LightReader

Chapter 13 - Fusion Error

Malam di fasilitas Blue Lock terasa lebih dingin dari biasanya.

Lampu-lampu ruang latihan menyorot lantai kayu yang berkilau karena keringat pemain.

Namun suasana malam ini bukan hanya tentang latihan — ada ketegangan yang menggantung di udara, tak terlihat tapi sangat terasa.

Aku bisa merasakannya di setiap langkahku.

> [Ego Resonansi: 98%]

[Kontrol: Mulai tidak stabil]

Aku berdiri di tengah lapangan, bola di kaki, menatap Team Z.

Bachira tersenyum tipis, Isagi menatap serius, dan Kunigami menekuk lutut siap bergerak.

Tapi ada sesuatu yang salah.

Setiap gerakan yang biasanya selaras kini terasa… tidak pasti.

Resonansi ego-ku mulai menyatu dengan mereka, tapi bukan menyatu secara harmonis.

Ini… kacau.

---

Bola datang dari Bachira, dan aku menendangnya ke arah Isagi.

Dia menjerit, berusaha mengendalikan bola, tapi gerakannya terlalu cepat — terlalu instingtif.

Dia meleset sedikit, dan bola hampir menabrak Kunigami.

Aku berlari, tapi tubuhku terasa berat.

> "Apa yang terjadi?!" aku berteriak dalam hati.

Sistem di kepalaku berdengung lebih keras, hampir seperti alarm:

> [Fusion Error Detected]

[Resonansi Ego melebihi batas aman]

Bachira berhenti sejenak, menatapku dengan mata penuh kebingungan.

"Kau… aku nggak ngerti, Ryou. Rasanya kayak… kita nggak lagi main sepakbola. Aku cuma mengikutimu tapi rasanya salah."

Isagi menunduk, napasnya tersengal.

Kunigami menatap bola, tangannya gemetar sedikit.

Aku sadar satu hal menakutkan: ego-ku mulai mempengaruhi mereka tanpa kendali, dan sekarang malah mengganggu koordinasi tim.

> Aku bukan lagi pemimpin, tapi… sumber kekacauan.

---

Aku menundukkan kepala, mencoba menenangkan sistem.

> "Tenang… kita masih bisa kendalikan ini."

Tapi suara di kepala lebih keras dari biasanya:

> [Ego Resonan: 100%]

[Kontrol hilang]

[Resonansi akan memicu efek domino]

Aku menatap sekeliling.

Setiap pemain mulai menunjukkan ekspresi berbeda: frustrasi, takut, marah.

Ini bukan lagi latihan.

Ini… perang psikologis di lapangan.

Bachira melemparkan bola ke arahku, tapi tubuhnya bergerak terlalu cepat, dan bola meleset dari arah yang seharusnya.

Isagi menjerit, berusaha menahan bola, tapi gerakannya lambat dan salah koordinasi.

Kunigami, yang biasanya stabil, menendang bola tanpa sadar ke arah gawang sendiri.

> "Tidak… ini tidak boleh terjadi!" aku berteriak dalam hati.

---

Di ruang kontrol, Ego Jinpachi menatap layar dengan ekspresi tegang.

> "Subjek 0… kau benar-benar di luar kendali. Efekmu telah menembus batas sistem. Team Z berada dalam kondisi kritis."

Ia menekan tombol, mengaktifkan mode pemantauan darurat:

Bachira: Ego Error 45%

Isagi: Ego Error 52%

Kunigami: Ego Error 48%

> "Jika Subjek 0 tidak berhenti… seluruh latihan tahap kedua bisa gagal total," gumam Jinpachi dingin.

---

Aku menatap bola di kakiku, napas tersengal, tubuh penuh keringat.

Aku bisa merasakan energi mereka — teman-temanku — bergetar mengikuti ego-ku, tapi kali ini tidak selaras, malah menimbulkan konflik internal.

Aku menutup mata sejenak, mencoba menenangkan diri, mencoba menyalurkan ego-ku secara terkendali.

Bola kembali datang, Bachira bergerak, Isagi bersiap… dan aku menendang bola dengan satu keputusan cepat:

> Aku sengaja melepaskan kontrol.

Bola melesat liar, dan anggota Team Z bereaksi spontan, menabrak satu sama lain, tapi mereka mulai sadar:

> "Kita harus koordinasi sendiri… bukan cuma ikut ego Ryou!"

Aku membuka mata, tersenyum tipis.

> "Ya… ini baru awal. Kalian harus belajar mengendalikan diri sendiri."

---

Latihan selesai, tubuh kelelahan, napas tersengal.

Team Z duduk di bangku, saling menatap, kelelahan tapi tersadar.

Isagi menatapku, wajah serius tapi penuh tekad.

"Ryou… kau nggak sengaja merusak tim. Kau cuma bikin kita sadar… kita nggak boleh bergantung sama ego orang lain."

Bachira menepuk pundakku, tersenyum tipis.

"Kau membuat kami lebih kuat… tapi juga lebih sadar. Itu hal yang keren, tapi bikin deg-degan juga."

Aku menatap mereka, merasakan resonansi ego-ku mulai menenangkan diri.

> Aku belajar satu hal penting malam ini: kekuatan sejati bukan hanya ego, tapi kemampuan untuk mempengaruhi tanpa menghancurkan.

Dan malam itu, aku tahu satu hal pasti: Fusion Error hanyalah awal dari tantangan yang lebih gelap.

Blue Lock kini mulai melihatku bukan hanya sebagai pemain, tapi sebagai anomali.

Dan aku siap menghadapi konsekuensinya.

---

📖 Catatan untuk pembaca Webnovel:

Kalau kalian suka bab ini, jangan lupa dukung penulis:

💬 Komentar, 🌟 Vote, 🔔 Follow!

Dukungan kalian membuat Ryou Asahi terus menghadapi tantangan baru di Arc 2 – Ego Resonance! 🙌🔥

More Chapters