LightReader

Chapter 15 - Bab 15: Lahirnya Liga Keadilan

Di tengah debu dan kehancuran Metropolis, di bawah bayangan kapal perang Apokolips, momen itu tiba. Superman, yang biasanya berjuang sendirian dengan beban dunia di pundaknya, merasakan beban itu sedikit terangkat saat melihat para pahlawan lain di sisinya.

"Steppenwolf mencari Mother Box terakhir di Bumi," Batman menjelaskan, suaranya tetap tenang meskipun di tengah kekacauan. "Cyborg, kau bisa merasakan yang satu lagi?"

Cyborg, dengan mata mekanisnya yang memindai, mengangguk. "Ada di kota ini. Tersembunyi di bawah monumen kuno. Dia akan berusaha menggabungkannya dengan yang lain untuk terraforming Bumi."

"Kita tidak punya banyak waktu," kata Wonder Woman, mengacungkan pedang dan perisainya. "Aku akan menghadapi Steppenwolf. Yang lain, kalian urus pasukannya dan lindungi warga sipil."

"Aku bisa mengalihkan perhatian Parademon," The Flash menawarkan, getaran di kakinya menunjukkan ketidaksabarannya untuk bergerak. "Pancing mereka menjauh dari keramaian."

Aquaman mengangguk, "Aku akan membersihkan jalur di darat, membawa mereka ke perairan jika memungkinkan."

Superman menatap Batman. "Dan kau?"

"Aku akan memberikan dukungan taktis. Aku tahu kelemahan mereka," jawab Batman, matanya mencari-mata ke arah Steppenwolf. "Cyborg, kau harus meretas Mother Box itu dan mencoba memisahkannya. Superman, kau adalah kekuatan utama kita. Hentikan Steppenwolf jika dia lolos dari Wonder Woman."

Dengan perencanaan singkat namun efektif itu, Liga Keadilan yang baru lahir melancarkan serangan balasan mereka.

The Flash menjadi kilatan merah, melesat di antara gedung-gedung, menciptakan pusaran angin dan memancing ribuan Parademon menjauh dari area padat penduduk. Aquaman, dengan trisulanya, menciptakan gelombang besar dari pelabuhan, menyapu Parademon yang mendekat dan menyeret mereka ke dalam air di mana ia adalah raja.

Wonder Woman berhadapan langsung dengan Steppenwolf. Dentingan perisai dan pedang mereka beradu, menciptakan gelombang kejut yang meruntuhkan bangunan di sekitar mereka. Diana adalah petarung yang tak kenal lelah, setiap gerakannya adalah keindahan yang mematikan, menahan jenderal Apokolips itu dengan kekuatan ilahi dan keterampilan bertarungnya.

Di balik layar, Daniel Vance di Aethel Tech, bersama Elara, memberikan intelijen real-time. Mereka memproyeksikan pergerakan pasukan musuh, mengidentifikasi titik lemah struktural di kapal Steppenwolf, dan mengirimkan koordinat ke Batman. Elara, yang masih belum mengetahui identitas asli ayahnya, merasa seperti bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar.

"Sistem pertahanan mereka runtuh di bagian lambung!" teriak Elara, melihat data. "Gelombang kejut yang kuat... mungkin dari pertarungan mereka."

Batman menggunakan informasi itu untuk mengarahkan serangan. Sementara itu, Cyborg, yang terhubung langsung ke Mother Box yang ada di tubuhnya, berjuang keras untuk meretas energi Mother Box Steppenwolf. Cahaya biru memancar dari tubuhnya saat ia melawan kehendak artefak kuno itu.

Steppenwolf, merasa terdesak oleh Wonder Woman, melancarkan serangan pamungkas, memukul Diana dengan kapaknya. Namun, sebelum ia bisa menyerang lagi, Superman muncul seperti rudal, meninju Steppenwolf dengan kekuatan penuh, menghantamnya hingga menembus beberapa bangunan.

"Kau tidak akan mengambil Bumi!" teriak Superman, matanya memancarkan sinar panas.

Pertarungan mencapai puncaknya. Dengan Superman, Wonder Woman, The Flash, Aquaman, dan Cyborg bekerja sama di bawah arahan strategis Batman, gelombang Parademon mulai berkurang. Akhirnya, Cyborg berhasil memutus koneksi Steppenwolf dengan Mother Box-nya, melemahkannya secara drastis.

Kesempatan itu tidak disia-siakan. Keenam pahlawan itu menyerang bersamaan, pukulan beruntun Superman, serangan pedang Wonder Woman, kecepatan The Flash yang tak terduga, trisula Aquaman yang menusuk, ledakan energi Cyborg, dan taktik cerdik Batman yang menemukan celah pada armornya. Steppenwolf, yang akhirnya kewalahan, terlempar kembali ke dalam boom tube yang terbuka, hancur oleh pasukannya sendiri.

Langit kembali cerah. Kerusakan parah, tetapi ancaman telah berakhir.

Di tengah puing-puing kota yang damai kembali, enam individu itu berdiri bersama, napas terengah-engah. Mereka saling memandang, sebuah pemahaman tanpa kata melintas di antara mereka. Mereka telah bertarung sebagai individu, tetapi menang sebagai tim.

"Ini belum berakhir," kata Batman, memecah keheningan. "Akan ada ancaman lain yang datang. Dunia membutuhkan kita."

Superman mengangguk, menatap teman-teman barunya. "Kita harus siap."

Dan di sanalah, di tengah Metropolis yang terluka namun selamat, Justice League lahir—sebuah pakta tak terucapkan, sebuah janji untuk melindungi Bumi, bersama-sama. Daniel Vance, melihat berita di televisi, tersenyum bangga. Ia telah menunggu hari ini seumur hidupnya.

More Chapters