pada malam sebelumnya.

Asta memulai pembicaraan dengan nada serius.

> Asta: "Kalian semua sudah melihat sendiri apa yang terjadi. Para alien itu datang tanpa alasan yang jelas, dan benda yang kita temukan ternyata bukan benda biasa. Aku rasa, ini bukan kebetulan."

Hina, Choji, dan Felix mendengarkan dengan saksama. Setelah beberapa saat, Asta melanjutkan dengan penuh keyakinan.

> Asta: "Aku berpikir… bagaimana kalau kita pergi ke luar angkasa? Jika semua ini berasal dari sana, mungkin jawabannya juga ada di luar bumi. Kita bisa memusnahkan para alien yang mengancam dunia."

Choji tampak ragu.

> Choji: "Kedengarannya keren, tapi bagaimana caranya? Kita bahkan tidak tahu bagaimana cara meninggalkan bumi."

Asta terdiam. Ia sendiri belum memikirkan hal itu. Namun, sebelum pembicaraan mereka berlanjut, Armorbot milik Asta tiba-tiba menyala dan memancarkan cahaya biru yang kuat. Dari tubuh kecil robot itu keluar gelombang sinyal berbentuk pola digital di udara.

> Armorbot: "Sinyal asing terdeteksi. Ini adalah pesan yang dikirim dari jarak jauh."

Asta menatap sinyal itu dengan cemas. Tak lama kemudian, suara seseorang terdengar dari proyeksi hologram tersebut.

> Pesan suara itu berkata:

"Apakah kalian yang telah menyelamatkan Armorbot yang kuciptakan? Jika benar, aku ingin bertemu dengan kalian di Kota Jurba."

Pesan itu berhenti, meninggalkan keheningan.

> Asta: "Kota Jurba? Siapa orang ini… apa mungkin dia pencipta Armorbot?"

Felix: "Kalau benar begitu, kita harus menemuinya. Mungkin dia bisa membantu kita pergi ke luar angkasa."

Choji: "Tapi bukankah Kota Jurba itu berbahaya? Aku pernah mendengar, kota itu penuh dengan penjahat dan kelompok kriminal."

Hina: "Benar. Banyak orang menghindari tempat itu."

Namun, Asta tetap bersikeras dengan keputusannya.

> Asta: "Apa pun risikonya, kita harus pergi. Jika orang itu benar-benar tahu tentang Armorbot, maka dia satu-satunya yang bisa memberi kita petunjuk."

Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya semua setuju. Mereka akan berangkat menuju Kota Jurba.

 

Perjalanan Menuju Kota Jurba

Keesokan harinya, mereka mempersiapkan segala perlengkapan dan memulai perjalanan menggunakan mobil milik Felix. Dalam perjalanan, mereka berhenti di salah satu kota kecil untuk membeli persediaan makanan dan peralatan.

Asta, Hina, dan Felix masuk ke toko untuk berbelanja, sementara Choji menunggu di luar sambil menikmati jajanan. Ketika sedang memakan camilan, Choji menatap langit dan melihat seberkas cahaya jatuh dari langit — tampak seperti bintang jatuh, namun berukuran jauh lebih besar.

> Choji: "Itu… bukan bintang biasa."

Ia segera memanggil Asta dan menceritakan apa yang baru saja dilihatnya. Tanpa menunggu lama, mereka semua bergegas menuju lokasi jatuhnya benda tersebut — sebuah taman luas di pinggir kota.

Sesampainya di sana, mereka terkejut melihat sebuah kapal luar angkasa yang tampak berbeda dari kapal-kapal alien yang pernah mereka temui sebelumnya. Kapal itu berwarna putih keperakan dengan simbol berbentuk sayap di sisinya.

> Asta: "Armorbot, aktifkan mode iris. Deteksi isi kapal."

Armorbot: "Pemindaian dimulai… hasil terdeteksi. Di dalam kapal hanya terdapat satu makhluk hidup."

Asta berjalan mendekat dengan hati-hati. Namun, sebelum ia sempat melakukan apa pun, suara lembut terdengar dari dalam kapal.

> Suara asing: "Aaaa… jangan serang aku!"

Asta terkejut.

> Asta: "Kau… bisa berbicara?"

Makhluk itu: "Ya, aku bisa. Namaku Coco."

Coco kemudian keluar dari kapal. Ia memiliki tubuh kecil berwarna ungu muda, dengan mata besar dan bersinar. Tidak tampak seperti ancaman.

> Asta: "Kami tidak akan menyerang. Aku Asta, dan ini teman-temanku."

Coco: "Senang bertemu dengan kalian. Aku datang ke bumi untuk mencari manusia yang telah menyelamatkan Armorbot."

Asta: "Itu berarti… kami."

Coco tersenyum lega.

> Coco: "Syukurlah. Aku telah lama mencarimu, Asta. Aku ingin mengajakmu dan teman-temanmu bergabung dalam organisasi PGU — Penyelamat Galaksi Unity."

Mendengar hal itu, Asta tampak bersemangat.

> Asta: "Jadi… kami bisa pergi ke luar angkasa?"

Coco: "Benar. Namun, ada satu masalah."

Asta: "Masalah?"

Coco: "Kapalku rusak parah. Saat hendak mendarat, aku tertidur dan menabrak atmosfer bumi. Sekarang kapal ini tidak bisa digunakan."

Asta menghela napas panjang.

> Asta: "Bisa diperbaiki?"

Coco: "Bisa, tapi aku membutuhkan waktu dan bantuan seseorang yang ahli memperbaiki teknologi luar angkasa."

Asta: "Kau tahu di mana orang itu berada?"

Coco: "Menurut informasi yang kudapat… orang itu berada di Kota Jurba."

Semua terdiam sesaat.

> Hina: "Kota Jurba lagi? Kami juga mendapat pesan untuk bertemu seseorang di sana."

Felix: "Mungkin itu orang yang sama."

Asta: "Sepertinya ini bukan kebetulan. Mungkin memang sudah waktunya kita ke sana."

Coco mengangguk setuju dan meminta izin untuk ikut bersama mereka. Asta menyetujui tanpa ragu. Mereka pun melanjutkan perjalanan, kini dengan anggota baru di antara mereka — Coco, alien baik dari luar angkasa.

Mobil mereka melaju menembus senja, meninggalkan kota kecil itu menuju Kota Jurba yang misterius — tempat di mana jawaban atas semua pertanyaan mungkin menanti.

More Chapters