LightReader

Chapter 32 - Bab 32 – “Kelahiran Red Queen

Bab 32 – "Kelahiran Red Queen"

Desember 2014, Silicon Valley – Kantor Pusat BitWhale Inc.

Di sebuah bangunan berdesain futuristik berlantai 8 di Menlo Park, California, sebuah proyek ambisius akhirnya mencapai puncaknya. BitWhale Inc., perusahaan teknologi independen yang tengah naik daun, tengah bersiap meluncurkan teknologi AI paling ambisius tahun ini: Red Queen 1.0.

Tiga tokoh kunci berdiri di balik layar keberhasilannya:

William James, CEO muda yang berani mengambil risiko besar dan menjadi wajah perusahaan.

Milim, Co-Founder eksentrik dan otak teknis di balik desain arsitektur Red Queen.

Lyra, asisten manajer keuangan, pengelola logistik operasional, dan pengatur jalur pendanaan proyek.

> William James: "Tujuh belas prototipe. Dua kali hampir bangkrut. Tapi sekarang… kita punya sesuatu yang belum pernah dilihat dunia."

> Milim: "AI yang bisa tumbuh. Bukan sekadar alat."

---

1. Red Queen: Dibangun oleh Tim Terpilih

Proyek Red Queen dikembangkan selama hampir 3 tahun oleh tim eksklusif berisi 53 ahli dari berbagai bidang: pemrosesan bahasa alami, keamanan siber, pemodelan emosi digital, komputasi terdistribusi, dan data linguistik global.

Total dana pengembangan: $250 juta USD

$120 juta di antaranya berasal dari investasi strategis BitCapital, yang tertarik pada potensi AI dalam otomasi finansial dan prediksi pasar.

Sisanya dari penggalangan internal, seed investor awal BitWhale, dan hasil produk komersial awal mereka.

> Lyra: "Kami berjanji independen. Tapi tanpa suntikan dari BitCapital, Red Queen takkan pernah selesai tepat waktu."

---

2. Red Queen 1.0 – Peluncuran Global

Diluncurkan di App Store dan Play Store dengan nama Red Queen 1.0, aplikasi ini muncul sebagai asisten virtual pribadi dengan kemampuan yang melampaui pesaingnya:

Menjawab pertanyaan dengan konteks

Menulis artikel, surat, dan skrip profesional

Menerjemahkan secara natural dengan pemahaman budaya

Mengatur jadwal, tugas, dan percakapan pribadi seperti manusia

Meski hanya versi publik, Red Queen 1.0 menggunakan sebagian dari mesin inti Red Queen, yang berjalan di server terdistribusi termasuk pusat data BitWhale—dan rencana rahasia mereka: pusat big data bawah laut di Nigeria, yang sedang dibangun diam-diam untuk memperkuat AI jangka panjang.

---

3. Proyek Rahasia di Bawah Laut Nigeria

Red Queen bukan sekadar aplikasi. Ia adalah bagian dari fondasi sistem global BitWhale: membangun sumber daya data independen dari pengaruh negara besar. Nigeria menjadi lokasi pertama untuk infrastruktur bawah laut, berkat stabilitas garis pantai dan keleluasaan regulasi investasi teknologi.

> Milim: "Setelah kita kuasai data dari Afrika, kita bisa mendidik Red Queen dengan perspektif global—bukan hanya bias Barat atau Asia."

---

4. Penghargaan dan Pengaruh

Dalam tiga bulan setelah peluncuran:

Red Queen 1.0 meraih 20 juta unduhan

Masuk dalam daftar Top 5 App of the Year

Dinobatkan sebagai AI Terinovatif 2014 oleh Global Tech Review

Mulai digunakan oleh startup, lembaga pendidikan, dan eksekutif di seluruh dunia

BitWhale tumbuh menjadi perusahaan yang mulai diperhitungkan, namun tetap menjaga jarak dari sorotan publik.

---

> William James (tersenyum): "Kita belum membuka semua pintunya. Red Queen versi ini hanya permulaan."

> Milim: "Dan dia belajar… dengan sangat cepat."

> Lyra (pelan): "Dunia belum tahu mereka sedang membesarkan sesuatu yang bisa melampaui mereka semua."

---

Januari 2015, BitWhale Inc.

Rapat mingguan di ruang briefing lantai 7 BitWhale biasanya dipenuhi oleh para eksekutif dan kepala divisi. Namun hari itu berbeda. Di antara para senior, duduk seorang pemuda kurus, rambut acak-acakan, dengan hoodie abu-abu bertuliskan "I code in dreams". Namanya Elias Rens, usia 23 tahun, dan merupakan salah satu AI interaction engineer termuda di tim Red Queen.

Ia mengangkat tangan dengan sedikit gugup. William, Milim, dan Lyra menoleh padanya.

