LightReader

Chapter 3 - Bab 3: Percobaan yang Tersembunyi

Kegelisahan di Krypton semakin terasa. Gempa kecil mulai sering terjadi, dan langit malam kadang-kadang diwarnai oleh kilatan energi yang aneh. Dewan Ilmu akhirnya mulai menunjukkan sedikit kekhawatiran, tetapi respons mereka lambat dan penuh dengan perdebatan politis. Bagi Zor-El dan Jor-El, waktu semakin menipis.

Diam-diam, dengan sumber daya yang mereka kumpulkan dan sembunyikan, mereka memulai proyek rahasia. Di sebuah laboratorium terpencil di luar kota Kandor, mereka membangun sebuah prototipe wahana antariksa kecil, dirancang hanya untuk membawa satu penumpang. Teknologi Krypton memungkinkan perjalanan antarbintang, tetapi wahana sebesar itu biasanya membutuhkan sumber energi yang sangat besar. Tantangan mereka adalah memperkecil teknologi tersebut tanpa mengorbankan keamanan penerbangan.

Zor-El, dengan pengetahuannya yang unik tentang fisika dan rekayasa dari Bumi, memberikan ide-ide segar yang melengkapi keahlian Jor-El. Mereka berdebat tentang desain, tentang sistem navigasi, dan terutama tentang sumber energi yang akan digunakan. Jor-El bersikeras untuk menggunakan inti miniatur yang stabil, sementara Zor-El mempertimbangkan opsi yang lebih radikal, memanfaatkan energi dari dimensi lain dalam skala kecil.

Di tengah kesibukan mereka, Lara mengandung. Kabar itu membawa secercah harapan di tengah bayang-bayang kehancuran. Mereka berdua tahu bahwa anak Jor-El dan Lara mungkin adalah harapan terakhir Krypton. Hal ini semakin memantapkan tekad mereka untuk menyelesaikan proyek wahana tersebut.

Suatu malam, saat mereka sedang menguji sistem propulsi wahana, terjadi ledakan kecil. Tidak ada yang terluka, tetapi kejadian itu menjadi pengingat betapa berbahayanya pekerjaan mereka.

"Kita harus lebih hati-hati, Jor-El," kata Zor-El, membersihkan debu dari pakaiannya. "Kesalahan kecil bisa berakibat fatal."

"Aku tahu," jawab Jor-El, matanya dipenuhi kekhawatiran. "Tapi kita tidak punya banyak waktu lagi. Setiap hari yang berlalu membawa kita lebih dekat pada kehancuran."

Zor-El menatap prototipe wahana yang setengah jadi. Ia tahu bahwa wahana ini bukan hanya sekadar mesin. Ini adalah harapan. Harapan untuk masa depan, harapan untuk kelangsungan hidup, dan harapan yang akan segera dipertaruhkan pada seorang bayi yang belum lahir. Dalam hatinya, ia berdoa agar mereka berhasil, bukan hanya untuk Krypton, tetapi juga untuk masa depan keponakannya.

More Chapters