LightReader

Chapter 44 - Rencana menyusup

Evelyn mengerutkan kening bingung mengapa justru Ethan membawa kasus orang tuanya. Setelah berpikir sejenak, dia akhirnya paham, "Ya, aku sempat menyelidikinya, mereka mati bukan hanya karena diserang tapi juga karena racun Lican."

Sayangnya kasus mereka ditutup, dia hanya mengetahui baru-baru ini jika mereka terkena racun karena ulah Marquess Lovell. Yang tidak diketahuinya hanyalah bagaimana mereka bisa terkena racun itu.

Dia tidak mendapatkan informasi yang benar tentang orang tuanya yang menghadiri sebuah perjamuan bangsawan.

"Di istana, ada rapat para pejabat, mereka membahas tentang racun yang ditemukan di perburuan. Kemudian ada yang menyinggung dan menyebutkan tentang kematian Duke dan Duchess Gregory beberapa tahun yang lalu."

Ethan menjelaskan semua informasi yang didapatkannya dari Silas. Di perjamuan yang dihadiri orang tua Evelyn dulu, sempat heboh seseorang yang menemukan adanya racun dengan dosis cukup tinggi. 

Racun Lican adalah jenis racun yang biasa dikembangkan dalam bentuk serbuk ataupun cairan, warnanya hijau pekat.

Jika belum dikonsumsi, orang-orang dapat mudah menebak adanya racun itu tapi jika sudah dimakan ataupun dilarutkan, sangat sulit untuk mendeteksi.

Racun itu ditemukan di cangkir salah satu tamu oleh pelayan saatnsedang berberes tempat perjamuan. Namun karena sebagian besar tamu sudah pergi, kekacauan itu dapat segera disembunyikan.

Count Hubert yang mengetahui hal itu marah dan meminta semua pelayan untuk tutup mulut.

Beberapa jam setelah kejadian di perjamuan itu, mereka semua mendapat kabar bahwa kereta Duke Gregory diserang dan dua orang pemimpin itu terbunuh. Dan sekarang keberadaan itu dikuak lagi usai mendengar pengakuan salah seorang pelayan.

Evelyn menggertakkan giginya kuat, kemarahan terlihat jelas di mata keemasannya membuat ia bertanya lagi, "siapa saja anggota rapat yang membahas hal itu sebelumnya?"

Marquess Lovell juga adalah seorang pejabat tingkat tinggi, Evelyn khawatir ketika pria tua itu mengetahui ada yang menyelidiki kejahatannya, dia akan berusaha untuk menghilangkan alat bukti dan saksi mata.

"Tidak banyak, hanya ada tiga pejabat yang merupakan menteri pertahanan dan sisanya pejabat tingkatan yang lebih rendah. Tidak ada Marquess Lovell di dalam diskusi itu."

Evelyn mengangguk-angguk paham. "Racun itu direncanakan oleh Marquess Lovell, dia mungkin menggunakan keluarga Hubert untuk menjalankan rencananya."

Sungguh ironis bahwa kerajaan yang sangat menentang adanya racun itu malah tidak tahu bahwa keluarga dan petinggi kerajaan telah menggunakan racun tersebut tanpa sepengetahuan siapapun.

Itu dilakukan langsung oleh para petinggi yang katanya sangat memikirkan keselamatan semua orang.

Ethan mengangguk singkat, ia sudah menduga hal ini akan terjadi. "Memang, keluarga Hubert tidak memiliki permusuhan dengan Gregory. Tidak masuk akal bagi mereka untuk mencelakainya."

Evelyn mengetukkan jarinya pelan di pahanya, keningnya berkerut seolah berpikir keras. "Lalu apa rencanamu setelah ini? Kita akan menggunakan ini untuk membuat Hubert diperiksa dan memancing pelaku lainnya kan?"

"Ya, kita bisa menyelidiki ini dengan mencari pelayan tersebut dan meminta keterangannya. Kita juga perlu mencari siapa yang telah menyajikan teh dan menuangkan bubuk racun itu," jawab Ethan.

Setelah keberadaan racun tersebar, mereka harus mencari bukti lain atau menghadirkan orang yang telah membuat racun itu untuk bisa menangkap penjahat sesungguhnya.

Untuk saat ini setelah racun terungkap, mungkin keluarga Hubert saja yang akan terkena dampaknya.

"Bisakah aku ikut? Aku bersedia menyusup dan membantumu mencari bukti." Evelyn menawarkan bantuannya, ia tidak ingin hanya menunggu di kediaman tanpa berbuat apapun.

Ethan menatap gadis di seberangnya dengan mengerutkan kening tidak setuju. Terlalu beresiko jika dia juga menyusup karena mereka bisa saja tertangkap.