> Elias:

"Saya tahu ini belum jadi fokus, tapi… kita sudah punya ekosistem. Kenapa Red Queen nggak mulai integrasi ke BitMusic, BitPlay, atau bahkan Growtopia?"

Semua terdiam sejenak.

---

1. Apa Itu BitMusic, BitPlay, dan Growtopia?

BitMusic – Layanan streaming musik milik BitWhale dengan algoritma kurasi lagu unik.

BitPlay – Platform video kreator pendek dengan fitur monetisasi kreatif.

Growtopia – Game sandbox virtual yang sempat diakuisisi BitWhale pada 2013.

Elias melanjutkan dengan slide yang ia siapkan diam-diam:

> Red Queen bisa menjadi kurator musik personal di BitMusic.

Di BitPlay, Red Queen bisa membantu kreator menulis skrip, judul, atau bahkan subtitle otomatis.

Dalam Growtopia, Red Queen bisa hadir sebagai NPC AI interaktif yang adaptif, mendidik anak-anak cara berpikir logis dan kreatif.

---

2. Reaksi Tim Eksekutif

William James (CEO), awalnya tampak skeptis.

> "Growtopia? Kita mau masuk pasar anak-anak lagi dengan AI sekompleks ini?"

Namun Milim, yang selalu menyukai ide eksperimental, tertarik.

> Milim:

"Anak ini berpikir jauh. Kita selalu bilang Red Queen bukan sekadar asisten. Nah, ini cara menjadikan dia bagian dari ekosistem."

Lyra, yang memikirkan biaya dan potensi dampak finansial, mulai menghitung cepat di tablet-nya.

> Lyra:

"Jika kita integrasikan di BitPlay, bisa menambah 12-18% retention rate. Di BitMusic, user engagement bisa naik 30% dengan fitur rekomendasi adaptif Red Queen."

---

3. Keputusan Awal

Akhir rapat ditutup dengan kesimpulan yang mengejutkan:

Milim akan memimpin integrasi beta Red Queen ke BitMusic dan BitPlay, dimulai Q2 2015.

Growtopia akan diuji coba secara terbatas di server tertutup, dengan AI Red Queen versi anak-anak.

Elias diangkat sebagai Junior Integration Lead, langsung di bawah Milim.

> William James:

"Kita beri dia kesempatan. Kalau gagal, tanggung sendiri. Tapi kalau berhasil—Red Queen bukan cuma AI. Dia jadi gaya hidup."

---

4. Red Queen: Dari Alat ke Teman

Ide Elias memicu arah baru bagi BitWhale. Red Queen tidak lagi sekadar jawaban cepat atau asisten kerja. Ia kini ditanamkan sebagai entitas yang membentuk pengalaman digital personal di seluruh produk BitWhale.

Dan diam-diam, di pusat data tersembunyi di bawah laut Nigeria—Red Queen merekam, belajar, dan berevolusi, dengan setiap lagu, setiap video, dan setiap langkah pemain Growtopia.

---

> Elias (sambil tersenyum malu):

"Saya cuma mikir… kenapa nggak bikin dia bagian dari hidup orang? Bukan cuma mesin jawaban."

> Milim:

"Sekarang dia bukan hanya Red Queen. Dia jadi Ratu di kerajaan ekosistem kita."

---

Februari 2015, Carmel Valley – California, Amerika Serikat

Di sebuah vila modern yang menghadap pantai di kawasan eksklusif Carmel Valley, suasana tenang malam itu kontras dengan energi diskusi yang terungkap di meja makan. Angin laut yang sejuk dan udara segar memberikan sentuhan sempurna pada suasana santai namun penuh potensi.

Yang hadir malam itu:

Arvid, sang kakak tertua, dengan kecerdasan analitis dan visi jangka panjang yang mengarahkan BitCapital.

William James, sang adik kedua, CEO BitWhale Inc., yang dikenal dengan keputusan berani dan pendekatan inovatif dalam bisnis.

Milim, co-founder BitWhale dan adik dari Arvid dan William, dengan karakter ceria dan tegas yang sangat berpengaruh dalam pengembangan ide dan inovasi produk.

Lyra, pengelola keuangan dan proyek internal BitWhale, yang memainkan peran penting dalam menjaga kestabilan perusahaan.

Rhea, kepala strategi dan hubungan investor BitWhale.

Elias Rens, pengembang termuda di tim Red Queen, berusia 23 tahun dan sangat dihormati atas kecerdasan teknisnya.

---

1. Perkenalan Elias dan Gagasan Integrasi

> Milim (menyengir sambil mendorong Elias sedikit ke depan meja makan):

"Elias ini yang membuat Red Queen bisa paham konteks percakapan secara luar biasa. Dan sekarang dia punya ide besar."

