Bab 54 – Uji Terakhir dan Sorotan Dunia
Suara Mesin, Detak Jantung Dunia
Gurun Mojave pagi itu terasa berbeda. Udara kering bercampur dengan ketegangan. Di pusat kontrol Camp Skyreach, layar-layar menyala terang, menampilkan data dari seluruh sistem roket berukuran 15 meter yang berdiri gagah di landasan uji.
Uji terakhir sebelum peluncuran—Integrated System Check—dimulai pukul 06.00 waktu setempat. Tim dari 120 mahasiswa, dibantu oleh sejumlah ilmuwan senior, memonitor tekanan bahan bakar, stabilitas suhu, komunikasi onboard, dan sistem lepas landas otomatis. Milim memimpin langsung dari pos utama, rambut diikat cepat, tatapan tajam tak meninggalkan layar.
> Mark Rober (via headset):
"Sistem kontrol primer stabil. Pembacaan tekanan… sempurna. Kita bisa lanjut ke tahapan pre-sequence."
> MrBeast (dari kamera dokumenter):
"Guys… ini gila. Ini beneran kayak countdown film luar angkasa. Tapi kita bikin ini dari YouTube…"
Semua sistem hijau. Tidak ada deviasi. Milim menghela napas lega.
> Milim:
"Kita lolos. Ini... roket pertama dari dunia kreator yang benar-benar siap uji terbang sub-orbital."
---
Dunia Memperhatikan
Di sisi lain dunia, Davos, Swiss, tengah berlangsung World Economic Forum ke-50. Ruang panel elit penuh dengan para pemimpin dunia: CEO teknologi, politisi, akademisi, dan tokoh-tokoh masa depan. Di tengah diskusi serius tentang krisis iklim, ekonomi digital, dan AI, satu topik menarik perhatian media global:
Skyreach Initiative – Proyek Luar Angkasa Berbasis Komunitas
Panel khusus bertajuk "Youth-Led Innovation & The New Space Race" dibuka dengan cuplikan dokumenter singkat dari Camp Skyreach. Gambar Milim, MrBeast, dan Mark Rober bekerja di tengah gurun ditampilkan di layar raksasa.
> Moderator:
"Skyreach bukan hanya tentang roket. Ini tentang semangat generasi baru yang tidak menunggu izin dari lembaga negara untuk bermimpi besar."
CEO agensi luar angkasa Eropa menyebut Skyreach sebagai "sebuah gebrakan tak resmi paling berani dekade ini." Wakil dari Jepang bahkan menyatakan ketertarikan untuk menawarkan dukungan teknis.
> Perwakilan Harvard:
"Melihat proyek ini, kami seperti melihat cermin masa depan pendidikan: lintas negara, praktikal, dan dipimpin oleh semangat ingin tahu."
> Delegasi muda Afrika Selatan:
"Skyreach bukan proyek Amerika. Ini proyek manusia. Kami di komunitas kami sedang membuat versi kami sendiri. Milim dan tim-nya memberi kami nyali."
---
Efek Viral dan Dukungan Global
Media sosial meledak. Tagar seperti #SkyreachInitiative, #IlmuwanGila, dan #YouthToTheStars menempati trending topic di lebih dari 40 negara. Fans membuat animasi pendek, komik, hingga lagu tribute. Miliaran penonton menantikan hari peluncuran.
Bahkan Elon Musk mentweet:
> "Impressive. Sub-orbital rocket led by creators. Respect. I'd love to visit Camp Skyreach."
---
Kembali ke Mojave
Setelah uji sistem terakhir berhasil, malam itu di Camp Skyreach diadakan makan malam bersama sederhana. Para mahasiswa dari berbagai negara menyumbangkan makanan khas mereka. Milim berdiri di depan roket, menatap ke arah bintang.
> Milim (berbisik):
"Kita mungkin bukan ilmuwan resmi. Tapi kita ini… pembakar mimpi."
Mark Rober muncul dari belakang, menepuk pundaknya.
> Mark:
"Besok bukan peluncuran. Tapi besok… sejarah mulai menghitung mundur."
MrBeast merekam semuanya, dan di akhir vlog-nya berkata:
> "Ini perayaan 100 juta subscriber terbaik sepanjang masa. Tapi bahkan lebih dari itu… ini awal dari hal besar."
---