Bab 2: Kemampuan yang Mengguncang
Keputusan untuk kembali memakai kaca mata itu datang beberapa hari kemudian. Aria semakin tidak bisa menjauh dari rasa ingin tahunya. Ia memutuskan untuk mencobanya lagi, kali ini dengan lebih hati-hati. Dan begitu kaca mata itu terpasang di wajahnya, pandangannya berubah lagi. Kali ini, ia bisa melihat lebih jelas—semua orang di sekitarnya, bahkan suara-suara yang belum terucap.
Di sekolah, ia melihat teman-temannya berbicara tanpa kata-kata. Pikirannya penuh dengan hal-hal yang tak bisa ia jelaskan. Aria menyadari bahwa ini bukan hanya kemampuan biasa. Kaca mata itu memberinya kemampuan untuk melihat masa depan, membaca pikiran, dan memahami apa yang akan terjadi sebelum ia mengalaminya. Namun, dengan setiap kekuatan yang ia gunakan, ada dampak yang datang.
Suatu hari, saat ia sedang berjalan di koridor sekolah, Aria melihat wajah Ravi, seorang siswa baru yang selalu misterius. Namun, kali ini ia melihat sesuatu yang tak biasa. Di matanya, Aria melihat sesuatu yang bahkan lebih kuat daripada kekuatan yang ia rasakan. Ravi tersenyum dan mengangkat alisnya.
"Kamu memakai kaca mata itu, kan?" Ravi bertanya.
Aria terkejut. "Kamu tahu?"
Ravi tertawa pelan. "Aku juga memiliki kemampuan yang sama. Tapi, ada yang harus kamu tahu, kekuatan itu... bisa sangat berbahaya."
Aria terdiam. "Apa maksudmu?"
Ravi menariknya ke tempat yang lebih sepi. "Kaca mata itu bukan hanya benda biasa. Itu adalah artefak kuno yang bisa mengubah takdir. Tapi ada harga yang harus dibayar. Setiap kali kamu menggunakannya, kamu semakin terjerat dalam takdir yang lebih besar, takdir yang tidak bisa diubah."
Aria merasa takut. "Apa yang harus aku lakukan?"
Ravi menatapnya dengan tatapan serius. "Kamu harus memutuskan. Menggunakan kekuatan itu akan memberimu banyak keuntungan, tetapi kamu akan membayar harga yang besar. Pilihlah dengan bijak."