Chapter 74 – Beasts of Zhongluan (Binatang Buas dari Zhongluan)
Suasana aula kembali hening setelah penjelasan wanita sebelumnya. Para kultivator saling berpandangan, sebagian berbisik pelan, membahas pemahaman yang baru saja mereka dengar, namun tetap tak ada yang berani melangkah maju. Tatapan sebagian besar dari mereka dipenuhi keraguan. Mereka tahu, memahami alkemia bukanlah perkara sederhana. Maka ketika tetua sekte kembali angkat bicara, suaranya tenang namun cukup membawa gema di tengah aula yang luas itu, “Baiklah, siapa lagi yang ingin membagikan pemahaman atau pengalaman?”
Suara bisik-bisik kembali terdengar seperti riak kecil di permukaan air tenang. Beberapa kultivator terlihat saling mendorong satu sama lain secara halus, seperti berharap ada yang lebih layak untuk maju lebih dulu. Tapi saat keraguan masih menyelimuti, sebuah langkah pasti terdengar dari sisi timur aula. Seorang kultivator muda melangkah perlahan ke depan. Penampilannya sederhana, jubahnya tak semewah kultivator lainnya, namun sorot matanya tegas, dan gesturnya sopan saat dia menundukkan kepala dalam-dalam, lalu mengatupkan kedua tangan memberi salam.
“Salam, Tetua Sekte,” ucapnya dengan suara jelas namun rendah hati. “Aku ingin membagikan sedikit tentang alkemia, sebuah pemahaman sederhana yang pernah disampaikan oleh guruku. Semoga ini dapat berguna bagi rekan-rekan kultivator di sini.”
Sang tetua sekte mengangguk ringan, memberikan isyarat untuk mempersilakan. Pemuda itu menarik napas perlahan, lalu mengangkat wajahnya, menatap para kultivator lain dengan tenang. “Alkemia adalah dunia yang dalam dan luas, dan aku bukanlah ahli. Tapi guru ku pernah mengajarkan tentang tingkatan pil dan penggunaannya yang berbeda tergantung pada tingkatannya.”
Ia lalu melangkah satu langkah ke depan, agar suaranya menjangkau setiap sisi aula. “Pertama adalah Mortal Grade Pill, pil tingkat rendah yang paling umum. Biasanya digunakan oleh para murid baru atau kultivator yang belum mencapai tahap kultivasi. Fungsinya lebih pada pemulihan stamina, penyembuhan luka ringan, atau peningkatan vitalitas tubuh setelah latihan berat. Mortal Grade dibagi menjadi tiga tingkat: Lower, Middle, dan High.”
Beberapa kultivator mulai mengangguk pelan, dan sebagian mengaktifkan slip giok untuk mencatat. Pemuda itu melanjutkan.
“Kemudian yang kedua adalah Spirit Grade Pill. Tingkatan ini sudah jauh lebih murni dalam energi dan efeknya. Umumnya digunakan oleh para kultivator di tahap awal, khususnya hingga Meridian Awakening Stage. Pil ini dapat mempercepat proses kultivasi, memperkuat akar roh, serta membantu dalam memahami dasar elemen alam. Spirit Grade ini terbagi menjadi lima tingkat: Tier-1 hingga Tier-5, dan tiap tingkat memiliki kompleksitas berbeda dalam pembuatan dan bahan yang digunakan.”
Suasana aula mulai berubah. Kini lebih banyak kultivator yang mengangkat kepala, mendengarkan dengan seksama. Bahkan tetua sekte memperhatikan dengan penuh ketertarikan. Pemuda itu lalu menyambung kalimatnya, matanya menatap ke arah langit-langit sejenak, seakan mengingat kembali pelajaran gurunya.
