LightReader

Aku Simpanan Tante Girang

Cowok_Icikiwir
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
174
Views
Synopsis
Sebuah tragedi membuat Irsyad Pratama masuk ke dalam lembah dosa yang sangat mengerikan
Table of contents
Latest Update1
12025-07-27 01:13
VIEW MORE

Chapter 1 - 1

Pag tadi i, sekitar pukul 7 lewat 23 menit WITA, aku tak sengaja berpapasan dengan si brengsek yang harus kupanggil Abah ketika mengantar Yumna ke sekolah. Ia membonceng lonte di belakangnya. Lonte yang kumaksud adalah istri barunya. Mereka sama-sama menjijikkan. Mereka berselingkuh di belakang Mamaku. Setelah ketahuan Mama minta cerai lalu sekarang Mama tinggal di Saudi, ia kerja di sana. Saat itu aku masih duduk di kelas 8 SMP, terpaksa aku putus sekolah dan membantu Nenek berjualan kue untuk(kue khas suku Banjar yang terbuat dari tepung terigu, biasanya di dalamnya ada isian kayak kacang, cokelat, inti kelapa, pisang, kacang hijau dan lain-lain), kalau tak membantu Nenek, aku tak tahu kerja di mana, apalagi waktu itu aku masih sangat muda, lumayan membantu Nenek buat memberi suapan nasi setiap harinya untuk adik-adikku. Sedangkan ketiga adikku, Nur Amiruddin Habibi atau yang sering dipanggil Amir, Ahmad Andra Fadhillah atau yang sering dipanggil Andra dan Cantika Yumna atau yang sering dipanggil Yumna terus melanjutkan sekolah. Tak mengapa, yang penting adik-adikku masih bisa makan bangku sekolahan. Kalau aku? Mengalah demi adik-adik itu wajar. Sebab aku adalah anak pertama. Cowok pula.

"Abaah," seru Yumna. Aku langsung mengalihkan pandangannku ke sembarang tempat. Tak sudi aku melihatnya. Sialnya, sebelum wajah kupalingkan, mataku ternodai sebab melihatnya sedang membonceng lonte memakai daster merah muda. Rambut sepinggang terurai dari belakang. Tak berakhlak, tak mencerminkan seorang muslimah. Seharusnya ia menutup auratnya. Tapi ia dan pria tukang selingkuh itu sama saja. Kalau tak sama, tak mungkin mereka bersatu. Tukang selingkuh mungkin tak menegur lonte itu tuk menutup auratnya seusai peraturan agama yang dianut oleh kebanyakan sukuku. Suku Banjar.

Ulul Ilmi(Abahku)sedikit berteriak.