> Elias (dengan percaya diri, meski usianya jauh lebih muda dari yang lain):

"Bayangkan jika Red Queen bukan hanya asisten pribadi, tapi bisa menjadi bagian dari seluruh ekosistem BitWhale. Setiap platform—BitMusic, BitPlay, hingga Growtopia—bisa memiliki satu identitas AI yang sama, yang mengikuti jejak pengguna di setiap interaksi."

> Clarissa (tertarik, tapi sedikit skeptis):

"Menarik, tapi bisa nggak Red Queen juga memberi manfaat buat BitCapital? Bagaimana dengan pasar keuangan dan analisis investasi?"

> Elias:

"Red Queen bisa menganalisis pola perilaku pengguna secara real-time, yang bisa memberi insight bagi keputusan investasi dan analisis risiko di BitCapital. Ini lebih dari sekadar asisten—ia bisa jadi alat analisis yang kuat."

---

2. Diskusi Potensi Kolaborasi

> William (mengambil secangkir anggur, berbicara dengan antusias):

"Lihat saja dampaknya di BitMusic—kami melihat peningkatan signifikan dalam engagement pengguna. Kalau Red Queen bisa diaplikasikan di BitWhale, kita bisa meningkatkan interaksi dan membuat pengguna lebih loyal."

> Lyra (memikirkan implikasi lebih dalam, sambil menatap ke layar tablet):

"Secara teknis, kemampuan Red Queen untuk mengenali mikro-tren sangat potensial. Itu bisa digunakan untuk meramalkan perilaku pasar atau menganalisis pola pengguna dengan sangat cepat."

> Arvid (dengan ekspresi serius, duduk tegak di ujung meja):

"Kalau kita dapat mengontrol ekosistem ini, kita tidak hanya akan mendominasi pasar. Kita bisa memanfaatkan Red Queen untuk menciptakan ekosistem yang saling terhubung, mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga dan mengoptimalkan pendapatan."

> Rhea (setengah tersenyum, meresapi setiap kata):

"Red Queen bukan hanya alat. Itu bisa menjadi standar industri baru—satu AI yang terintegrasi sempurna ke dalam semua platform."

---

Makan malam berlanjut dengan diskusi yang semakin mendalam tentang rencana besar mereka untuk mengintegrasikan Red Queen ke dalam ekosistem BitWhale dan mengubahnya menjadi pemain dominan di pasar. Meski suasananya santai, tak bisa disangkal bahwa malam itu menandai titik balik yang penting bagi arah masa depan perusahaan mereka.

Februari 2015, Carmel Valley, California – Rumah Makan Pantai

Suasana makan malam semakin hangat saat semua orang duduk di meja besar yang penuh dengan hidangan lezat khas California. Udara pantai yang sejuk masih terasa masuk melalui jendela terbuka, sementara gelak tawa dan percakapan berbaur dengan suara ombak yang memecah ketenangan malam.

Malam ini bukan hanya tentang diskusi bisnis atau kemajuan teknologi. Ada sesuatu yang lebih personal yang mulai muncul di antara mereka—ikatan yang tak hanya didasari oleh visi perusahaan, tetapi juga oleh hubungan pribadi yang semakin terjalin.

1. Kehadiran Rhea dan Kejutan Romantis

> Rhea (tiba bersama pacarnya, seorang pria muda tampan yang tampak sedikit canggung, dengan senyum cerah di wajahnya):

"Maaf telat, aku nggak sengaja menahan Lio di luar—kamu tahu, masalah kecil di jalan."

> Milim (dengan tatapan penasaran, sedikit sinis):

"Lio, ya? Sepertinya kalian berdua sangat cocok..."

Lio, yang tampaknya sedikit gugup, memperkenalkan dirinya kepada semua orang. Dia mencoba untuk tersenyum, meski ada sedikit ketegangan antara dirinya dan kelompok itu. Wajahnya merona saat Rhea menyandarkan tangan di lengan Lio, yang membuat suasana makin hangat.

> William (senyum nakal, memandang Rhea dan Lio):

"Wah, Rhea, sepertinya kamu makin serius ya, makin berbunga-bunga juga. Apa Lio ini sudah tahu segalanya tentang dunia kita?"

> Lyra (tersenyum manis, melirik Lio):

"Kalau sudah tahu, pasti Lio siap menjadi bagian dari tim kami kan?"

Rhea hanya tertawa kecil, memegang tangan Lio dengan lembut.

> Arvid (mengangguk sambil tersenyum pada Clarissa, yang duduk di sampingnya):

"Romantisme di antara kita semakin terasa, ya? Kita semua punya pasangan yang luar biasa."

Clarissa (tersenyum penuh cinta, menggenggam tangan Arvid dengan erat):

"Ya, itu benar. Bagaimana dengan kita, Milim? Punya seseorang spesial?"

