"Hahhhh lega banget, mulai hari ini gua bakalan amat bersyukur sama yang namanya oksigen!!" Daniel tertawa kecil.
"Lo bisa lihat kan ketegangan yang ada disana, sesak napas gua" ucap Nina sambil terus-terusan menarik napas dalam.
"Anyway, makasih ya udah belain gua tadi"
"Santai aja, udah kewajiban gua buat lindungi lo sekalipun itu keluarga lo sendiri. Gua cuman mau lo lebih berani lagi lawan mereka. Bukan gua mendukung lo buat jadi buruk, tapi gua gak suka mereka apalagi Mama tiri lo ngerendahin lo sampe segitunya". Nina mengangguk
Nina dan Daniel kini di perjalanan menuju rumah, suasa di dalam mobil cukup hening. Hanya ada suara musik pelan dari radio mobil.
"Mau night ride gak?"
"Hah? Night ride?"
"Iya, tapi pake motor"
"Lo bisa bawa motor?" Daniel mengangguk.
"Boleh..." Nina terlihat sangat antusias.
"Oke, kita ganti baju dulu habis itu kita nightride" Nina mengangguk.
Tidak tunggu lama, sesampainya dirumah, Nina langsung memasuki rumah dan berganti pakaian.
Celana cargo hitam serta jaket dengan warna senada menjadi pilihan Nina. Setelah dirasa pas, Nina keluar dari kamar dan mendapati Daniel yang sudah menunggu dengan pakaian serba hitam dan jaket kulit membuatnya terlihat sangat tampan.
"Udah? Ayok" Daniel berjalan ke luar sementara Nina masih melongo melihat penampilan suaminya itu.
"Nina... ayok!!" Nina seketika tersadar dan mengikuti Daniel keluar.
Di luar sudah terparkir sebuah motor sport berwarna hitam yang baru pertama kali dia lihat.
"Gua gak tau kalau lo punya motor kayak gini," Daniel hanya tersenyum mendengar perkataan Nina.
"Ini pake dulu" Daniel memasangkan sebuah helm pada Nina kemudian membantunya naik ke atas motor.
"Pegangan yang erat" Nina memegang pundak Daniel.
"Lo kayak lagi naik ojek aja. Ke sini" Daniel menarik tangan Nina agar melingkar di pinggangnya.
Awalnya Nina menolak tapi Daniel tiba-tiba melajukan motornya membuat Nina spontan memeluk Daniel.
Suasana jalanan tidak terlalu ramai membuat motor milik Daniel melesat ke pusat kota melewati gedung-gedung pencakar langit di Jakarta.
Momen yang belum pernah dirasakan oleh Nina dan Daniel, berada dalam jarak yang sangat dekat bahkan bisa merasakan detak jantung satu sama lain.
"Nih minum dulu" Daniel memberikan sebotol air pada Nina saat mereka berhenti di sebuah supermarket.
"Thanks. Lo jago juga bawa motornya"
“Pas kuliah dulu, gua pernah jadi anak motor. Setelah kerja gua putusin buat berhenti dan fokus ngurus perusahaan sampai akhirnya dia kepakai lagi malam ini.” Mata Daniel melihat ke arah motor hitam miliknya dan diikuti oleh Nina.
Saat tengah berbincang, beberapa anak remaja perempuan datang dan menghampiri Daniel. Mereka acuh dengan Nina yang berdiri di sebelahnya dan langsung meminta foto bersama dengan Daniel.
“Hai Kakak ganteng, kita boleh minta foto gak?”
“ Boleh ya Kak, Kakaknya ganteng banget soalnya. Mirip sama Cha Eun Woo yang artis korea itu”
Nina menatap sinis dengan tingkah anak remaja perempuan yang tengah menggoda suaminya itu. Menyadari tatapan Nina yang tidak bersahabat, Daniel segera berpindah ke belakang Nina membuat para remaja itu kebingungan.
“Sayang lihat, mereka mau foto-foto suami kamu” Nina dibuat kaget dengan gaya bicara Daniel yang terkesan manja membuat para remaja itu kaget.
Nina menatap tajam kepada gadis-gadis itu
“Suami saya gak suka di foto, hus-hus…” Nina akhirnya berhasil mengusir gadis-gadis itu dan mereka berdua tertawa geli dengan hal yang baru saja terjadi.
"Seneng lo, digodain sama abg gituan"
"Ih nggak lah, istri gua lebih cantik. Ngapain ngelirik yang lain"
"Gombal! Eh, gerimis..." Daniel mengikuti arah pandangan Nina.
"Mau pulang sekarang gak? Takutnya nanti hujannya makin deras"
Dan benar saja, saat di perjalanan, Nina dan Daniel sudah basah kuyup diguyur hujan.
"Haha seru banget naik motor sambil hujan-hujanan." Nina tertawa lepas saat mereka sudah sampai di parkiran rumah. Daniel membantunya melepaskan helm dan tersenyum padanya.
"Hidung lo udah merah tuh" Nina menggosok hidungnya yang terasa gatal.
"Iya, kayaknya bakalan flu lagi" Dia tertawa
"Mau mandi bareng gak?" Goda Daniel.
"Boleh"
"Hah...?" Nina tertawa.
"Ya enggak lah, yakali. Udah buruan masuk, lo mandi trus obatnya jangan lupa diminum" Nina berjalan masuk duluan sementara Daniel masih tersenyum bodoh.
