LightReader

Cinta Yang Hilang Tanpa Disadari

DUNIABETomaxwin
35
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 35 chs / week.
--
NOT RATINGS
571
Views
Synopsis
Terkadang, cinta tak berakhir dengan perpisahan. Terkadang, ia memudar—perlahan, tanpa suara, hingga suatu hari kau terbangun dan menyadari... ia telah pergi. Ini kisah Kalya dan Arvin, sepasang kekasih yang mengira cinta mereka tak tergoyahkan—hingga waktu, rutinitas, dan kesunyian menjadi orang asing yang tidur di antara mereka. Saat Kalya menelusuri kembali gema yang memudar dari apa yang dulu, ia harus memilih: memperjuangkan cinta yang pernah ada... atau menemukan dirinya kembali di luarnya.
VIEW MORE

Chapter 1 - CINTA YANG HILANG TANPA DISADARI

Chapter 1: Sepi yang Tak Bernama

Hujan turun pelan sore itu. Kota terlihat samar di balik jendela apartemen lantai sepuluh yang sudah tak lagi hangat. Kalya duduk di tepi ranjang, memandangi secangkir kopi yang sudah dingin di tangannya. Di belakangnya, ranjang berantakan, dan udara di dalam ruangan seakan membeku dalam keheningan.

Arvin belum pulang. Lagi.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Waktu yang dulu selalu menjadi jam makan malam bersama—waktu berbagi cerita, saling melempar tawa. Tapi kini, tak ada lagi suara. Tak ada lagi cerita. Hanya denting jam dan suara rintik hujan.

Kalya membuka galeri ponselnya. Foto-foto masa lalu masih tersimpan rapi: senyum mereka di tepi pantai, pesta ulang tahun sederhana, bahkan selfie saat ban mobil mereka pecah di jalan tol dan malah tertawa seperti anak-anak.

Semua tampak seperti milik dua orang yang sangat saling mencintai.

Tapi sekarang... ia merasa seperti berbagi rumah dengan orang asing. Seperti berdiri di samping seseorang yang dulu ia cintai—namun tak lagi ia kenali.

Pintu terbuka.

Arvin masuk, membawa jas hujan yang menetes dan wajah lelah.

"Hujan ya?" katanya datar.

"Iya," jawab Kalya, singkat.

Tak ada pelukan. Tak ada pertanyaan. Hanya sapaan hampa, seperti dua rekan kerja yang terjebak dalam shift malam yang sama.

"Aku mandi dulu," ucap Arvin sambil berjalan ke kamar mandi tanpa menatap Kalya.

Kalya hanya mengangguk pelan. Tapi dalam hatinya, ia menjerit: "Kenapa kita bisa sejauh ini? Kapan cinta itu pergi?"

Tapi tak ada jawaban. Karena cinta, kadang tidak pergi dengan suara keras. Ia tidak meledak seperti kemarahan. Tidak juga pecah seperti piring. Ia hanya... perlahan memudar. Diam. Tak disadari.

Dan saat Kalya menyadari, cinta itu sudah tak lagi ada.

Yang tersisa hanyalah sepi yang tak bernama.