LightReader

Chapter 4 - Sebuah Cermin Pembohong

Bab 4: Ketika Aku Bukan Aku Lagi

Raina terbangun dengan kepala berdenyut.

Di tangannya ada kunci mobil.

Di luar, mobilnya terparkir dalam keadaan menyala.

Ia tidak ingat pernah keluar malam itu.

Bahkan, ia tidak bisa mengingat apa pun setelah duduk di ruang tamu semalam.

Yang lebih mengganggu adalah—sebuah kertas kecil terselip di bawah pintu rumahnya.Kertas dari kertas binder yang familiar.

Tulisannya... tulisan tangannya sendiri.

"Kita sudah lama berbagi tubuh, Rain. Sekarang bagi giliran."

Tangannya gemetar.

Ia masuk ke kamar, mengangkat kain penutup cermin perlahan.

Refleksi dirinya sudah kembali—tapi senyum itu masih ada. Bukan senyumnya. Lebih bengis. Lebih... bebas.

"Siapa kamu?" desis Raina ke pantulan kaca.

Dan untuk pertama kalinya... pantulan itu menjawab.

"Aku kamu. Tapi versi yang kamu kunci rapat selama ini. Aku rasa... sudah waktunya aku hidup sepenuhnya."

Raina tersentak mundur. Ia menjatuhkan vas bunga, pecah. Tapi tak peduli.

"Kamu cuma halusinasi. Aku tidak gila. Aku... aku masih waras."

Tapi pantulan itu tertawa.

"Waras?""Kalau kamu waras... kenapa kamu berdarah tadi malam?""Kenapa kamu bisa menyetir ke tempat yang kamu tak ingat?""Dan kenapa aku yang menulis ini, dan bukan kamu?"

Raina jatuh terduduk. Tubuhnya menggigil.

Ia mulai mencurigai satu hal—bahwa yang selama ini muncul bukan hanya pantulan...Tapi sisi dirinya yang lama terkubur.

Sisi yang dilahirkan dari trauma.Sisi yang ingin hidup.Dan sisi yang perlahan mulai mengambil alih.

Malam itu, Raina mengunci semua pintu dan menutup semua cermin. Tapi saat ia tidur…

Ia bermimpi berdiri di ruangan penuh kaca.

Setiap cermin menunjukkan dirinya. Tapi satu—hanya satu—memantulkan sosok perempuan lain.

Bibirnya sama. Wajahnya sama. Tapi... sorot matanya kosong.

"Jangan tunggu sampai dia jadi kamu sepenuhnya…""Atau kamu hanya akan hidup… di balik kaca."

More Chapters