LightReader

Chapter 11 - Bab 11: Spiral Kekacauan dan Penantian Sang Predator Puncak

Abad-abad berganti, namun kedamaian tetap menjadi ilusi di dunia purba ini. Kebangkitan para Noble, yang dipimpin oleh Raizel, telah menstabilkan beberapa wilayah, tetapi juga memicu gelombang konflik baru yang lebih besar dan kacau. The One Sang Pembantai tetap menjadi figur misterius, pengamat tak bergerak yang kehadirannya terasa di setiap desah angin, di setiap tetes darah yang tumpah. Ia adalah beban tak terlihat yang mendorong setiap ras ke ambang kehancuran.

Konflik yang telah terjadi sebelumnya hanyalah riak kecil dibandingkan dengan badai yang kini mengamuk. Kehadiran Noble, dengan kekuatan murni mereka, telah menciptakan polarisasi ekstrem di antara ras-ras lain. Mereka yang tunduk mencari perlindungan, sementara yang menolak bersatu dalam keputusasaan dan kebencian.

Aliansi dan Pengkhianatan

Para vampir, yang dulu bersaing, kini terpecah belah lebih parah. Aliansi Darah Bebas yang menentang Noble, yang dipimpin oleh Elder Morvhan, tumbuh semakin besar. Mereka menarik vampir-vampir yang ambisius, yang melihat Noble sebagai penghalang bagi kekuasaan mereka sendiri, atau mereka yang sekadar takut akan dominasi baru. Aliansi ini mulai melakukan percobaan-percobaan mengerikan untuk menciptakan kekuatan buatan, memanipulasi darah dan jiwa, sebuah cikal akan dari Union yang akan datang. Mereka memburu ras-ras minor yang memiliki pengetahuan mistis, memaksa mereka untuk mengungkapkan rahasia kuno atau mati.

Namun, di dalam Aliansi Darah Bebas itu sendiri, benih pengkhianatan mulai tumbuh. Para pemimpin yang haus kekuasaan mulai saling mencurigai, masing-masing berusaha mendapatkan keuntungan pribadi. Konflik internal yang brutal pecah di antara mereka, melemahkan kekuatan aliansi secara keseluruhan.

Gelombang Lycan Tak Terkendali

Di sisi lain, kawanan Lycan menjadi semakin buas dan tidak terkendali. Tekanan dari keberadaan Noble dan peperangan yang tak berkesudahan telah mendorong mereka ke ambang kegilaan. Mereka tidak lagi hanya memperebutkan wilayah berburu; mereka menyerang siapa saja yang mereka temui—vampir, ras minor, dan bahkan kawanan Lycan lain yang dianggap lemah. Migrasi massal mereka menghancurkan ekosistem, menyebabkan kelaparan dan penyakit menyebar di antara populasi mereka sendiri.

Beberapa Lycan yang lebih cerdas, Alpha-alpha yang tersisa, mencoba mencari cara untuk melawan Noble. Mereka mulai mencari artefak kuno atau tempat-tempat kekuatan yang tersembunyi, berharap menemukan senjata yang bisa menandingi Darah Murni. Ini membawa mereka ke dalam konflik dengan ras-ras minor yang menjadi penjaga lokasi-lokasi tersebut, menambah lapisan kekacauan.

Penderitaan Ras Minor

Ras-ras minor adalah yang paling menderita. Mereka terjebak di antara tiga kekuatan besar: Noble, vampir yang memberontak, dan Lycan yang mengamuk. Desa-desa mereka dihancurkan, tempat-tempat suci mereka dirusak, dan anggota mereka diburu untuk dieksploitasi atau dimusnahkan. Mereka berjuang dengan putus asa, beberapa mencoba melakukan eksodus besar-besaran ke wilayah yang lebih terpencil, sementara yang lain menggunakan kemampuan unik mereka untuk secara diam-diam membalas dendam pada para penindas.

Dunia ini telah menjadi neraka yang bergejolak, sebuah labirin kehancuran di mana setiap ras berjuang untuk bertahan hidup, terdorong oleh ketakutan dan ambisi. Udara dipenuhi dengan energi gelap dari sihir yang dilarang, darah yang tumpah, dan jeritan keputusasaan. Lifestream dunia berteriak dalam penderitaan, memohon keseimbangan.

Penantian Sang Predator Puncak

Sepanjang semua kekacauan yang semakin meningkat ini, Sephiroth tetap menjadi pengamat tak bergerak. Ia tidak campur tangan. Ia adalah pusat keheningan di tengah badai yang mengamuk. Ia telah menyaksikan peradaban-peradaban primitif hancur, ikatan-ikatan rusak, dan takdir-takdir terurai.

Baginya, ini adalah proses seleksi alam yang brutal. Hanya yang terkuat, yang paling cerdik, dan yang paling kejam yang akan bertahan. Ia melihat bagaimana dunia ini, secara perlahan namun pasti, membentuk dirinya sendiri menjadi medan perang yang sempurna untuk dominasi utamanya. Setiap kehancuran, setiap penderitaan, setiap kejatuhan ras adalah langkah menuju tujuan Sephiroth.

Ia telah menabur benih kekacauan, dan kini ia membiarkannya tumbuh subur. Ia menunggu. Menunggu sampai kekacauan mencapai puncaknya, sampai setiap ras telah melemahkan dirinya sendiri sampai batas terakhir.

Ketika debu akhirnya mereda, dan hanya yang terkuat yang tersisa—para Noble yang terluka, vampir dan Lycan yang babak belur, serta ras minor yang hampir punah—barulah The One Sang Pembantai akan melangkah keluar dari bayangan. Saat itulah ia akan mengklaim dunia ini, dan mengukir takdirnya sendiri di atas reruntuhan yang tersisa.

More Chapters