LightReader

Chapter 18 - Jejak Takdir yang Terselubung

"Kadang yang kita kejar bukanlah kebenaran, melainkan bayangan dari apa yang ingin kita percayai." – Catatan Pelindung Void

Kabut pertempuran masih belum sepenuhnya sirna saat Edwin dan Althea berdiri di tengah reruntuhan altar Abyssum. Tanah di sekeliling mereka retak dan hangus, bekas pertarungan melawan makhluk-makhluk terdistorsi yang dikirim Lyzael. Meski mereka menang, rasa hampa masih menggantung di udara—Fragmen Takdir telah dibawa kabur.

Althea memecah keheningan. "Kita harus memberi tahu para Penjaga di Istana Cahaya. Ini lebih besar dari sekadar balas dendam pribadi Abyssum."

Edwin mengangguk pelan, tapi matanya terpaku pada dinding batu tempat ukiran kuno menampilkan gambar sepasang mata melayang di atas dua dunia yang terbelah: satu berwarna emas terang, satu lagi gelap membara.

Ia mendekat. Di bawah ukiran itu tertulis dalam bahasa kuno:

"Satu akan menjaga. Satu akan membakar. Dua jiwa, satu kehendak, dipisah oleh waktu dan luka."

Althea membaca tulisan itu juga. "Kau tahu apa maksudnya?"

Edwin memejamkan mata. Dalam pikirannya, gema suara para arwah di Void Sanctum kembali menggaung—peringatan tentang perpecahan awal Arkos, tentang kultivator kembar dari era pertama yang berpisah jalan: Pendiri Void dan Pencipta Abyssum.

"Lyzael sedang membangkitkan kembali kehendak Abyssum yang lama," gumam Edwin. "Dan dia butuh Fragmen Takdir untuk itu."

Mereka meninggalkan reruntuhan dan memulai perjalanan menuju Istana Cahaya, kediaman para Penjaga Takdir, faksi netral yang menjaga keseimbangan antar semua aliran kultivasi besar di Arkos.

Di tengah perjalanan melewati Pegunungan Salathar, mereka disergap badai energi spiritual. Badai ini bukan badai biasa—melainkan retakan dimensi akibat penggunaan Fragmen Takdir secara paksa.

Tornado energi melempar mereka ke jurang waktu singkat, dan di dalam pusaran itu, Edwin melihat visi masa depan: Arkos terbakar, langit menghitam, dan ia berdiri sendiri di atas lautan jasad.

Ketika mereka selamat dari pusaran itu, Althea menemukan bahwa bagian dalam jubah Edwin mengeluarkan cahaya biru yang tidak wajar.

"Ada sesuatu padamu," katanya cepat.

Edwin membuka gulungan pelindung yang disematkan dalam jubah—diberikan oleh para arwah di Void Sanctum. Di dalamnya muncul peta bercahaya. Namun yang mengejutkan: peta itu menunjukkan empat lokasi Fragmen Takdir lainnya.

"Aku pikir hanya ada satu," bisik Althea.

"Tidak. Seluruh Arkos adalah teka-teki. Dan kita baru membuka bagian pertamanya," jawab Edwin.

Mereka bergegas. Tapi langkah mereka tidak luput dari pengawasan. Di balik hutan gelap Pegunungan Salathar, sepasang mata mengamati mereka—mata milik Serael, kultivator bayangan Abyssum, pembunuh bisu yang mengabdi langsung pada Lyzael.

Sementara itu, di ruang bawah tanah Istana Cahaya, Dewan Penjaga sedang gelisah. Sebuah pusaran energi baru saja muncul dalam bola penglihatan suci. Sosok Lyzael terlihat berdiri di atas gunung tinggi, menggenggam Fragmen Takdir dan memanggil nama: "Arveth."

Arveth bukan hanya nama. Ia adalah roh penjaga kuno, entitas yang tersegel karena nyaris memusnahkan dua benua dalam Perang Keseimbangan Pertama. Jika Lyzael berniat membangkitkannya…

Dunia tidak hanya akan kehilangan keseimbangan. Dunia akan terpecah.

Ketika Edwin dan Althea akhirnya sampai di gerbang Istana Cahaya, mereka disambut dengan kehati-hatian. Banyak yang mengenali Edwin sebagai pewaris Void, namun mencurigai hubungannya dengan kekuatan kuno yang kian menggila.

Dalam ruang sidang utama, mereka menceritakan segalanya: kebangkitan Lyzael, serangan di Menara Ilyria, dan hilangnya Fragmen Takdir.

Para Penjaga saling pandang. Lalu, seorang tua berjanggut panjang dengan mata satu—Penatua Myrrion—berdiri dan berkata:

"Keseimbangan telah bergeser. Tapi sebelum kami bertindak… kami butuh tahu satu hal, Edwin: Apa kau yakin jalanmu adalah menjaga Arkos? Atau… kau akan menjadi api yang membakarnya?"

Pertanyaan itu menggantung di udara.

Edwin terdiam. Karena bahkan dalam lubuk hatinya, pilihan itu belum sepenuhnya jelas.

More Chapters