LightReader

Chapter 45 - Bab 45: Jaring yang Mengencang dan Kekuatan yang Berbenturan

Dua benua, dua kenyataan, kini berpusar menuju satu titik konflik. Di Forks, rasa ingin tahu Alice Cullen telah berubah menjadi kepastian yang menakutkan; Adrian, sosok yang ia cintai, adalah The One Sang Pembantai yang mengendalikan dunia. Sementara itu, di benua lain, Cadis Etrama di Raizel dan Frankenstein terus mengguncang Union, yang kini telah mereka ketahui adalah alat dari sang penguasa yang sama. Jaring yang ditenun Sephiroth selama milenia kini mulai mengencang, dan ia bersiap menghadapi badai yang telah ia ciptakan.

Alice Menghadapi Kebenaran yang Dingin

Alice tidak membuang waktu. Dengan visinya yang kini jernih dan tak terbantahkan, ia tahu bahwa Adrian adalah Sang Guru Berbayang, Sang Pembantai. Tekadnya mengeras. Ia tidak lagi mencari bukti; ia mencari sebuah jawaban. Mengapa ia melakukan semua ini? Dan mengapa ia memilih untuk bersembunyi di antara mereka?

Ia memutuskan untuk menghadapi Adrian secara langsung. Ini adalah langkah berani, berbahaya, namun tak terhindarkan. Alice memilih momen ketika Adrian, sebagai guru, sedang sendirian di perpustakaan sekolah setelah jam pelajaran. Ia mendekatinya dengan langkah mantap, aura vampirnya terasa lebih kuat dari biasanya.

"Adrian," panggil Alice, suaranya tenang namun mengandung ketegangan yang mendalam.

Adrian, yang sedang menyusun buku, berbalik. Matanya, yang selalu disamarkan, tampak sedikit berbeda, seolah ada kilatan perak di baliknya. "Alice. Ada yang bisa kubantu?" Suaranya tetap tenang, tanpa cela.

"Aku tahu," kata Alice, menatap langsung ke matanya. "Aku tahu siapa kau sebenarnya."

Adrian tidak bereaksi secara langsung. Ia hanya mengamati Alice, sebuah senyum tipis, nyaris tak terlihat, terbentuk di sudut bibirnya. "Oh? Dan siapa itu, menurutmu?"

"Kau adalah Sang Guru Berbayang. Kau adalah The One Sang Pembantai," ucap Alice, kata-kata itu keluar dengan sulit. "Aku melihatnya. Aku melihat Crimson. Aku melihat Masamune."

Untuk pertama kalinya, sebuah perubahan nyata terlihat di wajah Adrian. Bukan kejutan, melainkan semacam kepuasan yang dingin. "Penglihatanmu akhirnya mencapai tingkat yang lebih tinggi, rupanya," katanya, suaranya kini lebih dalam, lebih resonan, bukan lagi suara guru yang lembut. "Kau memang selalu menjadi anomali yang menarik, Alice."

Aura Sephiroth, yang selama ini ia tekan, kini sedikit mengembang, memenuhi perpustakaan dengan tekanan yang membuat Alice sedikit terhuyung. Ia tidak lagi menyembunyikan sebagian kecil dari identitasnya di hadapan Alice. Ini adalah pengakuan tanpa kata.

Raizel Mengguncang Union

Di belahan dunia lain, Raizel dan Frankenstein melanjutkan serangan mereka terhadap Union. Alur cerita yang familiar dari komik Noblesse mulai terurai: Raizel dan teman-temannya terlibat dalam pertempuran melawan berbagai Manusia Modifikasi dan Elder dari Union. Mereka menghadapi Kerja Sama 10 dan Kerja Sama 12, mengungkap kekejaman Union, dan secara sistematis menghancurkan operasi mereka.

Frankenstein, dengan kekuatan Dark Spear dan teknologi canggihnya, menjadi ujung tombak. Ia mengumpulkan lebih banyak bukti tentang keterlibatan The One dalam pendirian dan kendali Union. Ia menemukan arsip-arsip rahasia yang berisi data tentang Lifestream, eksperimen kuno, dan laporan tentang keberadaan makhluk-makhluk kuno yang dikendalikan dari jarak jauh.

Raizel, meskipun lebih pasif dalam pertempuran fisik, memancarkan aura yang kuat yang melumpuhkan musuh-musuhnya. Ia menggunakan Blood Field-nya untuk menghentikan bahkan agen terkuat Union, memaksa mereka tunduk. Ia menyadari bahwa kekuatan yang mengendalikan Union sangat terorganisir, hampir seperti sebuah jaringan saraf yang saling terhubung, dan ia semakin yakin bahwa Sang Guru Berbayang yang mengendalikan mereka adalah entitas yang sangat kuno.

Setiap kemenangan Raizel terhadap Union, setiap fasilitas yang dihancurkan, dan setiap Manusia Modifikasi yang dibebaskan, mengirimkan gelombang kejut ke sistem kendali Sephiroth. Laporan-laporan dari agen The Veil yang tersisa semakin mendesak, mengindikasikan bahwa "gangguan" di benua Noblesse telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.

Sephiroth, melalui persona Adrian, kini menghadapi Alice yang telah mengetahui kebenarannya. Pada saat yang sama, ia merasakan tekanan yang semakin besar dari Raizel di benua lain. Jaring kendalinya yang sempurna kini mulai terkoyak dari dua sisi. Kebosanan telah sirna sepenuhnya, digantikan oleh kegembiraan dingin dari sebuah pertarungan besar yang akan datang. Dua benua, dua pahlawan, akan segera berhadapan dengan The One Sang Pembantai.

More Chapters