"Yumna sayang," pekiknya namun lembut lalu tersenyum manis kepada adik bungsuku, kupasang wajah masam, semasam-masamnya. Lalu kualihkan pandanganku ke lonte di belakangnya, tak kalah masam kupasang wajahku ketika melihatnya. Kemudian kutarik gas Scoopy hitamku secepatnya supaya tak bertukar pandangan lagi dengan bajingan dan lonte sialan ini. Semoga mereka dihukum Tuhan atas kelakuan mereka berdua. Sebelumnya, Abah memang ketahuan selingkuh oleh Mama sebanyak tiga kali, tapi tetap saja Mama memaafkannya, tapi pas aku duduk di kelas 8 SMP. Ulul Ilmi ketahuan bercumbu mesra dengan janda muda bernama Ferby. Seketika Mama minta ceraikan. Dan hancurlah rumah tangga Mama dan pria bajingan ini. Kata Nenek yang statusnya adalah Ibu dari Abah, pernah bercerita bahwa Abah memang buaya darat. Anak satu-satunya Nenek ini dari remaja memang suka gonta ganti pasangan. Dari gadis yang ini, ke gadis yang itu. Dari gadis dari kampung ini, ke gadis kampung itu. Pernah sewaktu-waktu, Nenek didatangi orang tuanya mantan kekasih Abah sebab Abah terus mengahantui sang mantan kekasih yang tak lama lagi ingin dinikahkan, cerita lain juga tak kalah memalukan. Pernah Abah hendak dipukuli warga sebab ketahuan membawa kabur anak gadis kembang desa yang sangat disayang dan dijaga warga sekitarnya. Aku malu ketika orang tahu, bahwa aku adalah anak darinya. Oleh sebab banyaknya tingkah gila Abah, Nenek menikahkannya Mama yang latar belakangnya dari keluarga baik-baik. Malang nian nasib Mama kerna menikah dengan buaya darat macam Abah. Pernikahan Mama dan Abah dijodohkan, Mama orang yang cukup konservatif, begitupun semua keluarganya yang berasal dari desa. Mendengar ada seorang Ibu yang ingin menikahkan anak lelaki tampannya dengan anak mereka, tak pikir panjang, keluarga Mama menerima lamaran itu. Apalagi Nenek dari Abah adalah teman dekat dari Ibunya Mama. Yang jelas, saat mereka menerima lamaran Nenek, mereka tak tahu bahwa Abah adalah buaya darat. Dan mereka menutup telinga saat orang -orang mencoba memberikan fakta Abah adalah buaya. Mereka seratus persen yakin itu semua adalah tuduhan, fitnahan kejam untuk menggagalkan pernikahan putri kecil dari keluarga konservatif mereka. Apa mau dikata, kalau Mama tak menikah dengan bajingan sialan ini, tak mungkin aku dan ketiga adikku ada di muka bumi ini.

Semuanya adalah perjalanan yang harus aku jalani.

Untungnya ada ketiga Adikku yang menghiasi nestapa hari-hariku. Mereka semua sangat manja, bila yang lain minta suapi ketika makan, semua harus kusuapi. Walau Amir dan Andra sudah tumbuh remaja, mereka akan jealous jika melihat Yumna sering bergeliat di sisiku. Jealous yang masih bisa kukatakan wajar, paling mereka cemberut. Hahahaha, dasar adik-adik manja! Sebulan yang lalu, ketika aku sakit demam ketiga Adikku berebut ingin merawatku. Aku suka melihat mereka berebut dalam kebaikan begini. Aku merasa sangat disayang oleh mereka bertiga. Supaya terus melihat tingkah lucu mereka begini, jadi aku pura-pura menggigil.

"Ya Allah, dinginnya," keluhku sambil menggetar-gerarkan seluruh tubuhku. Yumna mendekapku.

"Biar Yumna peluk supaya Abang nggak kedinginan!" ucapnya lucu, sehingga aku harus menahan tawa di balik selimut.

Amir dan Andra berebut ingin menyuapiku bubur.

"Biar Andra aja Bang!"

"Tadi kan kamu udah nyuci bajunya Abang Irsyad, sekarang giliran aku."

"Yah, nggak bisa gitu dong Bang Amir."

Aku tak enak hati mendengar mereka sedikit ribut.

"Amir, Andra, nyuapinnya gantian aja ya. Sekarang Amir dulu!" ucapku sambil bangkit lalu duduk.

Amir menyodorkan satu sendok bubur panas buatannya sendiri, lalu perlahan ia masukkan ke dalam mulutku.

"Gimana enak nggak Bang?" tanyanya excited.

"Enak Mir, sekarang giliran Andra, terus setelah ini Yumna ya."

Andra menyuapiku, kemudian si bungsu Yumna.

*****

Betul juga apa kata Andra saat sarapan pagi tadi. Ia bertanya bagaimana nanti keadaan mereka ketika nanti aku akan menikah? Kujawab aku tak akan menikah sesudah Adik -adikku sukses. Sungguh betul apa yang kucakap, sebab aku harus menjaga ketiga Adik-adikku, mengawal dan mengayomi mereka sampai sukses. Amiin.

