LightReader

Chapter 4 - Bab 4: Cahaya Harapan di Kegelapan

Di tengah keputusasaan yang melanda Krypton, muncul secercah harapan: Lara mengandung anak pertama mereka. Bagi Jor-El dan Zor-El, ini bukan hanya kelahiran seorang keponakan, melainkan simbol masa depan, sebuah taruhan terakhir melawan kehancuran yang tak terhindarkan. Kehamilan Lara mempercepat proyek rahasia mereka. Wahana pelarian itu, yang mereka juluki "Ark" dalam bahasa kuno Krypton, harus diselesaikan sebelum planet itu runtuh.

Zor-El menjadi lebih fokus, hampir gila dalam usahanya. Ia menyuntikkan semua pengetahuannya tentang rekayasa antariksa dari Bumi ke dalam desain Ark. Ia memperkuat lambung wahana dengan material yang paling langka dan tahan banting, mengoptimalkan sistem penyangga kehidupan untuk perjalanan antar bintang yang sangat panjang, dan yang terpenting, ia membantu Jor-El menyempurnakan sistem navigasi dan pendorong. Jor-El, di sisi lain, mengintegrasikan Kode Genetik Krypton ke dalam wahana tersebut, sebuah tindakan radikal yang akan memastikan kelangsungan hidup ras mereka, setidaknya dalam bentuk informasi.

Malam itu, Krypton bergetar lebih hebat dari sebelumnya. Retakan-retakan besar mulai muncul di permukaan, memuntahkan energi merah menyala. Kepanikan menyebar di jalanan Kandor. Dewan, yang akhirnya mengakui ancaman itu, sibuk dengan upaya evakuasi yang kacau dan tidak efektif.

"Ini sudah berakhir, Zor-El!" teriak Jor-El, berlari ke laboratorium pribadi mereka. "Dewan tidak akan bisa menyelamatkan siapa pun!"

Zor-El mengangguk, keringat membasahi dahinya. "Aku tahu. Tapi kita punya satu kesempatan. Ark hampir siap."

Mereka bekerja tanpa henti, membuang semua protokol dan keamanan demi kecepatan. Lara, yang sudah akan melahirkan, datang ke laboratorium, wajahnya pucat namun matanya dipenuhi tekad. "Cepatlah, Jor-El. Waktunya hampir tiba."

Ketika kontraksi pertama Lara datang, wahana itu hampir selesai. Jor-El membantu Lara, sementara Zor-El dengan panik melakukan kalibrasi terakhir pada Ark. Inti Krypton meraung, mengirimkan gelombang kejut melalui seluruh planet. Bangunan-bangunan mulai runtuh di kejauhan.

Kemudian, di tengah kekacauan dan suara-suara kehancuran, terdengar tangisan bayi. Kal-El telah lahir.

Zor-El melihat sekilas keponakannya yang mungil, terbungkus kain. Bayi itu adalah harapan. Jor-El dan Lara saling pandang, tatapan mereka bercampur antara kesedihan perpisahan dan tekad yang kuat.

"Kita harus segera melepaskannya, Zor-El!" seru Jor-El, sambil menyerahkan Kal-El kepada Lara yang kemudian dengan lembut menempatkannya ke dalam Ark.

Dengan hati yang hancur, namun penuh harapan, Zor-El dan Jor-El mendorong Ark ke dalam terowongan peluncuran darurat yang mereka bangun. Alarm meraung di seluruh kota. Mereka tahu akan ada konsekuensinya, tetapi itu tidak lagi penting. Planet itu sedang sekarat.

Saat Ark meluncur dengan kecepatan tinggi menuju kegelapan angkasa, Krypton mulai hancur di belakang mereka. Jor-El dan Lara berdiri tegak, memandang ke atas, saat pecahan-pecahan planet mulai berjatuhan ke atmosfer. Zor-El, di samping mereka, merasakan beban yang luar biasa di hatinya. Ia telah gagal menyelamatkan Krypton, tetapi ia telah membantu menyelamatkan harapan terakhirnya.

"Pergilah, Kal-El," bisik Jor-El, suaranya dipenuhi kesedihan yang mendalam. "Ciptakan dunia yang lebih baik."

Zor-El menatap kehancuran di sekitar mereka. Ia telah mengetahui takdir ini. Ia telah mencoba mengubahnya. Tetapi pada akhirnya, ia hanya bisa menjadi saksi, dan seorang fasilitator bagi kebangkitan sang pahlawan yang akan datang. Dalam hitungan detik, seluruh Krypton meledak menjadi bola api raksasa, menelan mereka semua dalam kegelapan abadi, menyisakan hanya satu bintang kecil yang melesat menuju takdirnya di kejauhan.

More Chapters