LightReader

Chapter 17 - Main

Kita kembali ke Alam Nuel, saat hampir waktunya masuk di sekolah.

Hari itu diajar oleh guru spesial yaitu Iblis tingkat atas—Anos mengingatnya bahwa guru tersebut adalah salah satu bawahannya.

Guru:"Selamat pagi Iblis-iblis rendahan, hari ini kita kedatangan siswa baru"

Sasha:"Siswa baru? Siapa itu?" sambil berbisik.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan sangat dasyat.

"Selamat pagi teman teman"

Anos:"Oh, jadi dia siswa baru disekolah ini"

Siswa baru itu berambut biru panjang, dengan otot yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, bola mata berwarna biru, serta ia menggunakan pakaian yang sama seperti Anos dan Misha. Siswa baru tersebut bernama "Jay" atau 杰 atau juga disebut Sao.

Dia bukanlah manusia ataupun Iblis melainkan seperti malaikat yang memiliki sayap biru yang cantik. Serta sering menghancurkan kastil-kastil tua yang sudah terbengkalai dengan serangan yang dia pancarkan dari tangan-Nya.

Jay:"Hallo, oh aku tahu kau pasti Anos, dan kau Misha, dan kau Sasha, dan kau Nuel".

Anos:"Mau bertarung?" dengan senyumnya.

Jay:"Oh tidak terimakasih, aku bukan tipe orang yang suka bertarung"

Tiba-tiba Guru menyela pembicaraan tersebut dan mengatakan bahwa hari ini akan diadakan pengetesan senjata.

Dilapangan guru tersebut memeriksa Misha menggunakan liontin yang dapat menciptakan dan mengendalikan es, sedangkan Sasa menggunakan tongkat yang dapat memanipulasi api dan memperkuat seluruh sihir api. Anos seperti biasa mengeluarkan Venuzdonoa, Guru terkejut dan mengatakan bahwa meskipun Anos Raja Iblis tirani gadungan tetapi dapat menciptakan senjata yang sangat mirip dengan Venuzdonoa yang asli, padahal yang digunakan Anos adalah Venuzdonoa asli, yang mana dapat menghancurkan segala hukum yang ada. Sedangkan siswa baru atau Jay memanggil senjata Tongkat Spirit, tongkat ini berwarna biru muda dengan di bagian atas terdapat ukiran Yin dan Yang.

Pengetesan senjata dimulai. Anos menyiapkan Venuzdonoa yang sudah memunculkan aura kehancuran, sedangkan Jay membuat tongkat spirit beraura biru muda sesuai warna senjatanya.

Lalu secara tiba-tiba Anos dan Jay melesat, dan kedua senjata tersebut bertabrakan yang menciptakan energi lingkaran di langit dengan warna biru dan merah yang bergantian menyebar. Cuaca seketika mendung, dan muncul banyak petir dari langit.

Mereka berdua tiba-tiba menghilang dengan kecepatan yang bahkan tak dapat dilihat. Dan tiba-tiba kedua senjata itu saling bertabrakan lagi dengan kecepatan yang tak masuk akal, dan itupun terjadi berulang-ulang, yang dapat dilihat hanya aura merah dan aura biru yang ditinggalkan oleh bentrokan kedua senjata tersebut.

Dan bentrokan terakhir terjadi, Anos dan Jay saling menatap dengan senyum. Tiba-tiba mereka mengakhiri pertarungan tersebut. Guru yang Iblis kelas atas terkejut sekaligus ketakutan dengan kekuatan mereka berdua, Nuel hanya dapat menonton karena dia tidak memiliki senjata, dan dia bingung padahal dia diam-diam mengaktifkan kekuatannya untuk melambatkan waktu tapi mengapa Anos dan Jay seakan tidak melambat sedikitpun?

Bel berbunyi dan sekolah pun berakhir.

Disini ditunjukkan kilas balik 2000 tahun yang lalu, dimana Anos masih menyandang gelar Raja Iblis Tirani. Dia dan bawahannya sedang melihat pedang antara umat manusia dan Iblis, umat manusia dibantu oleh dewi penciptaan bernama "Militia". Namun tidak ada pihak yang kalah ataupun pihak yang menang. Saat Anos sedang melihat dataran yang sudah hangus dan tidak tersisa apa-apa munculah seorang pahlawan bernama " Kanon" didampingi oleh Militia.

Anos bersama bawahannya berinisiatif untuk melawan dia orang tersebut.

