LightReader

Chapter 44 - Bab Selingan (Alkein-Ruhosi)

Bab Selingan: Gema Kebangkitan di Seluruh Alkein

Di saat yang hampir bersamaan ketika Gema Penyeimbang terbangun sepenuhnya di tangan Ruhosi, di kedalaman Ruang Gema Sylvarian yang tersembunyi, sebuah gelombang energi halus namun sangat kuat menyebar tanpa suara, menembus tabir pelindung Lumina'val, dan merambat ke seluruh penjuru Alkein. Seperti riak di permukaan telaga kosmik, ia menyentuh jiwa-jiwa yang peka, membangkitkan berbagai macam reaksi.

Di Kuil Kehampaan, Celah Dimensi Antah Berantah…

Sosok berjubah ungu dengan mata kristal biru gelap itu, "Dia yang Menginginkan Kehampaan," sedang terpekur di atas takhta obsidiannya. Orb-orb gelap yang melayang di sekitarnya berputar dengan ritme yang stabil, memancarkan aura kehampaan yang dingin. Tiba-tiba, salah satu orb bergetar hebat, permukaannya yang hitam pekat menunjukkan riak-riak cahaya pelangi sesaat sebelum kembali gelap.

Sang Tuan mengangkat kepalanya, mata kristalnya menyipit. Ia merasakan sesuatu. Sebuah energi kuno, sangat tua, yang seharusnya telah lama terkubur atau terpecah, kini berdenyut kembali dengan kekuatan yang baru. Itu bukan energi mentah kegelapan yang ia sukai, bukan pula cahaya murni yang sering ia lawan. Ini sesuatu yang lain… sesuatu yang berusaha mencari keseimbangan.

> "Sebuah resonansi… dari Era Persatuan?" bisiknya, suaranya menggema di kehampaan kuilnya. "Sebuah artefak kuno… telah menemukan pewarisnya. Menarik… variabel baru dalam permainan ini."

Ia mencoba melacak sumber energi itu dengan kekuatan pikirannya yang menjangkau antar dimensi. Namun, sumbernya tersembunyi dengan baik, diselimuti oleh sihir pelindung yang kuat dan berlapis-lapis. Ia hanya bisa merasakan arahnya yang sangat samar, seperti bintang redup di cakrawala yang tertutup kabut tebal. "Dari wilayah yang dijaga oleh Cahaya Kuno… namun bukan dari sumber cahaya yang biasa kukenal." Kemarahannya tidak terlihat di wajahnya yang selalu tenang, namun energi gelap di sekitarnya sedikit bergolak. Perintahnya pada Vorgash untuk menyelidiki anomali energi di sekitar "Hutan Cahaya Kuno" kini terasa semakin relevan.

Di Jalur Menuju Hutan Cahaya Kuno…

Vorgash, Sang Primordial Iblis, baru saja menghancurkan sebuah sarang Gryphon Gunung yang berani menyerang barisan belakang pasukannya. Saat ia sedang mengibaskan darah Gryphon dari kapak obsidiannya, ia tiba-tiba berhenti. Udara di sekitarnya terasa bergetar sesaat. Bukan getaran fisik, tapi seperti gelombang energi aneh yang melewatinya. Beberapa iblis rendahan di pasukannya melolong pelan dan tampak gelisah.

"Grrr… energi apa ini?" geram Vorgash, matanya yang merah menyala menyapu sekeliling. Ia merasakan sesuatu yang… mengganggu. Sesuatu yang murni, seimbang, dan sangat bertentangan dengan natur iblis primordialnya. Tapi ia tidak tahu apa itu, dan dari mana asalnya. Ia hanya merasakan ketidaksukaan yang mendalam. "Sihir aneh lagi! Cepat jalan! Jangan pedulikan! Perintah Tuanku lebih penting!" Ia menganggapnya hanya gangguan kecil dan kembali memimpin pasukannya dengan lebih brutal, melampiaskan kekesalan hatinya pada apapun yang berani melintas.

Di Puncak Gunung Naga Tidur…

Ignis, Naga Merah Tertua yang telah hidup ribuan tahun dan jarang terbangun dari tidurnya yang panjang, membuka satu kelopak matanya yang sebesar perisai. Sisik-sisiknya yang berwarna tembaga bergetar samar. Ia merasakan sesuatu yang telah lama hilang, sebuah harmoni dari masa lalu yang jauh, saat dunia masih muda dan ras-ras besar baru mulai menapaki Alkein.

"Gema itu… terbangun?" desahnya, suaranya seperti gemuruh gunung berapi yang tertidur. "Takdir mulai bergerak dengan irama yang baru. Semoga… ini membawa harapan, bukan kehancuran yang lebih besar." Ia menutup matanya kembali, namun tidurnya kini tak lagi setenang sebelumnya.

Di Kedalaman Hutan Valdoria…

Pohon Penjaga, yang pernah bertemu Ruhosi, merasakan riak energi itu dengan setiap akarnya yang menjalar di bawah tanah. Daun-daunnya yang hijau keemasan bergetar lembut, menyanyikan lagu tanpa suara. Ia tahu, anak yang membawa Kunci Kehidupan itu telah mengambil langkah penting lainnya. Keseimbangan yang rapuh di Alkein mendapatkan secercah harapan baru.

Di Berbagai Penjuru Alkein Lainnya…

Para petapa di puncak-puncak gunung terpencil, para penyihir di menara-menara gading, para kepala suku dari ras-ras kuno yang tersembunyi, bahkan makhluk-makhluk alam yang paling peka pun merasakan getaran itu. Bagi sebagian, itu adalah tanda tanya besar, sebuah fenomena alam yang tak bisa dijelaskan. Bagi yang lain, yang memiliki pengetahuan kuno atau kepekaan spiritual, itu adalah bisikan perubahan. Ada yang merasa cemas, ada yang merasa penasaran, dan ada segelintir yang merasakan secercah harapan di tengah kegelapan yang mulai merayap.

Namun, tak satupun dari mereka yang tahu pasti dari mana sumber kekuatan itu berasal. Seperti bintang jatuh yang melesat di kejauhan, arahnya hanya bisa ditebak secara samar, tersembunyi di balik kabut misteri dan perlindungan sihir kuno.

Sementara dunia luar merasakan riak kebangkitan Gema Penyeimbang, di dalam kedamaian Lumina'val, Ruhosi sendiri baru mulai memahami betapa besar tanggung jawab dan potensi yang kini ada di tangannya. Ia belum menyadari bahwa tindakannya telah mengirimkan pesan ke seluruh Alkein, pesan bahwa sebuah kekuatan baru telah lahir.

Bagaimana menurut Anda bab selingan ini? Apakah berhasil menggambarkan dampak global dari kebangkitan Gema Penyeimbang sambil menjaga misteri lokasi Ruhosi? Jika sudah sesuai, kita bisa kembali fokus pada Ruhosi dan persiapannya di Lumina'val.

More Chapters