LightReader

The Story That Should Not Know Him

Fadli_Id
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
409
Views
Synopsis
Bagaimana jika dunia tempatmu hidup bukan realitas, melainkan sebuah cerita yang berjalan sesuai naskah? Di dunia ini, tragedi selalu datang di waktu yang tepat, pahlawan selalu muncul saat dibutuhkan, dan kematian tidak pernah terjadi tanpa alasan. Tidak ada yang mempertanyakannya—karena tidak ada yang menyadari bahwa alur cerita adalah hukum tertinggi. Kecuali satu orang. Raviel Arkan, seorang remaja biasa, mulai merasakan ketidakwajaran dalam kesehariannya. Kejadian-kejadian terasa terlalu rapi, pertemuan terjadi seolah dipaksa, dan beberapa peristiwa… terasa seperti sudah pernah ia alami. Tanpa kekuatan khusus atau suara sistem, Raviel menyadari sesuatu yang tidak seharusnya diketahui manusia: cerita ini sudah ditentukan sejak awal. Fragmen masa depan mulai muncul di pikirannya—potongan kejadian yang pasti terjadi. Namun mengetahui takdir bukanlah anugerah. Setiap usaha Raviel untuk menghindari nasib justru memicu koreksi dari dunia. Tragedi yang dibatalkan akan muncul dalam bentuk lain. Kematian yang dihindari akan mencari jalan baru. Dan dunia tidak sendirian. Di balik realitas, Observer mengawasi jalannya cerita. Bagi mereka, manusia hanyalah variabel dalam sebuah narasi besar, dan penderitaan adalah bagian dari keseimbangan sekaligus hiburan. Raviel, yang mampu membaca dan mengganggu alur, dianggap sebagai kesalahan yang tidak seharusnya ada—variabel yang harus diawasi, dikendalikan, atau dihapus. Semakin Raviel melangkah maju, semakin ia menyadari bahwa melawan cerita berarti kehilangan sesuatu yang jauh lebih berharga daripada nyawa. Setiap pilihan menuntut pengorbanan: kepercayaan, hubungan, bahkan identitasnya sendiri sebagai manusia biasa. Ini bukan kisah tentang menyelamatkan dunia. Ini adalah kisah tentang seseorang yang terlalu sadar untuk menjadi karakter, namun terlalu manusiawi untuk menjadi pengamat. Dan saat cerita mulai mengenal namanya, satu pertanyaan pun muncul: > Jika dunia ini adalah cerita, apa yang akan terjadi pada seseorang yang menolak perannya?
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1 — The Error That Was Not Meant to Exist

Pada awalnya, dunia ini berjalan dengan sempurna.

Setiap peristiwa memiliki sebab.

Setiap sebab memiliki akibat.

Dan setiap akibat telah ditentukan jauh sebelum manusia menyadarinya.

Narator mengetahui semua itu.

Ia tahu siapa yang akan gagal, siapa yang akan bertahan, dan siapa yang akan mati pada waktu yang "tepat". Dunia ini bukan kacau—justru terlalu rapi. Seperti cerita yang telah ditulis, direvisi, lalu dijalankan tanpa penonton yang boleh ikut campur.

Namun pada hari itu, sebuah baris cerita tertulis ganda.

Dan dunia… tidak menyadarinya.

---

Di kelas yang dipenuhi suara kursi bergeser dan bisikan ringan, Raviel Arkan duduk di bangku dekat jendela. Ia tidak melakukan apa pun yang istimewa. Tidak berbicara. Tidak tertawa. Tidak memperhatikan pelajaran.

Ia hanya menatap keluar.

Langit siang itu cerah—terlalu cerah. Awan bergerak perlahan, seolah mengikuti ritme yang telah dilatih berulang kali. Raviel tidak tahu kenapa, tapi ada sesuatu yang mengganggunya sejak pagi.

Bukan firasat.

Bukan ketakutan.

Melainkan rasa pengulangan.

> Seperti… aku pernah melihat ini.

Bukan mimpi. Bukan ingatan. Hanya potongan rasa yang tidak bisa dijelaskan.

Narator tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Karena tepat pada detik itu, alur cerita dunia terlambat satu langkah.

---

Bel berbunyi.

Semua siswa berdiri hampir bersamaan—sinkron, rapi, seolah dunia menekan tombol yang sama untuk mereka. Raviel ikut berdiri, tapi gerakannya sedikit lebih lambat.

Satu detik.

Satu detik itu cukup.

Ia merasakan sesuatu yang aneh, seperti halaman buku yang berhenti sebelum dibalik. Seolah dunia menunggu… lalu memutuskan untuk lanjut.

Raviel mengerutkan kening.

> "Kenapa rasanya… aneh?"

Tidak ada jawaban.

Karena seharusnya tidak ada pertanyaan.

---

Di tempat yang tidak memiliki ruang, waktu, atau bentuk, sesuatu bergerak.

Observer tidak memiliki wajah.

Observer tidak memiliki suara.

Namun mereka menyadari perubahan.

> Variabel terdeteksi.

Bukan manusia pertama yang menyimpang.

Namun yang satu ini berbeda.

Raviel Arkan bukan mengubah alur.

Ia menyadari keberadaan alur itu sendiri.

Dan itu… tidak seharusnya mungkin.

---

Hujan turun sore itu.

Tentu saja hujan turun—cerita selalu menyukai hujan. Raviel berjalan pulang sendirian, langkahnya stabil, pikirannya penuh oleh sensasi yang belum bisa ia beri nama.

Setiap tetes air jatuh dengan pola yang indah. Terlalu indah.

Ia berhenti di tengah jalan.

Bukan karena hujan.

Bukan karena lelah.

Melainkan karena sebuah pikiran yang tiba-tiba muncul tanpa asal:

> "Setelah ini… sesuatu seharusnya terjadi."

Jantungnya berdegup pelan.

Tidak ada suara. Tidak ada tanda. Tapi ia tahu.

Dan untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia ini,

seorang karakter menunggu peristiwa yang belum terjadi dengan sadar.

Narator mengamati dengan tenang.

Karena mulai saat ini, cerita tidak lagi berjalan sendirian.

> Dunia telah membuat satu kesalahan.

Dan kesalahan itu…

menyadari bahwa ia adalah kesalahan.