Lembah Kerajaan Crimson kini adalah medan perang para dewa, tempat Sephiroth, The One Sang Pembantai, menguji batas kekuatan Cadis Etrama di Raizel, sang Noblesse Agung yang telah membangkitkan kekuatan Raja. Raizel telah menampilkan kekuatan dahsyat, namun Sephiroth, dengan dominasinya atas Lifestream, masih tampak tak tersentuh, menganalisis setiap gerakannya. Alice Cullen, dari kejauhan, menyaksikan benturan yang mengoyak realitas ini, hatinya bergemuruh oleh ketegangan dan kengerian. Namun, Raizel memiliki cadangan kekuatan yang telah ia kumpulkan, sebuah kartu as yang telah ia persiapkan jauh sebelum Sephiroth menguasai dunia.
Pengujian dan Kehampaan yang Mendalam
Raizel menyerang dengan segala yang ia miliki, melepaskan gelombang demi gelombang Blood Field yang diperkuat oleh kekuatannya sebagai Raja. Setiap serangannya adalah manifestasi kemarahan dan tekad untuk mengakhiri dominasi Sephiroth. Namun, Sephiroth dengan mudah membelokkan, menghindar, atau menetralkan setiap serangan dengan manipulasi Lifestream yang sempurna dan keahlian pedang Masamune yang tak tertandingi.
"Kau berjuang dengan baik, Noblesse," suara Sephiroth bergema, kini dengan nada yang sedikit berbeda, seolah ia mulai merasa bosan lagi. "Tapi ini tidak akan cukup. Kau telah menunjukkan semua yang kau miliki."
Raizel merasakan frustrasi. Ia telah mengeluarkan sebagian besar kekuatannya, namun Sephiroth masih tampak bermain-main. Ia tahu, ia harus melakukan sesuatu yang lebih. Sesuatu yang telah ia persiapkan selama ribuan tahun.
Rahasia Tidur Panjang: Benih Kekuatan Tersembunyi
Ini adalah momen bagi kartu as tersembunyi Raizel, sebuah strategi yang telah ia rancang sejak kekalahan-kekalahannya di masa lalu, bahkan sebelum ia memasuki tidur panjangnya. Ini bukan kekuatan yang meledak-ledak, melainkan sesuatu yang jauh lebih halus dan mendalam, berakar pada esensi Lifestream itu sendiri.
Saat ia terpaksa mundur dari kekalahan-kekalahan di masa lalu, dan selama tidur panjangnya, Raizel tidak hanya memulihkan kekuatannya. Ia telah menggunakan koneksi Noblesse-nya yang unik dengan Lifestream untuk menanamkan benih-benih kecil kekuatannya di titik-titik vital Lifestream di seluruh dunia, menyembunyikannya di bawah lapisan dominasi Sephiroth. Benih-benih ini telah tumbuh perlahan, tanpa terdeteksi oleh Sephiroth, yang terlalu sibuk menegakkan kendali globalnya.
Saat ini, di tengah pertarungan, Raizel tiba-tiba menutup matanya. Ia tidak menyerang. Fokusnya beralih ke dalam, ke Lifestream itu sendiri.
Sephiroth merasakan perubahan dalam aliran energi. Bukan serangan balik, melainkan sebuah gangguan yang meluas di seluruh Lifestream global. Seolah ada jarum-jarum tak terlihat yang menusuk jaringan kendalinya yang sempurna.
Raizel membuka matanya. Mata merahnya kini bersinar dengan cahaya yang jauh lebih intens, bukan hanya karena kekuatan Raja yang baru bangkit, tetapi karena sesuatu yang lebih. "Aku telah mengamati dominasimu, Pembantai," suara Raizel kini lebih kuat, mengandung otoritas yang menyaingi Sephiroth. "Dan aku telah mempersiapkan diriku."
Dengan sebuah isyarat, dari seluruh penjuru dunia—dari Lifestream yang selama ini terkunci—mulai memancar gelombang energi yang berbeda. Ini adalah energi Lifestream yang telah dibersihkan dan dimurnikan oleh benih-benih kekuatan Raizel yang tersembunyi. Energi itu tidak kuat dalam skala, tetapi kemurniannya adalah ancaman langsung terhadap kendali Sephiroth yang telah memanipulasi dan mengotori Lifestream.
Raizel kemudian, dengan tangan yang terulur, menarik semua energi murni itu. Lifestream di sekitar Sephiroth, yang selama ini menjadi sumber kekuatannya, kini mulai berontak. Kendali Sephiroth mulai goyah. Ini bukan serangan langsung pada fisiknya, melainkan serangan langsung pada sumber kekuatannya, pada fondasi dominasinya.
Sephiroth, untuk pertama kalinya, menunjukkan sedikit keterkejutan. Ia merasakan Lifestream, yang selama ini menjadi perpanjangan dirinya, kini terasa sedikit 'asing'. Ia merasakan benih-benih itu, kekuatan murni yang telah Raizel tanam di bawah hidungnya, tumbuh selama ribuan tahun. Ini adalah serangan yang tidak pernah ia antisipasi.
Alice Cullen, melalui visinya, menyaksikan semua ini dengan mata terbelalak. Ia melihat Lifestream itu sendiri bergolak, tidak lagi sepenuhnya di bawah kendali Adrian. Ia melihat ekspresi Sephiroth yang sedikit berubah, menunjukkan bahwa ia terpengaruh. Ini adalah sebuah harapan yang tak terduga, sebuah celah dalam dominasi mutlak The One Sang Pembantai.
Pertarungan tidak lagi hanya tentang kekuatan fisik atau sihir. Ini adalah pertarungan untuk menguasai inti kehidupan planet ini, sebuah pertarungan yang telah disiapkan Raizel sejak lama, di tengah kekalahan dan tidur panjangnya.