LightReader

Chapter 23 - Cabut Paksa

Pada babak berikutnya, aku gontai. Lututku gemetar sampai ke ubun-ubun.

Satu pukulan telak hampir saja mengenai tulang hidungku. Dan untungnya, aku punya juruskudu!

Meski begitu, aku lunglai, dan terdampar pada arena itu tanpa pukulan telak yang mutlak.

Si petarung kelas kakap berada tepat di atas jidat, mempelototiku yang tergopoh sembari senyum-senyum sendiri.

Tidak! Aku sama sekali belum menyerah!

"nguiiiinggggggg...."

Semua hitam, telingaku histeris seketika. Menarik kelopak mataku dengan sangat kasar.

Gelap, riuh, bahkan hidungku ikut-ikutan tak berfungsi.

Aku gagal,

Aku gagal bernapas.

Dan aku, mati.

More Chapters