TURNAMEN FORTUNE FLASH CASH DROP
Malam itu, pusat kota dipenuhi cahaya neon yang berpendar di udara. Di setiap sudut jalan, layar hologram memancarkan pesan yang membuat siapa pun terpana:"TURNAMEN FORTUNE FLASH CASH DROP – Hanya untuk yang terpilih."
Tidak ada yang tahu dari mana acara ini berasal, namun desas-desusnya sudah menyebar ke seluruh negeri. Hadiah yang dijanjikan bukan sekadar uang, melainkan jumlah yang cukup untuk mengubah hidup pemenangnya. Syaratnya sederhana, tetapi berbahaya: menyelesaikan serangkaian tantangan dalam waktu terbatas, di arena yang terus berubah tanpa peringatan.
Rivan, seorang mantan atlet e-sport yang kariernya meredup, mendapat undangan misterius dalam bentuk kartu hitam berlapis emas. Di atasnya tertulis sebuah instruksi singkat:"Datang ke Terminal Astra, pukul 23.00. Kesempatan ini tidak akan datang dua kali."
Dengan rasa penasaran dan sedikit keraguan, Rivan tiba di lokasi. Puluhan peserta lain berdiri di depan sebuah gerbang logam raksasa. Begitu jarum jam menunjuk tepat pukul sebelas, gerbang terbuka, memperlihatkan sebuah arena futuristik dengan lantai kaca yang menyala dan dinding yang bergerak seolah hidup.
Seorang pembawa acara dengan jas perak muncul di layar besar. Suaranya menggelegar:"Selamat datang di Fortune Flash Cash Drop! Dalam beberapa menit ke depan, kalian akan menghadapi rintangan, teka-teki, dan jebakan yang akan menguji kecepatan, kecerdikan, dan keberanian kalian. Hanya satu yang bisa berdiri di puncak."
Babak pertama dimulai dengan lintasan berliku penuh sensor laser. Babak kedua menuntut para peserta memecahkan kode acak dalam hitungan detik. Rivan memanfaatkan insting dan pengalaman kompetitifnya untuk menyalip lawan satu per satu.
Hingga akhirnya, ia masuk ke babak final. Arena berubah menjadi jembatan transparan yang membentang di atas jurang virtual. Di ujungnya, sebuah kotak hitam tergantung, siap menjatuhkan hadiah jutaan kredit ke tangan pemenang.
Dengan napas terengah, Rivan berhasil mencapai kotak itu lebih dulu. Saat ia menarik tuasnya, ribuan lembar uang tunai jatuh dari langit, memenuhi arena dengan kilau emas dan sorakan penonton yang menggema.
Namun di balik kegembiraan, Rivan menangkap tatapan sang pembawa acara. Tatapan itu seolah memberi pesan: ini baru permulaan. Turnamen ini bukan hanya tentang uang, tapi sesuatu yang lebih besar dan jauh lebih berbahaya.