"Tidak perlu, kau tinggal saja disini. Aku yang akan mencari tahu, kupastikan masalah orang tuamu akan selesai." Ethan mencoba bernegosiasi.

"Tidak, bawa aku sekali. Bagaimana jika penyelidikanmu memakan waktu lebih banyak? Kau juga harus masuk ke hutan kan? Bawa saja aku, kita bisa membuat alasan jika ingin berlibur untuk bulan madu. Dengan itu kita bisa pergi selama beberapa hari tanpa menimbulkan kecurigaan."

Evelyn berkata dengan percaya diri, dia sempat mendengar dari pelayan jika pasangan baru perlu pergi berlibur untuk wisata ataupun bulan madu. Emely dan Leonardo bahkan sudah mengambil jatah cuti mereka walaupun hanya dua hari.

Jika mereka mengambil waktu lebih lama dengan dalih perjalanan jauh, mereka akan bisa mendapatkannya selama seminggu atau lebih.

Ethan menghela napas, Evelyn benar, selama ini dia tidak pernah ingat bahwa pasangan muda memiliki jatah cuti di istana ini. Mereka tentu bisa menggunakan ini untuk menghilang sejenak dari pengawasan istana.

"Kerajaan saat ini tidak aman, terlalu beresiko bagimu untuk ikut." Ethan sekali lagi mengungkapkan kekhawatirannya.

"Justru karena tidak aman, aku perlu selalu ada didekatmu bukan?" Evelyn mengungkapkan logikanya.

Ethan mengangkat wajah, menatap mata Evelyn dalam dengan riak aneh di dalam hatinya.

"Kita bisa bekerjasama...." ungkap Evelyn lagi yang membuat Ethan menghembuskan napas pelan.

"Baiklah, kita akan menggunakan alasan ini untuk keluar kediaman. Aku akan mengurus perizinannya dari Raja nanti, tapi mungkin tidak akan disetujui secepat itu, jadi kau tunggu saja."

Evelyn menganggukan paham, ia sangat lega. Setelah ini dia bisa memulai misinya untuk mencari informasi racun Lican dan menangkap orang-orang jahat itu.

Melihat persetujuan Evelyn, pria itu menambahkan lagi, "dan ingat, kau harus berhati-hati dan jangan pergi jauh dariku. Mengerti?"

Evelyn mengangguk beberapa kali, terlihat antusias dan senang membuat Ethan lagi-lagi hanya bisa pasrah.

"Ya, dan satu lagi." Evelyn baru teringat bahwa tujuannya kesini juga untuk meminta tolong pria itu.

Gadis itu sedikit ragu untuk mengatakannya karena bisnisnya ini tidak berhubungan langsung rencana mereka. Tidak ada alasan bagi Ethan membantunya namun Evelyn akan mencoba peruntungannya.

"Baru-baru ini, keluarga Gregory berencana membuka toko perhiasan di ibukota. Letaknya cukup strategis, mungkin beberapa waktu lagi akan resmi dibuka. Seperti yang kau tahu perjalanan dari wilayah Gregory menuju ibukota cukup buruk dan sangat tidak aman. Jadi ada beberapa kendala di pengiriman karena barang berharga seperti itu rawan dirampok dan dicuri."

Setelah mengambil napas lagi, Evelyn melanjutkan, "aku ingin meminta bantuanmu untuk mengamankan semua pengiriman nanti, apakah bisa? Tentu saja bantuanmu tidak akan berakhir sia-sia, kau juga dapat keuntungan dari penjualan itu. Bagaimana?"

Ethan tersenyum kecil, senang mendengar bahwa Evelyn juga mencarinya untuk urusan pribadi. "Ya, aku bisa memberikan salah satu pasukan terbaikku untuk mengawasi pengiriman, dan tidak perlu keuntungan lain."

"Terimakasih Ethan, kau sudah banyak membantu." Evelyn tersenyum tulus dan lega, terlihat sangat manis membuat Ethan sedikit salah tingkah.

Ethan sedikit gugup mengalihkan pandangan, lalu mengetuk-ngetuk mejanya pelan. "Tidak perlu berterima kasih, bukankah ini bagian dari kesepakatan pernikahan kita?"

"Ya kau benar, kita bisa menjadi rekan kerja yang baik. Aku akan selalu mengingat kebaikanmu dan segera membalasnya."

Hanya rekan kerja...

Entah mengapa Ethan sedikit tidak suka mendengarnya, suasana hatinya mendadak berubah tanpa ia sadari.

Mengapa Evelyn harus menganggap itu sebagai hutang budi dan ingin membalasnya? Bukankah wajar jika mereka saling membantu?

More Chapters