LightReader

Chapter 1 - BAB 1 — BAYANGAN YANG TERBANGUN

Langit pagi masih berkabut ketika Kazuya Uromi membuka mata di tengah hening. Ia bangun dengan napas terengah seperti baru saja berlari dari mimpi buruk. Namun kali ini berbeda—ia merasakan tubuhnya lebih ringan dari biasanya, seolah sebagian dirinya… tidak ada.

Kazuya duduk perlahan. Di punggung tangannya, sebuah simbol asing muncul samar-samar: lingkaran dengan corak mirip sayap dan dua garis melengkung. Simbol itu berpendar pelan, lalu menghilang begitu ia menyentuhnya.

"Kenapa ini bisa muncul…?" gumam Kazuya, kebingungan.

Ia berdiri dan berjalan menuju jendela kamar kecilnya. Desanya masih tenang, rerumputan basah oleh embun. Namun hatinya justru berdebar lebih keras. Ada sesuatu yang berubah—sesuatu yang ia belum mengerti.

Saat Kazuya hendak bersiap ke halaman latihan, tiba-tiba bayangannya di lantai bergerak sendiri, meski ia berdiri diam.

"…Apa itu?"

Bayangan itu melebar, lalu perlahan menghilang. Dalam sekejap, Kazuya ikut menghilang. Tangannya tak terlihat. Tubuhnya transparan seperti udara.

Kesadaran itu membuatnya panik.

"A-Aku… hilang?!"

Ia mencoba mengendalikan napas. Dan begitu ia menenangkan diri, tubuhnya perlahan muncul kembali.

Ia langsung berlari menuju tempat satu-satunya orang yang mungkin mengerti hal aneh ini.

---

• Halaman Latihan — Rumah Muro Sensei

Suara bambu terbentur angin terdengar menenangkan. Di tengah halaman, seorang pria berambut abu-abu berdiri tegak sambil memegang tongkat kayu.

Muro Sensei.

Guru yang dikenal disiplin, tenang, dan jarang bicara kecuali penting.

Saat Kazuya datang, Sensei mengangkat alis. "Kau terlambat tiga menit."

"M-maaf, Sensei. Ada hal yang ingin aku tunjukkan."

Kazuya berdiri di depan gurunya. Ia menarik napas dalam-dalam—dan membiarkan tubuhnya menghilang lagi.

Dalam sekejap, Muro Sensei langsung menegakkan tubuh. Matanya melebar, bukan karena kaget… tapi karena mengenali.

"…Teknik tak kasat mata?" bisiknya.

Kazuya muncul kembali. "Aku tidak tahu kenapa ini terjadi. Aku bangun pagi ini dan—"

"Berhenti." Muro Sensei mendekat, meneliti tangan Kazuya. "Tunjukkan punggung tanganmu."

Kazuya mengangkatnya. Dan seolah paham konteksnya, simbol misterius itu muncul kembali, kini lebih jelas.

Simbol Kerajaan Arjun.

Muro Sensei terdiam lama. Kemudian ia berkata pelan, "Kazuya… kekuatan ini tidak muncul tanpa alasan. Ada sesuatu yang telah bangkit di dalam dirimu."

"Kekuatan apakah ini, Sensei?"

"Sesuatu yang bahkan kerajaan besar pun takutkan." Muro Sensei menatap serius. "Dan sekarang, mereka akan mulai mencarimu."

Kazuya tertegun. "Mencariku?"

Belum sempat ia bertanya lebih jauh, sebuah suara langkah kaki mendekat dengan cepat.

"Kazuyaaaa!"

Itu suara Aizu Riku, sahabat paling ribut yang selalu ada sejak kecil.

Riku berlari sambil membawa roti setengah digigit. "Kau ketinggalan! Ada kabar besar! Desa melihat cahaya aneh di langit tadi malam, katanya berasal dari hutan timur!"

Ia berhenti ketika melihat Kazuya dan Muro Sensei menatapnya dengan wajah tegang.

"Ada apa? Aku mengganggu?"

Muro Sensei menatap kedua muridnya. "Keduanya perlu mendengar ini."

Ia menatap simbol di tangan Kazuya sekali lagi.

"Simbol itu… adalah lambang kerajaan kuno yang hilang. Kerajaan Arjun."

Kazuya dan Riku saling berpandangan.

Muro Sensei melanjutkan, "Dan jika lambang itu muncul padamu… berarti dunia akan segera berubah."

Angin berhembus pelan. Namun di balik ketenangannya, sesuatu yang besar sedang bangkit.

Dan semuanya dimulai pada hari itu—ketika seorang pemuda bernama Kazuya Uromi melihat bayangannya bergerak untuk pertama kalinya

More Chapters