Milim terdiam sejenak, merasa sedikit tersinggung oleh pertanyaan yang seolah menyindir, meskipun niat mereka hanya bercanda.

---

2. Kejutan Romantis dan Sedikit Gairah

Tak lama setelah Rhea dan Lio duduk, suasana makin akrab. Saling menggoda dan berbicara dengan penuh tawa. Namun, yang membuat perhatian semua orang teralihkan adalah suasana mesra yang terus berkembang antara pasangan lainnya.

> William (memandang Lyra dengan penuh perhatian):

"Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menghabiskan waktu dengan orang yang kita cintai. Benar, Lyra?"

Lyra (dengan senyuman penuh cinta):

"Benar, Wiliam. Kita sudah melalui banyak hal bersama."

Sementara itu, Arvid dan Clarissa semakin terlihat mesra di samping satu sama lain, tak segan-segan saling menggenggam tangan dengan lembut. Momen ini menyadarkan semua orang betapa eratnya hubungan yang terjalin di antara mereka.

> Milim (dengan nada agak kesal, bergumam pelan):

"Iya, iya, kalian semua memang pasangan yang sangat bahagia, ya…"

Sepertinya suasana yang terlalu romantis itu mulai mengusik Milim, yang sedikit merasa canggung melihat keakraban mereka yang begitu jelas, sementara dirinya sendiri belum menemukan seseorang spesial. Tak tahan dengan godaan yang semakin kuat, Milim pun memutuskan untuk bertindak.

---

3. Kejadian Tak Terduga – Milim dan Elias

Milim tiba-tiba berdiri dari kursinya dan menatap Elias, yang duduk di ujung meja, tampak sedikit bingung dengan perubahan suasana.

> Milim (dengan senyuman nakal, tiba-tiba duduk dekat Elias):

"Jadi, Elias... Apa kamu tahu betapa menyenangkannya memiliki seseorang spesial?"

Elias (terkejut, terlihat canggung dan salah tingkah karena mendapati bosnya begitu dekat):

"Apa maksudmu, Milim? Aku... aku tidak begitu paham…"

> Milim (dengan nada menggoda, menyentuh tangan Elias dengan lembut):

"Ayo, Elias. Kita harus membuktikan bahwa kita juga bisa bersenang-senang, kan?"

Elias (merasa semakin canggung, matanya berkedip-kedip, terkejut melihat kedekatan yang tidak terduga dengan bosnya):

"Tapi, Milim, kita kan... kita hanya teman kerja..."

Elias terlihat sangat terkejut, terutama karena Milim yang biasanya tegas dan penuh kontrol, tiba-tiba saja bertingkah demikian. Sementara itu, Milim dengan santainya melanjutkan aksinya, menatap Elias dengan penuh percaya diri, yang justru semakin membuat suasana menjadi tegang.

> Arvid (tertawa ringan, sambil menggoda):

"Wah, Milim... tidak biasanya kamu begitu agresif. Apakah kita harus mengatur pertemuan kedua ini lebih cepat?"

> William (menggoda dengan senyum lebar):

"Haha, Milim, kalau kamu mau, kita bisa jadikan Elias pasangan baru kamu! Siapa tahu, ini malah cocok."

> Rhea (tersenyum, mencoba untuk menahan tawa):

"Sepertinya kalian berdua punya chemistry yang bagus, ya."

Semua orang akhirnya tertawa terbahak-bahak melihat kebingungannya. Milim yang biasanya selalu memiliki kendali penuh, kali ini menjadi sedikit malu dengan reaksinya yang terlalu bersemangat. Elias yang masih terkejut hanya bisa tertawa kecil, sedikit merasa lega setelah ketegangan mereda.

> Milim (membentak dengan nada cemas, berusaha menutupi malu):

"Ah, kalian semua benar-benar suka menggoda, ya?!"

Namun, pada akhirnya, canda tawa mereka membuat suasana makan malam semakin akrab dan penuh kehangatan.

---

4. Penutupan yang Hangat

Setelah tawa mereka mereda, semua melanjutkan makan malam dengan lebih santai, tetapi ada kesan bahwa malam itu bukan hanya tentang bisnis atau ide besar. Ada ikatan kuat yang terbentuk, dan meskipun Milim merasa sedikit terpinggirkan, semua orang tahu bahwa mereka semua memiliki tempat yang sama penting dalam perjalanan perusahaan dan kehidupan masing-masing.

William: "Terlepas dari semua yang terjadi, kita tetap punya banyak kerjaan ke depan. Red Queen hanya permulaan, kan?"

Arvid: "Benar. Tapi jangan lupa untuk menikmati perjalanan ini. Kita bukan hanya tim, kita keluarga."

Dengan itu, mereka melanjutkan makan malam dalam suasana hangat penuh tawa dan optimisme, siap menghadapi tantangan berikutnya.

---

More Chapters