LightReader

Chapter 33 - Tukang Bubur Kawakan

"Cukup rumit sekali" dalam hatiku bicara.

Beliau sempat bicara,

"Yang namanya manusia, sesabar-sabarnya dia, tetep saja mas....Ada saat-saat emosinya ga ketampung lagi. Kebanyakan mendem sih, yang sebenernya sok kuat aja mas"

.

Karena sesama lelaki, seseorang yang bertemu dengan Beliau ini memberi kesan dan pesan lebih dalam, pada suatu frekuensi yang diputar itu. Beliau seakan terkena busur api dari lelaki itu, menembus tanpa ampun tulangnya dengan sangat keras, hingga Beliau mampu untuk berdiri kembali.

.

Dalam perjalanannya memgembara setelah luka,

Berjuta-juta kisah telah ia lewati. Dan tepat di saat Beliau dipertemukan dengan seorang wanita yang pembawaannya membuat Beliau kagum. Dari sanalah Beliau merasa seperti hidup kembali.

Wanita itu menghidupkan kembali bohlam yang mati atas paksaannya sendiri, hingga kaca yang menjadi pelindung satu-satunya menghancurkan dirinya sendiri.

Sungguh tak ada yang lebih bahagia selain sangat dihargai sebagai pria, diapresiasi atas segala bentuk usahanya meskipun belum terlihat dan termanifestasi.

.

Beliau berkata,

"Kalau kau merasa hidup sedang tak berpihak padamu, tak apa. Itu adalah sisi manusiawi kita. Jangan justru jungkir balik dari kenyataan, menjadi sok kuat atau merubah pribadi jadi tameng yang paling kuat di muka bumi. Terimalah bahwa kita manusia, terimalah segala bentuk lika-liku hidup. Dan terkadang, kita baru bisa belajar ketika kita terluka. Semesta akan memberi sinyal dengan mempertemukan kita pada seorang wanita, yang perihalnya bisa saja adalah ijabah suatu doa dari apa yang selalu kita langitkan. Dari sana kau akan merasa hidup kembali, dengan kegigihan yang lebih erat, namun tak mengubur atau menyulap diri kita menjadi orang lain atau tembok beton yang perihalnya sewaktu-waktu mudah rapuh"

.

Sampai aku tak sadar bahwa bubur pagi ini sudah kesiangan, Bapak itu menghentikan obrolannya.

"Maka sampailah saya pada hari ini mas, meskipun harus berusaha tiap hari yang saya tak tahu penghasilannya. Tapi kodrat lelaki adalah berusaha dan berdoa sekecil aapapun hasilnya. Jangan memaksa untuk over dalam merubah kehidupan, sabarlah istirahat seskali, yang kita perlukan sebenarnya adalah bertahan dengan hidup ini. Dan yakinilah, kelak semua usaha kita dan doa yang kita langitkan akan terwujud jadi bahagia yang tak pernah bisa ternilai. Beginilah cerita singkat saya sampai jadi tukang bubur siang"

.

Meskipun kesiangan, tak ada kata terlambat selagi hasrat masih berusaha kuat. Aku tak hanya kenyang, aku bersyukur detik ini. Semua usaha kecil-kecilanku ini sungguh diapresiasi dan dihargai oleh seseorang yang aku perjuangkan. Sekali lagi aku seperti dihidupkan kembali dan melihat kehidupan yang lebih berwarna,

Yaa, dengan menjadi Diriku seutuhnya, Dia yang kucinta, disertai usaha bersama doa kepada Tuhan.

.

Hari semakin siang, ku ambil helm dan kembali berjalan dengan kuda besi kecintaanku.

"ojekkk... ojekkkk"

...

"TAMAT"

More Chapters