LightReader

Love By The Arrangement

Hanaaap
14
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 14 chs / week.
--
NOT RATINGS
477
Views
Synopsis
Nina dan Daniel, sepasang suami istri yang menikah karna dijodohkan. Namun seiring dengan waktu hubungan mereka berubah menjadi Cinta dan menguak rahasia masa lalu. "Dasar cowo jelek!" "Lo cewe gila!" "Haha selamat, lo nikah sama cewe gila"
VIEW MORE

Chapter 1 - PERJODOHAN

Menikah bagi sebagian orang adalah impian yang selalu dinanti-nantikan, apalagi akhirnya bisa bersatu dengan orang yang disayang dan berbagi suka dan suka sampai maut memisahkan. Namun apa yang akan terjadi apabila pernikahan itu terjalin tanpa ada rasa ataupun hubungan?

Di sebuah ruang tamu di sebuah rumah yang bernuansa putih dan abu-abu, seorang wanita paruh baya dengan paras yang masih cantik berbicara dengan nada tegas.

"Nina, minggu depan kamu akan saya jodohkan. Tidak ada penolakan. Ini semua demi keamanan bisnis mendiang Papa mu karna akan di akuisisi dan ini adalah permintaan terakhir Papamu sebelum meninggal"

Nina, gadis yang di sebut namanya hanya menatap Ibu tirinya tanpa ekspresi. Sejak kecil hidupnya sudah diatur dan dipaksa menjadi anak penurut, namun Nina bukan anak yang penurut bagi Riana. Dia selalu bisa melawan wanita itu tapi mengingat perjodohan ini demi sang Papa, dia akhirnya mengalah. Di sebelah Ibu tirinya, seorang pria yang merupakan Ayah tirinya duduk tak acuh.

Riana adalah Ibu tiri Nina yang dinikahi oleh Papa kandungnya, Mahesa. Ibu Nina meninggal dunia, beberapa hari setelah melahirkan Nina akibat kekurangan darah. Mahesa yang kewalahan mengurus bayinya jatuh cinta pada pandangan pertama pada Riana ketika tidak sengaja bertemu di Rumah sakit.

Hubungan yang awalnya habya sebgai teman yang berbagi cerita tentang merawat anak berubah menjadi lebih intens. Tanpa pikir panjang Mahesa memutuskan melamar dan menikahinya, menjadikannya Ibu sambung bagi Nina serta menjadi Ayah bagi anak-anak Riana.

Riana adalah wanita yang manis, dia sangat menyayangi Nina seperti anaknya sendiri. Namun sayang, semua berubah ketika Mahesa meninggal dunia akibat kecelakaan pada usia Nina yang ke 15 tahun. Kecelakaan itu merenggut nyawa Mahesa ketika dia dan Nina sedang dalam perjalan pulang dari sebuah toko mainan sementara Nina selamat. Riana menyalahkan Nina, menurutnya Nina adalah penyebab kematian Mahesa. Riana memutuskan menikah lagi dengan sahabatnya, Rio yang menjadi Ayah tiri Nina

"Sekarang masuk kamarmu dan persiapkan diri. Seminggu ke depan kamu tidak boleh kemana-mana"

"Gak boleh kemana-mana gimana? Saya harus kerja"

Nina memiliki sebuah toko bunga atau florist yang cukup terkenal. Toko itu dia bangun dengan susah payah tanpa sepengetahuan keluarga tirinya. Selama ini yang mereka tahu bahwa Nina hanya seorang karyawan di sebuah toko bunga kecil.

"Kerja jualan bunga gak jelas gitu gak akan bikin kamu kaya. Lagian calon suamimu bukan orang miskin. Untuk kali ini tolong menurut saja Nina!"

Suara tegas Riana membuat Nina merasa kesal namun akhirnya dia menurut juga. Selama ini, saudara tirinya yang mengurus perusahaan mendiang Papanya. Dia tidak diberi andil sedikitpun untuk mengurus perusahaan itu. Saat perusahaan itu mulai bangkrut karena ulah mereka, mereka mengorbankan Nina. Tidak ingin kehilangan lebih banyak, akhirnya dia menurut. Ditambah lagi, mungkin pernikahan ini bisa membuatnya sedikit bebas dari keluarganya yang toxic ini.

"Selain menjaga nama baik keluarga kita, kamu juga harus bisa membuat bangga di keluarga suamimu nanti, paham kamu?!"

Nina mengangguk dan berjalan menuju kamarnya tanpa ekspresi sedikitpun.

Rasa kesal di dadanya ingin sekali dia luapkan kepada Ariana. Namun mengingat dulu, wanita itu yang pernah merawatnya maka tidak ada salahnya untuk mengikuti perjodohan ini.

Sesampainya di kamar, Nina melemparkan tubuhnya ke tempat tidur dan menatap kosong langit-langit kamarnya membayangkan seperti apa wajah calon suaminya, apakah dia akan menikah dengan pria tua atau bagaimana.

