LightReader

Chapter 21 - Ego War

Arena Blue Lock berubah sepenuhnya.

Dinding kaca transparan setinggi langit menutupi setiap sisi, menciptakan ruang yang seolah tanpa batas.

Layar holografik di udara menampilkan satu kalimat besar:

> [EGO WAR – PHASE 1 : STRIKER vs STRIKER]

Suara Ego Jinpachi terdengar dari seluruh penjuru.

> "Kalian semua ingin jadi striker nomor satu dunia? Maka tunjukkan.

Hari ini, tidak ada tim. Tidak ada rekan. Tidak ada tempat untuk bersembunyi.

Hanya ada kau, bola, dan egomu."

Satu per satu pemain dipanggil ke lapangan-lapangan kecil yang menyala.

Ketika namaku muncul di layar, jantungku berdegup cepat.

> [Ryou Asahi vs Shido Ryusei]

Bachira menepuk bahuku.

> "Heh, Asahi! Lawanmu orang gila itu, Shido! Kau bakal dapat pertunjukan seru nih!"

Aku tersenyum tipis.

> "Gila atau tidak, dia striker. Itu cukup."

---

🔹 Arena Duel 07 – Lapangan EGO WAR

Lapangan itu kecil — hanya setengah dari ukuran normal.

Tapi tekanan di udara… luar biasa berat.

Shido sudah berdiri di tengah, rambut merah mudanya berantakan seperti api, dan senyum liarnya memantulkan cahaya.

> "Yo~ Asahi, si anak sistem. Aku dengar kau punya komputer di otakmu. Bisa bantu aku cari tahu seberapa keras aku bakal nendang kepalamu?"

Aku menghela napas pendek.

> "Aku nggak datang buat bercanda."

> "Bagus, aku juga nggak. Aku datang buat menghancurkan."

---

Peluit berbunyi.

Shido langsung berlari seperti hewan buas.

Gerakannya tak bisa diprediksi — liar tapi tajam, tidak mengikuti logika sepak bola biasa.

Sistemku bereaksi cepat:

> [Prediksi gerakan: error]

[Analisis gagal – input tidak stabil]

> "Apa—?!"

> "Dia bukan tipe yang bisa kau baca, Asahi," suara Rei bergema di kepalaku.

"Dia bermain bukan dengan otak, tapi dengan naluri murni."

Aku mencoba bertahan, menunggu celah. Tapi Shido tiba-tiba berhenti, lalu memutar tubuh dan menembak bola dengan kekuatan brutal — bahkan sebelum bola menyentuh tanah.

BOOM!

Bola menghantam tiang dan memantul kembali tepat ke arahnya.

Dalam satu langkah, Shido menendang lagi — cepat, akurat, dan tak terduga.

Gol.

> "Hahaha! Satu! Kau lihat, Asahi?! Ini sepak bola sejati! Tanpa sistem, tanpa aturan!"

Aku berdiri, menggigit bibir.

> "Tanpa aturan, ya? Tapi sepak bola tanpa arah… cuma kekacauan."

---

Aku menutup mata sejenak, menarik napas dalam.

> [Aktivasi Mode EGO LINK: Dual Core]

[Sinkronisasi 85% — Rei Sagara terhubung]

Suara Rei terdengar lagi.

> "Ayo, Asahi. Gunakan sistem untuk melampaui logika. Rasakan permainannya, jangan hanya hitung."

Aku membuka mata.

Cahaya biru samar mulai muncul di sekeliling tubuhku.

Shido menatap heran.

> "Heh? Apa ini? Aura anime?!"

Aku tersenyum.

> "Bukan aura. Ini ego-ku."

---

Aku mulai bergerak — cepat, presisi, tapi bukan lagi seperti mesin.

Setiap langkah terasa ringan, setiap sentuhan bola mengikuti ritme napasku.

Sistem membimbingku, tapi kali ini bukan dengan angka — dengan rasa.

Shido berusaha mengejarku, tapi aku memutar tubuh, melewati sisi kirinya, dan menendang keras ke arah gawang.

Bola melesat, mengenai udara dan berputar — bang! Gol.

> "1–1."

Shido tertawa keras.

> "HAHA! Itu baru! Itu yang kumau!"

Ia menatapku dengan mata liar.

> "Kau bukan komputer setelah semua… kau manusia yang tahu cara menggigit balik!"

> "Dan kau bukan hewan. Kau cuma striker yang belum menemukan arah egonya."

Mata Shido menyala merah muda.

> "Kita lihat siapa yang punya ego lebih besar, Asahi!"

---

Pertandingan berlanjut.

Keduanya saling menyerang, saling menendang bola dengan kekuatan penuh, tanpa henti.

Bola memantul ke udara, mereka beradu bahu, lutut, bahkan jatuh di tanah.

Tapi tidak ada yang mundur.

> "Kau mulai menikmatinya, ya?" suara Rei terdengar.

"Kau tahu, Asahi… mungkin inilah arti sebenarnya dari ego. Bukan tentang sistem, bukan tentang menang. Tapi tentang melampaui dirimu sendiri."

Aku mengangguk pelan.

> "Ya… aku bisa merasakannya sekarang."

---

Peluit panjang berbunyi.

Waktu habis.

Skor akhir: 1–1.

Tapi bukan hasilnya yang penting.

Di layar besar, nama keduanya menyala bersamaan:

> [Ryou Asahi – Lolos ke Tahap Berikutnya]

[Shido Ryusei – Lolos ke Tahap Berikutnya]

Shido mendekat, menepuk pundakku dengan keras.

> "Kau keren juga, Asahi. Kalau kita main di tim yang sama… dunia bakal hancur."

Aku tersenyum samar.

> "Kau benar. Tapi mungkin itu memang tujuannya Blue Lock."

---

Ketika aku berjalan keluar dari arena, suara sistem muncul lagi:

> [Integrasi Ego War – Level Naik]

[Keterampilan Baru: Instinct Prediction]

[Catatan: Sinyal tidak dikenal terdeteksi di jaringan Blue Lock]

Aku berhenti.

> "Sinyal tidak dikenal?"

> "Asahi… ada sesuatu lagi di sistem ini. Sesuatu yang bukan dari kita… dan bukan dari Ego-san."

Aku mengerutkan kening.

> "Apa maksudmu, Rei?"

> "Aku… tidak yakin. Tapi rasanya seperti… seseorang sedang mengawasi dari luar."

---

📖 Catatan untuk pembaca Webnovel:

🔥 Duel pertama EGO WAR selesai!

Jangan lupa untuk vote, tinggalkan komentar, dan follow penulisnya

More Chapters