“Dan terakhir, yang paling tinggi yang pernah diajarkan oleh guruku adalah Profound Grade Pill. Tingkatan ini biasanya digunakan untuk membantu proses terobosan ke ranah yang lebih tinggi. Pil Profound memiliki kekuatan untuk memperkuat pondasi jiwa, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap energi langit, dan menjaga kestabilan mental saat mencapai batas kultivasi. Pil ini dibagi menjadi tujuh tingkat, dari Tier-1 hingga Tier-7. Setiap kenaikan tingkat akan sangat mempengaruhi hasil akhir dan bahkan mungkin menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam proses kultivasi.”
Saat pemuda itu selesai, aula kembali hening. Beberapa kultivator terlihat berpikir dalam, ada yang menyentuh dagunya, dan beberapa lainnya mulai mendiskusikan dengan teman mereka secara pelan. Tetua sekte menatap pemuda itu lama, lalu mengangguk perlahan.
“Penjelasan yang sederhana namun sangat jelas. Terima kasih atas pemahamanmu, rekan muda,” ucap tetua itu sambil tersenyum ringan.
Pemuda itu membungkuk sopan, lalu kembali ke tempatnya. Saat ia duduk, beberapa tatapan kagum mengarah padanya. Namun dari kejauhan, Vuyei hanya mengamati dalam diam. Wajahnya tak berubah, tapi pikirannya berjalan jauh.
"Orang ini... meski kata-katanya sederhana, dia tampak paham betul apa yang ia sampaikan. Bukan sekadar menghafal dari gurunya, tapi benar-benar memahami esensinya."
Ia kemudian melirik ke sisi kirinya. Zienxi masih berdiri dalam diam. Sorot matanya tetap tenang, dingin, dan tak tergoyahkan. Wanita yang sebelumnya menjelaskan pun kini mengamati Zienxi dari tempatnya, seakan mencoba mencari tahu, apa yang disembunyikan oleh ekspresi datar pemuda itu? Mengapa hatinya begitu sunyi, bahkan di tengah lautan wawasan yang sedang mengalir di aula itu?
"Selanjutnya, apakah ada lagi?" suara Tetua Sekte Kabut Tengah menggema kembali, memecah keheningan usai penjelasan mengenai tingkatan pil dari pemuda sebelumnya. Aula masih dipenuhi percakapan pelan di antara para kultivator yang saling bertukar pandang, entah karena ragu atau tidak memiliki sesuatu yang cukup layak untuk dibagikan. Namun setelah beberapa napas waktu berlalu tanpa ada yang maju, Tetua Sekte pun menarik napas dan melanjutkan dengan nada tenang, “Mungkin kita akan lanjutkan tentang alkemia suatu saat nanti. Jika para rekan kultivator maupun para junior memiliki pemahaman atau pengalaman lain, silakan maju ke depan.”
Begitu ucapan itu selesai, aula kembali hening sejenak, seperti menanti suara lain untuk membangkitkan kembali atmosfer yang mulai meredup. Lalu terdengar langkah tenang dari sisi kiri aula. Seorang pria muda melangkah maju dengan jubah hitam keunguan yang tampak kontras di tengah jubah-jubah biasa para kultivator lainnya. Ia berjalan tegak, penuh percaya diri namun tetap menjaga sopan santun, lalu membungkuk memberi hormat kepada para tetua dan ketua sekte.
“Salam Ketua Sekte, para Tetua Sekte. Aku berasal dari Sekte Wedian di Negara Zhongluan. Aku ingin membagikan sedikit pemahaman dan pengalaman mengenai binatang buas yang hidup di wilayah kami.”
Seketika itu pula, suasana aula bergemuruh oleh bisikan yang menyebar seperti gelombang. Nama Negara Zhongluan bukanlah nama kecil. Negara besar yang dikenal dengan lanskap luasnya, kekuatan spiritual yang pekat, dan medan berbahaya yang melahirkan banyak kultivator hebat. Sekte Wedian memang bukan salah satu dari sekte besar, namun cukup dikenal di antara sekte menengah dan memiliki pengaruh tersendiri. Beberapa kultivator bahkan menoleh dengan penasaran, sementara para tetua dan Ketua Sekte Kabut Tengah sempat saling bertukar pandang sebelum kembali memusatkan perhatian mereka dengan wajah tenang.