****

Besok hari ulang tahun Amir, remaja yang suka main bola itu suka coklat. Jadi akan kubelikan kue ulang tahun rasa coklat. Aku memang hapal hari ulang tahun seluruh Adik -adikku. Amir 4 Januari, Andra 10 November dan Yumna 19 Desember.

Saat mereka sekolah, kusempatkan membeli kue ulang tahun kecil rasa coklat, kutaruh di lemari di dapur. Sebagai hadiah ulang tahunnya, kubelikan Amir sepatu Adidas warna hitam. Pasti ia menyukainya, kebeli sepatu tadi hasil tabunganku selama beberapa bulan terakhir.

Aku, Yumna dan Nenek sudah sangat siap mengejutkan Amir nanti pas ia balik dari sekolah. Kue ulang tahun rasa coklat yang siang tadi kubeli, kuangkat sambil aku bersembunyi di balik pintu.

Sreeeet. Pintu terbuka, Andra yang membuka, Amir di belakangnya.

Langsung saja aku, Yumna, Andra dan Nenek menyanyikan penggalan syair "Mabruk Alfa Mabruk".

"Mabruk Alfa mabruk

Alaika mabruk

Mabruk Alfa mabruk

Yaumiladik mabruk

Selamat hari milad

Semoga dapat rahmat

Dari Allahu Ahad

Hingga hidup selamat."

"Selamat ulang tahun Adek Abang," ucapku sambil terus kuukir senyuman.

Mata Amir berkaca-kaca, walau setiap tahun aku merayakan ulang tahunnya, ia pasti menangis.

"Terima kasih Abang, Abang memang Abang terbaik di dunia," pujinya lalu memelukku.

"Nggak usah alay, ayo di makan kuenya, Yumna udah lapet nih," celetuk Yumna lucu.

"Iya, iya. Ah Yumna ngerusak mood Abang aja, ih," keluh Amir.

Amir memotong kue ulang tahun rasa coklat perlahan, lalu ia suapi aku. Kemudian kusodorkan kotak kado ulang tahun yang isi yang sepatu Adidas warna hitam.

"Tadaa," ucapku seraya menyodorkan kotak kado berwarna biru pekat.

Mata Amir berbinar, lagi-lagi ia menangis.

"Masya Allah, Abang. Terima kasih banyak ya Bang, Amir sayang banget sama Abang," lirihnya di sela tangis.

"Andra juga."

"Yumna juga," sahut Yumna tak mau kalah.

Mendengar semua cucunya mengungkapkan kasih sayang kepadaku, Nenek terharu. Ia menasehati kami.

"Nanti kalau kalian udah sukses, jangan ngelupain Abang kalian, semua harus hidup rukun, harus saling menyanyangi begini. Selamanya."

"Siap Nek," sahut kami semua.

***

Tak seperti biasanya, hari ini Amir pulang diantar naik motor oleh seorang gadis, mungkin temannya.

Setelah mengantar Amir, gadis itu cepat-cepat pulang.

"Pacar kamu Mir?"

Bukan Bang, dia temen Amir. Tadi kaki Amir terkilir pas main bola, nggak mungkin Amir pulang dengan kaki sakit begini, dia punya inisiatif buat nganterin Amir, gitu dong."

"Temen apa temen?" goda Andra yang baru saja pulang dari sekolah, biasanya mereka berdua berangkat dan pulang bareng ke sekolah.

"Bacot kamu Ndra!" cerca Amir sambil melemparkan tas gendongnya ke arah Andra.

"Jangan pacaran ya Mir. Andra juga, ingat. Kalian harus sukses, dan pacaran itu adalah suatu penghambat kesuksesan," nasehatku.

"Nah tuh dengerin Bang Amir," kata Andra.

"Bacot!"

"Pokoknya, Abang nggak mau ngeliat kalian berdua pacaran, ngerti?"

"Ngerti Bang," sahut mereka berdua.