Jika Hubert ternyata tidak bersalah, berarti mereka merupakan kambing hitam yang digunakan pelaku aslinya untuk membunuh agar tidak dicurigai.
Bahkan jika semua orang mengaitkan penyebab kematian Duke dan Duchess Gregory dengan masalah antara Lovell dan Gregory, tidak akan ada yang berani menuduh tanpa bukti yang nyata.
"Jika kita tidak bisa membuktikan keterlibatan orang-orang ratu tentang penyerangan terhadapmu. Mungkin kita bisa membuktikan keterlibatan Hubert di dalam kasus kematian pemimpin keluarga Gregory. Aku yakin, satu orang yang tertangkap dan menjadi pelaku akan dapat mengungkap semua orang yang telah terlibat." Silas melanjutkan dengan ide cemerlang.
"Ya, kau benar. Sangat sulit mencari kebenaran dengan hanya satu bahan bukti. Kita bisa menggunakan kasus itu saja sebagai pematik. Apalagi mereka sama-sama menggunakan racun Lican sehingga masih masuk dalam kejahatan tingkat tinggi." Ethan mengiyakan.
Dengan diungkapnya kasus itu, pastilah keluarga Hubert akan diamankan dan di interogasi. Jika terbukti benar adanya keterlibatan racun, mereka akan ditangkap dan status kebangsawanan mereka akan diturunkan.
Begitu hal itu terjadi, salah satu mitra keluarga Lovell akan berkurang. Bahkan mungkin beberapa orang akan curiga jika hal ini ada kaitannya dengan keluarga Lovell mengingat sejarah keduanya dan kedekatannya dengan keluarga Hubert.
Jika beruntung, Hans Lovell juga akan ikut diperiksa dan dimintai kesaksian. Keluarga Lovell akan mendapatkan beberapa masalah sehingga keamanan dan kenyamanan Ratu akan sedikit goyah.
Wanita itu juga akan khawatir kejahatan keluarga Hubert itu berakhir melebar dan mengungkap kasus yang selama ini ia sembunyikan.
Jika hal itu terjadi, faksi pendukung Leonardo juga akan terpengaruh dan goyah, menyebabkannya lebih mudah masuk ke dalam kandidat calon raja.
"Kalau begitu, aku akan menyelidiki dan mencari bukti itu sendiri. Sisanya kau perlu memeriksa situasi dan laporkan hasil penyelidikanmu nanti."
Ethan berencana untuk menyelinap dan memeriksa apakah ada bekas racun dan saksi mata lain di rumah Hubert itu.
Ia juga harus memeriksa riwayat keluarga Hubert apakah mempunyai transaksi mencurigakan atau bekerjasama dengan orang lain.
"Baik, aku akan memeriksa situasi di pemerintahan juga dan menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkannya."
Silas pergi setelah Ethan menganggukkan kepala setuju, dia bergegas menuju ruang kerjanya untuk berberes dan pulang ke kediaman.
Ia tahu, masalah ini tidak akan semudah dan sesederhana itu. Untuk penyelidikan, mungkin ia harus mencari tahu lebih banyak lagi tentang racun Lican atau bahkan mencari seseorang yang telah mengembangkannya.
Racun itu mungkin dikembangkan di dalam hutan atau tempat tertutup lain untuk menjaga kerahasiannya. Ia perlu pergi dan mencari sendiri pembuat racun itu untuk membuatnya mengakui perbuatannya.
Silas mengangguk-angguk setuju sebagai penutup diskusi mereka malam itu. Lalu pria itu menatap Ethan dengan seringai main-main, "Ethan, kau pulanglah juga. Istrimu mungkin sedang menunggumu."
Silas mengedipkan sebelah mata menggoda yang dibalas tatapan tajam oleh Ethan. Silas tertawa kencang karena telah berhasil membuat suasana lebih hangat dan nyaman, tidak lagi menegangkan seperti tadi.
Ini juga pertama kalinya ia melihat tatapan tajam Ethan seakan ingin memukulnya.
Benar, Ethan sampai lupa bahwa dia masih memiliki Evelyn. Hidupnya yang kosong membuatnya terbiasa mengambil resiko dan keputusan sendiri.
Sepertinya dia harus mendiskusikan hal ini dengan Evelyn jika ingin pergi. Bagaimanapun, jika ia pergi gadis itu akan berhadapan para bangsawan licik itu sendirian.
Dia tidak bisa mengabaikannya, bisa saja Evelyn menjadi target selanjutnya ketika mereka tidak berhasil membunuhnya.