Anos:"Kau tahu, kau bukanlah lawannya, pergilah aku yang akan mengurus mereka"

Bawahannya Anos ini terkenal dengan teknik pedangnya yang mengagumkan bahkan dapat menyaingi para dewa. Namun Anos menurutnya mundur karena Anos sangat ingin berhadapan dengan pahlawan Kanon yang mana dia harapan terakhir umat manusia. Sebelum pertarungan itu terjadi ada makhluk dari langit yang sedang terbang melihat pertarungan tersebut, dan ternyata makhluk tersebut adalah Jay dalam bentuk malaikatnya.

Kita berpindah ke Alam Yang menunjukkan kebesaran yang maha Kuasa.

Yang mana terjadi jeda yang cukup lama, karena tidak tercatat pertempuran besar dengan pihak heretik. Namun jeda ingin sangat singkat karena pertempuran besar kembali terjadi yang mana seorang gadis yaitu Jeanne d'Arc berhasil memukul mundur pasukan heretic dari wilayah Eropa.

Disini tidak terjadi kebangkitan bangsa Mongol yang membuat Baitul Hikmah tetap ada dan menjadi pusat ilmu pengetahuan dan pengembangan bagi pihak Iron Sultanate oleh para Jabirean Alchemist. Yang mana menjadi seorang Alkemis bukanlah tugas yang mudah: mereka menjalani banyak cobaan dalam perjalanan menuju penguasaan. Pertama, mereka harus menjalani pelajaran yang tak terhitung jumlahnya dari para inisiat baru – mempelajari Korpus Jabirean, menerjemahkan Kunci-kunci Sulaiman, dan mempelajari semua Disiplin Dasar dari ilmu purba mereka. Hanya setelah tujuh tahun belajar, di bawah pengawasan ketat dan ketelitian para Alkemagis Tinggi, seorang calon alkemis diizinkan untuk mencoba Tiga Cobaan yang diwajibkan untuk menjadi anggota penuh Ordo.

Percobaan pertama adalah menciptakan baju zirah Alkemis yang melindungi dari bahaya. Ini adalah alat penting dalam keahlian mereka, dihiasi dengan Segel Sulaiman yang memungkinkan mereka mengendalikan unsur-unsur Penciptaan sesuai keinginan mereka dan melindungi mereka bahkan dari tipu daya Neraka.

Selanjutnya, mereka harus menciptakan seorang pelayan takwin, makhluk Homunculus dengan kehidupan dan kecerdasan buatan. Jika kandidat berhasil mengikuti formula yang rumit, serta persyaratan waktu dan suhu yang rumit, makhluk itu akan muncul setelah empat puluh hari kerja keras. Ia akan bertindak sebagai alat ciptaan hidup sang Alkemis, karena tangan mereka memiliki keterampilan motorik halus yang jauh melampaui pengrajin yang paling lincah sekalipun. Berbentuk samar seperti manusia kecil, ia dapat mengubah konsistensi tubuhnya menjadi lendir yang hampir cair untuk masuk ke dalam ruang alkimia demi melakukan perintah tuannya dalam suhu ekstrem dan dalam kabut asap kimia beracun. Banyak calon gagal di sini dan ciptaan mereka muncul dari bola langit keemasannya, sebuah monster cacat, yang dipenuhi kebencian terhadap penciptanya. Ia membenamkan diri ke dalam tubuh sang Alkemis untuk melahapnya dari dalam, menjadikan calon tuannya sebagai kulit.

Ujian ketiga dan terakhir adalah membuka Mata Ketiga mereka, kunci pencerahan kosmik yang memungkinkan mereka melihat unsur-unsur dasar Penciptaan dan dengan demikian memastikan bahwa unsur-unsur yang mereka gunakan berada dalam keseimbangan sempurna. Mereka yang gagal dalam ujian terakhir akan berubah secara mengerikan. Mata Ketiga mereka membengkak hingga skala mimpi buruk dan menyatu dengan pasangan aslinya, membuat calon tersebut gila selama proses deformasi mereka. Mereka menghabiskan sisa hidup mereka yang menyedihkan dengan meneriakkan kengerian tak terlihat di sekitar mereka yang kini terungkap kepada mereka. Atas belas kasihan, para alkemis yang gagal dengan cara ini seringkali ditumbangkan, tetapi ada rumor tentang kelompok rahasia yang membuat mereka tetap hidup tanpa diketahui alasannya.

More Chapters