Pria itu kemudian melangkah satu langkah lebih maju, menatap hadirin dengan penuh keyakinan. Suaranya stabil dan jelas saat ia mulai memaparkan, “Di wilayah barat daya Zhongluan, kami mengenal sistem klasifikasi binatang buas berdasarkan kekuatan mereka yang disejajarkan dengan ranah kultivasi manusia. Binatang buas tingkat rendah dikenal sebagai Beastborn, mereka biasanya setara dengan kultivator di tahap Root Tempering hingga Meridian Awakening. Tubuh mereka tangguh, tetapi tidak memiliki kendali penuh terhadap energi spiritual. Contohnya adalah Serigala Tanah Asin dan Ular Api Lumut.”
Para kultivator mulai mengangguk pelan, beberapa dari mereka mencatat nama-nama binatang tersebut di slip giok mereka, sementara yang lain mulai memperlihatkan rasa tertarik yang lebih besar.
“Berikutnya adalah Spiritbeast, makhluk-makhluk ini memiliki sedikit kesadaran spiritual, mampu menggunakan kemampuan dasar berbasis elemen, dan kekuatan mereka setara dengan kultivator di tahap Spirit Root Cultivation hingga Core Essence Formation. Salah satu yang paling sering kami hadapi adalah Harimau Kabut Madu dan Burung Petir Belati.” Suaranya semakin mantap, disertai gerakan tangan pelan, menunjukkan bagaimana binatang-binatang itu menyerang dan mempertahankan diri.
Vuyei yang mendengarkan dengan penuh perhatian, merasa bahwa pengetahuan ini sangat bermanfaat, terutama karena dia dan Zienxi tak lama lagi mungkin akan menghadapi dunia luar yang lebih liar dan berbahaya. Dia mengingat tiap nama, tiap penjelasan, bahkan mulai membayangkan bentuk dan pola serangan dari makhluk-makhluk tersebut. Sebaliknya, Zienxi tetap diam dengan tatapan kosong namun tajam, menatap pria dari Sekte Wedian seperti mengukur bobot ucapan dan ketulusan dari setiap kata.
Pria itu melanjutkan, “Dan terakhir adalah Mythbeast. Inilah binatang buas yang kekuatannya setara dengan kultivator Heavenforged Path. Mereka tak hanya memiliki kecerdasan tinggi, tapi juga mampu memahami hukum langit dalam bentuk naluriah. Mereka jarang muncul, namun jika terjadi, seluruh sekte kami biasanya menghindar atau bekerja sama dalam jumlah besar untuk menghadapi mereka. Salah satunya adalah Rubah Ekor Enam dari Pegunungan Tianzong dan Naga Akar Hitam dari Danau Guir.”
Kali ini, keheningan menyelimuti aula. Para tetua tampak memperhatikan dengan lebih serius. Ketua Sekte Kabut Tengah sendiri mengangguk tipis, menunjukkan bahwa penjelasan ini bukan hanya menarik, tetapi juga penting untuk diketahui oleh para kultivator muda yang suatu saat akan mengarungi daratan berbahaya di luar sana.
“Semoga pemahaman ini dapat menambah kewaspadaan dan pengetahuan kita bersama,” tutup pria itu sambil memberi hormat lagi. Ia lalu mundur perlahan dan kembali ke tempatnya semula.
Reaksi para kultivator bervariasi. Ada yang berbisik dengan penuh antusias, membahas kemungkinan binatang buas sejenis di wilayah mereka, sementara beberapa lainnya justru terdiam karena baru sadar betapa sedikit pengetahuan mereka tentang dunia luar. Di sisi barat aula, Vuyei masih menatap pria dari Sekte Wedian itu, dalam pikirannya muncul satu kalimat. Dunia luar itu… tidak seperti yang pernah diajarkan di dalam sekte. Jauh lebih luas, lebih berbahaya, dan lebih hidup.