"Nina... lo beneran bikin gua gila"
***
Nina Anastasya, namanya aja kedengaran murahan. Jadi cewe yang gua temuin di kantor Daniel kemarin adalah Lo" Luna menatap lekat pada foto wajah Nina dan Daniel ditangannya. Rencana-rencana licik mulai tersusun di kepalanya.
"Tunggu aja Nina, gua bakalan singkirin lo dari kehidupan Daniel. Yang pantas jadi nyonya Arthanata itu gua, bukan lo!"
Luna meraih ponselnya dan menatap foto dirinya dan Daniel saat masih pacaran sebelumnya. Tangan Daniel memeluk pinggangnya mesra di foto itu. Tangannya terkepal sampai kuku-kunya memutih. Luna sudah berada di titik terobsesi dengan Daniel.
Beberapa tahun yang lalu, Luna dan Daniel menjalin hubungan asmara secara rahasia saat Luna diminta untuk jadi brand ambassador salah satu produk kosmetik dari perusahaan Daniel.
Posisi Luna sebagai super model memiliki keuntungan besar bagi kedua belah pihak. Daniel dan Luna banyak bertemu untuk membahas kerja sama serta pengembangan ide-ide kreatif untuk promosi. Dari situlah awal mula mereka mulai menjalin hubungan secara diam-diam.
Luna, gadis yang pintar dan elegan sangat serasi dengan Daniel. Itu yang Daniel pikirkan dulu. Memiliki kekasih yang dapat menyesuaikan diri dengannya adalah sebuah keharusan.
Setelah beberapa lama, Daniel meminta Luna untuk mulai menjalin hubungan yang lebih serius. Luna, gadis yang bebas merasa terekang apabila dia terikat dalam suatu hubungan. Namun status dan derajat Daniel yang baik membuat Luna setuju namun tetap merahasiakan hubungan mereka dari publik dan Daniel setuju.
Mereka mulai membuat rencana membangun keluarga bersama, membangun impian dan berangan-angan akan membangun keluarga.
Sayangnya Clarisa tidak menyetujui hubungan mereka karena menurutnya, Luna tak lain halnya dengan perempuan matre diluaran sana dan hanya ingin memanfaatlan kekayaan keluarga Arthaniest. Walaupun dia seorang publik figur yang terkenal cantik baik dan berprestasi namun Clarissa tau bahwa Luna tidak tulus dengan cucunya itu.
Lambat laun, Daniel juga mulai merasa ada yang aneh dari Luna. Gadis itu kerap meminta uang padanya, awalnya bagi Daniel hal itu tidak terlalu memusingkan hal itu selama kekasihnya bahagia ditambah lagi dia menganggap itu hal yang wajar bagi seorang super model seperti Luna dan menganggap hal itu untuk menunjang karir kekasihnya itu.
Daniel mencoba untuk mengubah Luna agar diterima oleh Omanya, bukannya Daniel tidak bisa berikan, hanya saja dia ingin mencoba membuat Luna bisa diterima oleh Omanya. Hal lain yang tidak diketahui Daniel ialah, Luna ingin menggunakan Daniel sebagai alat panjat sosial untuk membuatnya semakin terkenal.
Sejak Daniel membatasi Luna, Luna mulai mencari cara agar Daniel tetap mau menurutinya dengan mencoba menggoda pria itu. Daniel merupakan Pria yang berprinsip, salah satu prinsipnya ialah Nosexbeforemarried. Daniel tidak pernah mau melakukan hal terlarang itu sebelum ada ikatan resmi yang mengikat. Luna kerap meminta hal itu pada Daniel namun ditolak mentah-mentah yang membuat Daniel curiga. Sejak saat itu hubungan mereka mulai renggang.
Sejak hubungan mereka renggang, Luna menjalin hubungan lagi secara diam-diam dengan seorang Direktur sebuah agensi model yang cukup terkenal juga bernama Mario, Director of The Top Model Agency. Pria muda dan mapan yang mampu memenuhi keinginan Luna dan selalu royal kepadanya walaupun dia harus membayar dengan tubuhnya.
Hubungan yang terbilang bebas, Luna akhirnya hamil di luar nikah, hasil hubungan gelapnya dengan Mario. Segala hal berjalan dengan lancar dan Luna mendapat apa yang dia mau. Tak lama Luna mengaku pada Mario bahwa dirinya tengah mengandung dan meminta pertanggung jawaban. Namun pria itu menolak adanya anak diantara mereka. Luna juga kerap mendapat kekerasan fisik dari Mario setelah dia hamil. Merasa anak yang dikandungnya tidak menguntungkan baginya, luna pun menggugurkannya. Saat yang bersamaan Mario memutuskan untuk menerima anak itu namun naas, anak itu sudah kembali ke surga.
Luna melarikan diri ke luar negeri selama hampir setahun tanpa sepengetahuan Daniel dan berharap Mario segera melupakannya. Gadis itu memutuskan kembali ke Indonesia dan menata ulang karirnya dan berharap bisa kembali pada Daniel. Daniel yang ditinggal pergi begitu saja, merasa kecewa dan dikhianati memutuskan menerima perjodohan yang diatur Omanya. Saat bertemu dengan Luna kembali di kantornya, dia merasa muak dan lelah menghadapi Luna. Keputusannya untuk menikahi Nina sudah tepat sekaligus untuk membuat Luna berhenti mengejarnya. Namun bukan Luna namanya jika tidak menghalalkan segala cara untuk mendapat yang dia mau.