Riana dan Rio masih di ruang tamu saat Cindy, anak kandungnya datang dengan wajah masam.

"Kamu kenapa Cindy? Muka kamu asem banget?" Riana menatap Cindy lekat.

"Gak papa ma. Oh iya, Kak Nina mana?”

“Ada dikamarnya, minggu depan dia bakalan nikah”

“HAH!! NIKAH!!” Mata Cindy menatap tak percaya pada sang Mama dan Papa tirinya.

"Mama udah jodohkan dia sama anak pemilik Arthaniest Company”

“Loh, bukannya itu perusahan gede di Jakarta Ma? kenapa gak jodohin Cindy aja. Cindy juga mau jadi istri orang kaya”

“Sudah, kamu mending fokus kerja yang benar, lihat kerugian yang udah kamu sebabin. Perusahaan itu satu-satunya yang nopang kehidupan kita sekarang. Dengan Nina menikah nantinya perusahaan milik kita bakalan di akuisisi jadi kita punya uang lagi. Dia menikah dengan orang kaya, belum tentu bakalan diperlakuin baik” Cindy mendengus mendengar ucapan Mamanya

“Lagian kenapa Papa Rio gak ikut kerja juga di kantor? Kenapa cuman Cindy sama Kak Farel coba?”

Mendengar namanya disebut, Rio menatap tajam Ke Arah Cindy dan berjalan melewati anak tirinya itu. Saat berpapasan, Rio berhenti sebentar dan kembali menatap Cindy yang sukses membuat nyali anak gadis itu ciut.

“Kamu jangan pernah menyinggung perasaan Papa mu”

“Papa tiri kali”

“Cindy! Jaga mulut kamu ya!” Ariana berjalan melewati anak gadisnya itu menuju Rio. Walaupun Cindy adalah anak kandungnya, Riana tidak pernah memperlakukan dia dengan baik. Semua hal diatur olehnya, dan Cindy dipaksa untuk menjadi anak yang penurut.

Hari yang ditunggu pun datang, Nina akhirnya menikah dengan seorang pria yang terbilang lebih tua darinya sekitar lima tahun. Nina menghela nafas lega setelah mengetahui pria yang akan menjadi suaminya bukan Pria tua hidung belang seperti yang ada di cerita-cerita. Pernikahan mereka sangat sederhana dan tertutup.

Acara pemberkatan itu hanya dihadiri oleh mereka berdua saja. Tidak ada orang tua ataupun wali bahkan tamu undangan sekalipun. Setelah sang Pendeta menyatakan mereka sah sebagai suami dan istri, Pendeta itu berlalu begitu saja meninggalkan Nina dan Daniel.

"Ikut gua" Pria itu berbicara singkat dan langsung melangkah ke luar gedung pemberkatan. Nina mengikuti langkah panjangnya menuju parkiran. Untungnya Pria itu membukakan pintu mobil bagi Nina, mempersilakan dia masuk dan segera melaju entah kemana. Nina tidak berani bertanya pada pria yang baru saja menjadi suaminya itu, karena aura dingin terpancar darinya.

"Astaga, kenapa gua deg-degan banget. Dia kok cuek banget ya, ini gua mau dibawa kemana lagi. Jangan-jangan gua mau dijual trus organ gua di ambil dan gua bakalan mati. Mampus gua..." Nina berceloteh di dalam hatinya.

"Ayo turun" Nina yang kalut dengan pikirannya seketika menengadah dan melihat sekelilingnya. Mereka baru saja sampai di sebuah hotel ternama di Jakarta.

“Gila, baru aja dinikahin masa gua langsung di gas gini sih, wah gak bener ni cowok.” Nina menatap tak percaya pada pria yang baru saja menjadi suaminya itu. Kakinya melangkah perlahan keluar dari mobil mengikuti suaminya itu dengan wajah masam.

Baru saja turun dari mobil, Nina dan Daniel langsung disambut oleh seorang wanita paruh baya yang merupakan Clarissa, Oma Daniel beserta keluarga Nina.

Nina merasa sedikit kaget dan aneh dengan pernikahan ini namun dia tepis segera, mengingat mereka menikah hanya karena bisnis.

“Selamat ya buat cucu-cucu Oma. Siang ini kita bakalan makan siang disini sekalian buat acara selamatan pernikahan kalian” Nina hanya bisa tersenyum kaku dan mengikuti kemana Clarissa membawanya.

Makan siang itu terasa sangat tidak nyaman bagi Nina. Semua orang di ruangan itu hanya berbincang tentang bisnis dan bisnis, ditambah lagi gaun pernikahan yang dia kenakan membuatnya sedikit tidak nyaman saat duduk. Mata Nina sesekali memandang ke arah pria yang sudah menjadi suaminya itu. Bisa dia lihat bahwa pria itu juga sedikit bosan dengan pembahasan mereka terlebih lagi Mama tirinya yang selalu membangga-banggakan Cindy dan Farel di depan mereka semua.