Terlebih lagi, keluarga tertentu tampaknya masih menyimpan dendam dengan keluarga Gregory, dan sekarang juga mengincar keturunannya.
Dari penyelidikan Kane, Evelyn sebelumnya sempat koma karena sebuah penyerangan, mungkin itu juga dari keluarga Lovell.
Tapi ada hal aneh ketika Ethan memeriksa informasi tentang Evelyn, bahwa gadis itu sebelumnya berperilaku sombong dan bodoh.
Hal itu bahkan dikonfirmasi langsung oleh salah satu mantan pelayan keluarga Gregory. Tapi sampai sekarang, gadis itu tidak menunjukkan perilaku seperti rumor, dia bahkan sangat pintar dan bijaksana.
Tapi apapun itu, Ethan tidak berniat untuk ikut campur mengenai masalalu Evelyn. Pasti ada sebab ia berperilaku seperti itu dan mungkin gadis itu sedang menyembunyikan sesuatu.
Dan Ethan tidak tahu, bahwa keputusannya ini akan mengungkap tabir lebih besar daripada sekedar konspirasi.
Sudah dua hari terakhir ini Evelyn sibuk mengurung diri untuk berlatih pedang dengan keterampilan yang didapatkannya dari sistem.
Sebuah keterampilan sederhana dan mendasar untuk seorang pemula sepertinya. Dia tidak mahir menggunakan pedang, di dunia sebelumnya ia hanya berlatih bela diri dan memanah. Itupun bukan untuk menyerang dan praktiknya sangat kurang.
Sistem memberikan ketahanan tubuh dan stamina yang lebih besar, membuatnya tidak mudah lelah walaupun telah berlatih sepanjang hari.
Dua hari ini juga Evelyn belum sempat bertemu Ethan. Entah bagaimana perkembangan penyelidikan pria itu, ia ingin menanyakannya ketika mereka bertemu nanti.
Sekarang sudah malam, Evelyn baru saja selesai makan dan berniat langsung tidur. Dari Dean, di tahu bahwa Ethan belum juga pulang, kemungkinan pria itu bermalam di kamp militer seperti malam malam sebelumnya.
"Jika pangeran sudah pulang besok, tolong katakan padanya untuk menungguku, ada yang ingin kubicarakan." Evelyn menitipkan pesan pada Dean, yang segera dijawab kepala pelayan itu dengan sopan.
Dean mengangguk, "Baik Nona."
Keesokan paginya seperti dugaannya, Ethan sudah kembali dari kamp militernya. Ekspresinya tetap dingin namun Evelyn jelas melihat raut kelelahan dari wajahnya.
Evelyn meminta Ginna memberi pemberitahuan kepada Dean atas kunjungannya ke ruang kerja Ethan.
Sesampainya disana, Evelyn masuk setelah mengetuk tiga kali. Pintu dibuka dengan pelan, di dalam ruangan seperti biasa terdapat Ethan yang tenggelam dalam tumpukan berkas penting dan Kane yang selalu setia mengawasi.
Suasana di dalam ruang kerja itu hangat dan menenangkan. Suara pintu terbuka segera membuat pria di dalamnya mengalihkan pandangan dari berkas penting di depannya.
Ethan melirik ke arah pintu tempat Evelyn masuk sebentar, dia memberi isyarat singkat kepada Kane untuk pergi dan mengawasi dari luar ruangan.
Evelyn duduk di sofa panjang yang ada di sebelah meja kerja. Dia lebih suka duduk di tempat empuk itu daripada kursi kayu di seberang Ethan.
Ethan bangkit ketika melihat Evelyn hanya ingin duduk disofa, dia juga memilih duduk di kursi panjang di seberang gadis itu.
"Ada yang ingin kau bicarakan." Ethan membuka suara, itu bukan kalimat pertanyaan melainkan pernyataan.
"Ya, aku ingin mengetahui kelanjutan penyelidikan mu. Apa ada kendala?" Evelyn akhirnya bertanya.
Ethan menyatukan tangannya di atas meja, matanya fokus sepenuhnya pada Evelyn kemudian berkata, "kau tahu, racun itu sulit diselidiki, pedang yang mereka gunakan juga sangat misterius. Pedang itu memiliki ukiran berbentuk ular dengan beberapa tungku kecil dibawahnya, aku tidak tahu simbol organisasi apa itu. Kemungkinan sulit untuk menyelidiki ini dan menemukan bukti."
Ethan terdiam sejenak sebelum memilih melanjutkan, "Kasus kematian orang tuamu, apakah kau sudah menyelidikinya?"