Bab 1: Pindahan
Ayla melangkah masuk ke ruang kelas 12 IPA 2 dengan langkah ragu. Aroma khas sekolah—bau kertas, kapur, dan sedikit karat dari kursi besi tua—langsung menyambutnya. Semua mata di ruangan itu menoleh padanya, sebagian menatap dengan rasa penasaran… sebagian lagi dengan wajah datar dan nyaris tak bersahabat.
"Silakan kenalkan diri kamu ke depan," kata Bu Wati, wali kelas yang suaranya lembut tapi tidak hangat.
Ayla menarik napas. "Nama saya Ayla, saya pindahan dari Jakarta. Senang bisa bergabung di sini."
Beberapa anak mengangguk pelan. Tapi tak ada yang benar-benar tersenyum.
Bangku Itu
"Silakan duduk di bangku belakang, pojok kanan. Yang kosong," ujar Bu Wati sambil menunjuk.
Ayla menoleh. Di antara deretan bangku yang hampir semuanya terisi, ada satu kursi kosong di pojok, agak terpisah dari meja lainnya.
Langkah Ayla melambat saat menuju bangku itu.
Entah kenapa, semua orang di kelas menunduk saat ia lewat.
Tak satu pun yang melihat ke arah bangku kosong itu. Bahkan yang duduk di sekitarnya... seperti sengaja menjauhkan kursi mereka.
Tapi Ayla tetap duduk. Meletakkan tasnya. Tersenyum kecil, walau terasa dingin.
Bangku itu berdebu, dingin… dan basah.Padahal tidak hujan. Dan lantai kering.
Catatan Tanpa Nama
Saat pelajaran berlangsung, Ayla merasa aneh. Ia sering menoleh ke kiri, seolah ada seseorang duduk di sana. Tapi bangku itu kosong.
Saat istirahat, ia membuka laci mejanya.
Ada satu buku catatan tua di dalamnya. Sampulnya merah kusam, sedikit berlumut. Tidak ada nama. Tapi di halaman pertama tertulis:
"JANGAN DUDUK DI SINI. AKU MASIH DI SINI."
Ayla mengerutkan dahi. Ia menoleh ke teman di sebelahnya.
"Ini punya siapa?"
Siswa itu, cowok berkacamata bernama Dito, hanya menatapnya tajam dan berbisik cepat:
"Kamu duduk di bangku Siska. Dia hilang dua tahun lalu.""Dan setiap orang yang duduk di situ setelahnya… ikut menghilang."
Suara Pertama
Malamnya, Ayla tidak bisa tidur.
Setiap kali memejamkan mata, ia mendengar suara kursi ditarik.
Cekkk… Cekkk…
Lalu suara berbisik di telinga kanannya:
"Bilang ke mereka… aku belum selesai."
Ayla terbangun dengan peluh dingin. Jam menunjukkan pukul 03.13.
Dan di dinding kamar kosnya, dengan spidol merah, tertulis:
"Kelas 12 IPA 2. Bangku terakhir. Masih ada utang darah."