LightReader

Chapter 2 - Jaket

Rumah ini tak bicara,

Tapi kecewa tahu jalan masuknya.

Ia menyeka debu di meja,

Lalu duduk di antara dua kursi yang saling diam sejak lama.

Ia menyapa lampu yang padam, dan berkata,

“Tenang saja, cinta di sini juga tak menyala.”

Ia memetik jam dinding yang sudah lelah berdetak,

Kecewa menggantung jaketnya di tempatmu yang biasa,

Mencium aroma basa-basi yang kau tinggal tiap pagi.

Katanya, rumah ini ramah. Ramah untuk luka yang tahu cara menyaru jadi rutinitas.

Ia membuka kulkas, menemukan sisa kata-kata yang tak jadi diucap.

Menghangatkannya di microwave kosong, lalu memakannya sendirian.

Dan malam pun datang,

Tak ada pelukan,

Tak ada tanya,

Hanya kecewa yang membereskan ranjang,

Di mana dua orang terbiasa tidur bersama, tanpa pernah benar-benar hadir di sisi yang sama.

More Chapters