Rasanya, aku semakin terbiasa untuk tak rindu pada versiku terdahulu: yang selalu kau peluk, bukan kau debatkan.
Yang bisa jadi bodoh tanpa harus disudutkan teori atau trend masa kini.
Berpikir dengan logika adalah pilihan terbaik. Jadi, kau tak perlu repot-repot lagi menggunakan hati.
"Aku tidak keberatan, justru aku yang memberatkan"
Lega sekali bukan? Menaruh beban yang selama ini kau pikul; aku.
Bahkan untuk hal sederhana saja aku tidak bisa, bagaimana aku bisa memelukmu?
Seputar keyakinan itu megah sekali. Maka lihatlah lebih kecil dari semut.
Setelah luka, kecewa ke lima akan tiba, mungkin akan berkali lipat ganda. Masalahnya, siapkah kalian untuk kecewa?
Bisakah kalian sembuh tanpa menyayat orang lain?
Kau adalah layar sentuh handphone mahal, wajar saja kalau kau pakai anti gores.
Kalau menjaga adalah beban, sementara kau merasa ditelantarkan,
Maka pasti akan aku persilahkan untuk tak lagi menempatkan jaga mu daripada terlantar. Keluarlah dari ruangan yang membuat sesak. Aku tidak sekali-kali akan membanting pintu,
Kau meminta kuncimu sendiri, dan membuka pintu untuk melihat keindahan duniamu. Pintu akan tertutup sendiri, pelan-pelan, selamanya.