LightReader

Chapter 2 - Untukmu

Setelah menguatkan tekadku aku yakin aku pasti akan mengalahkannya.

"Kemarilah dasar orang tua bodoh"teriakku padanya

Saat itulah dirinya tepat berada di hadapanku dan untuk menyelesaikan balas dendam aku akan membunuhnya,"akan ku akhiri"ujarku sambil menyiapkan posisi

Pak tua itu akhirnya berada pada posisi yang kuinginkan,dengan cepat diriku memegang tepat di daerah perutnya tapi dia masih bisa melancarkan serangan dan disitulah diriku menghindar dan saat ini kemenangan tepat berada di depan mataku dengan ini akan aku akhiri.

"Aaaaaaa!"teriakku dengan penuh semangat,badan besar dan tinggi dari orang tua brengsek ini akhirnya berhasil menyentuh tanah.

"Akhirnya!,.....selamat tinggal orang tua bodoh"dengan cepat aku mengambil sebuah batu disebelah ku dan menghantam tepat di wajah pria ini.

Duk!Duk!brak!

"Bunyi ini sudah lama kunantikan"ujarku,selepas itu diriku tak memukulnya lagi menurutku dia sudah mati

"Gordon!....kau sudah berubah banyak yah"dengan suara lirih pria itu berkata.

Bagaimana mungkin masih hidup,bahkan dengan luka yang seperti itu?.

Sembari berdiri secara pelan dirinya pergi dari sini dan kembali ke rumah,bahkan dengan wajah yang hancur seperti itu dia benar-benar luar biasa.

Seketika diriku terdiam,tak bisa berkata-kata lagi.

Tiba pada malam hari kami berdua duduk di satu meja menyantap makanan bersama,"Gordon ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu", diriku terkejut bagaimana bisa pria secuek dia ini ingin berbicara denganku,terlebih pulang ia memanggilku dengan namaku.

"Jika kau ingin pergi dari sini,maka aku tak akan menahanmu lagi"ujarnya

"Aku tak mengerti maksudmu?"ujarku

"Maksudku adalah kau sudah lulus ujian yang kuberikan "

Brakk!

Aku pun menggebrak meja"berhentilah berbohong,apa kau pikir aku bodoh?"

"Huh.....kau menyadarinya yah"

"Ya,kau benar-benar menipuku dan sejak pertarungan tadi aku menyadari bahwa kau hanya mengalah saat aku membanting mu,bahkan banyak kesempatan dimana kau menyerang balik tapi kau bahkan tak melakukannya dan juga saat aku memukulmu dengan batu.....mengapa? Kau tersenyum"

"Tak ada alasan sama sekali mengapa aku melakukan hal itu,tapi kau punya alasan bukan?"ujarnya

"Melihat tekadmu yang kuat aku menyadari jika kau memang sudah pantas menjadi seorang pejuang"

"Huh,alasanku"aku pun menyadari maksud pria tua ini,alasanku hanyalah satu yaitu demi membunuhnya dan satu hal yang pasti aku pernah mengingat hal yang dikatakan olehnya yaitu"seseorang prajurit harus memiliki tujuan yang pasti demi menang pertarungan",dan selama ini aku bertarung hanya dengan modal kekuatan dan tanpa tujuan yang jelas.

"Selamat"ujarnya

Mendengar kalimat barusan aku merasa sangat tenang dan senang,entah mengapa malam ini begitu hangat

Tapi tidak menutup kemungkinan aku akan tinggal selamanya disini,esok harinya tiba saat dimana hari yang sangat kutunggu yaitu pergi dari tempat ini.

Di pagi hari itu orang tua mengucapkan beberapa kata sebelum aku pergi

"Gordon,ingat seluruh perkataanku jika kau memang ingin menjadi seorang pejuang maka ingatlah kau tak perlu menaruh emosi secara berlebihan"

"Yah,akan kuingat hal itu,baiklah aku akan pergi"

"Sebentar sebelum kau pergi terimalah ini"dia menyuguhkanku sebuah pedang panjang"

"Ini adalah pedangku,bawa dan pakailah selama kau melakukan perjalanan"

"Baiklah, sampai jumpa,terima kasih atas segala hal yang engkau berikan"

Aku pun lekas pergi,tapi saat itu aku benar-benar merasakan sesuatu yang aneh,sesuatu yang benar benar terasa perih di dada,selama aku hidup dengan pria tua itu aku benar-benar merasa tersiksa bukan?,bukan kan?.

Di bawah langit yang mendung tiba-tiba

"Gordonn"panggil pria tua itu,saatku menoleh pria itu tengah lari kehadapanku dan memelukku

"Maafkan aku atas perlakuanku padamu selama ini,aku benar-benar menyesal tak menghabiskan waktu denganmu bermain,memancing,dan tertawa bersama.Aku sungguh minta maaf"

........sebuah air jatuh menyentuh tanah dan membasahi kami berdua"nampaknya hujan ya?"sialan aku tak menangis bukan kenapa aku rela menangis demi dirinya.

"Setelah aku mengambilmu dari tragedi itu,aku memberimu nama yaitu Gordon Vanguard dan selepas itu aku membawa mu ketempat atau desa terpencil demi dapat membesarkanmu

Tapi diriku tahu tak selamanya dirimu akan tetap bersamaku dan lebih memilih menjadi seorang pejuang maka dari itulah aku melatihmu secara keras dan tak menunjukkan rasa kasih sayang padamu,hal itu aku lakukan untuk membuatmu menjadi seorang prajurit yang tak melibatkan perasaan karena aku sendiri merasakan apa itu perang,membunuh,menyiksa,dan melihat orang mati benar-benar mengganggu perasaanku bahkan sampai terbawa mimpi,dan aku tak ingin kau merasakan hal yang sama,aku minta maaf dan aku sangat menyesal namun ketika melihat tekadmu yang aku kuat aku sadar bahwa kau pasti akan menguasai dan mengendalikan Perasaan serta emosi mu sendiri.

"Ya,aku tahu itu dan aku juga meminta maaf telah memukulmu dan berkata kasar sungguh aku anak yang bodoh bukan?"

"Ya kau memang bodoh,tapi disisi lain kau itu kuat"

Ditengah hujan deras itu tangisku disamarkan aku benar benar merasa hari.

"Jadi ini ya yang dinamakan kasih sayang?"ujarku

"Baiklah sudah saatnya aku untuk pergi"setelah itu dia melepaskan pelukannya dan ikhlas membiarkanku pergi.

"Gordonn! Ingat namaku aku adalah Otto Vanguard orang yang pernah mendidikmu"

BERSAMBUNG

More Chapters