LightReader

Chapter 1 - Prolog — Di Depan, Sendirian

Tidak semua pelari menunggu aba-aba.

Beberapa sudah bergerak jauh sebelum suara itu terdengar—saat lintasan masih kosong, saat penonton belum datang, saat tidak ada yang peduli siapa yang tercepat.

Di pagi yang dingin, seorang gadis berlari sendirian. Langkahnya stabil, napasnya tenang, pandangannya lurus ke depan. Ia tidak menoleh. Tidak mengejar bayangan siapa pun. Seolah yakin bahwa ruang di depannya memang miliknya.

Dunia akan mengenalnya nanti.

Dengan nama. Dengan sorak sorai. Dengan angka di papan hasil.

Tapi saat ini, belum.

Ini adalah cerita tentang langkah pertama—

bukan ketika perlombaan dimulai,

melainkan ketika seseorang memutuskan untuk terus berada di depan,

meski belum ada yang menyadari keberadaannya.

Garis start sudah dekat.

More Chapters