LightReader

Chapter 3 - Bangku Kosong di Kelas 12

Bab 3: Yang Mengorbankan

Ayla berdiri terpaku di ambang pintu kelas 12 IPA 2. Cahaya senter di tangannya bergetar.

Di bangku belakang, sosok Siska masih duduk diam. Rambut panjang menutupi wajah, seragam putihnya compang-camping, dan darah mengering di bagian dada.

Perlahan, ia menoleh… meski wajahnya belum terlihat.

"Kamu ingin tahu siapa yang mengorbankanku?""Jawab dulu… kamu berani mendengar kebenaran?"

Ayla menelan ludah. "Aku... iya. Aku ingin tahu."

"Kalau begitu, dengarkan ini baik-baik. Tapi ingat, kebenaran kadang jauh lebih mengerikan dari kematian."

Malam Terakhir Siska

Siska mulai bercerita. Suaranya pelan, seperti angin tipis yang berdesir di ruang kosong.

"Tiga tahun lalu, aku juga pindahan. Duduk di bangku ini. Awalnya biasa saja… sampai aku mendengar soal ritual malam 'pembersihan kelas'."

"Katanya, setiap tiga tahun sekali, kelas 12 IPA 2 harus dikunci selama satu malam. Tanpa alasan. Tanpa izin."

"Tapi aku... aku penasaran. Aku bersembunyi di lemari belakang untuk melihat apa yang terjadi."

Ayla mendekat perlahan, duduk di bangku depan.

"Jam 2 pagi... mereka datang. Lima orang. Mereka semua pakai seragam sekolah. Salah satunya... Dito."

"Mereka bawa mangkuk, lilin, dan buku. Mereka sebut namaku—padahal aku belum pernah bicara dengan mereka."

"Lalu mereka mulai membaca mantra... dan ketika aku mencoba keluar dari lemari, tubuhku tidak bisa digerakkan. Aku... terkunci dalam tubuhku sendiri."

Pengorbanan Diam-diam

Siska menunduk. Tangan kanannya bergetar seperti trauma yang kembali.

"Aku dikorbankan. Tapi bukan untuk kesaktian. Bukan untuk ilmu hitam. Mereka... melakukannya hanya untuk membuktikan legenda sekolah ini benar."

"Dan setelah aku mati… mereka sepakat untuk tidak pernah menyebut namaku lagi. Agar aku tidak kembali."

Ayla menahan napas. Suara Siska mulai berubah.

"Tapi kamu membacakan namaku, Ayla.""Dan sekarang... aku ada di antara yang hidup dan mati."

Daftar Nama

Siska mengangkat tangannya. Buku catatan merah muncul di meja.

"Ini... adalah daftar mereka yang harus membayar.""Termasuk... satu nama yang belum pernah kau dengar."

Ayla melihat lembar pertama. Lima nama tertulis di sana:

Dito

Nanda

Vina

Rafi

Andika

Dan satu nama... ditulis dengan huruf besar di halaman terakhir:

"WALI KELAS: BU WATI"

Ayla ternganga. "Bu Wati... terlibat?"

Siska mengangguk pelan.

"Dia... yang menyuruh mereka. Dan sekarang... kamu harus memilih. Membiarkan semua ini terkubur… atau membuka semuanya dan menjadi target selanjutnya."

More Chapters