LightReader

Chapter 19 - Chapter 19

---

🔥 CHAPTER 19 — "Gelombang Ketiga, Darah Beku Lyanna, & Bibit Cinta Duo Komedi"

Angin malam menyapu hutan dengan dingin aneh…

Seolah ada sesuatu yang mengawasi dari balik pepohonan.

Damien berdiri paling depan.

Aura Mortal Vein Lv.4 miliknya stabil, namun tajam seperti pisau malam.

Lyanna di belakangnya, memegang pedang beku.

Wajahnya gelisah, tapi matanya tegas.

Rex dan Hana?

Mereka berdiri agak berjauhan dari duo serius itu.

Rex menatap Hana canggung.

Hana menatap Rex… sambil ngemil mie instan.

Rex menggaruk kepala.

"Hana… kamu gak takut ya?"

Hana mengunyah, lalu menjawab santai:

"Takut sih… tapi kalau aku lari, kamu kan sendirian."

Rex terdiam. Pipinya sedikit merah.

Hana tersenyum kecil. "Kita duo sekarang, kan?"

BRAAAAK—

Damien menoleh sebentar.

"Fokus. Romansa kalian nanti."

Rex & Hana serempak:

"KITA GAK ROMANSA!!"

Lalu diam-diam saling melirik.

Nggak ada yang mau ngaku… tapi benihnya jelas muncul.

---

🌑 Gelombang Ketiga Bergerak

Suara langkah berat terdengar dari kedalaman hutan.

Damien mengaktifkan indra dalam.

[Damien.]

Suara Dewa Tertinggi muncul, lebih serius dari sebelumnya.

[Yang datang… bukan pemburu biasa. Ini komandan unit. Realm mereka di atas ketigamu.]

Damien menarik napas.

"Aku mengerti."

[Gunakan teknik kedua dari warisanku. Tapi hati-hati… tubuhmu belum kuat.]

Damien mengangguk.

Hutan terbelah.

TIGA sosok muncul.

⚫ 1. Komandan Pemburu — Shadow Fang (Realm: Vein Master Lv.3)

Tubuh tinggi, bertopeng serigala hitam.

⚫ 2. Penyihir Darah Beku — Ayle Frostmark (Realm: Mortal Vein Lv.5)

Wanita berambut perak, tatapan dingin.

⚫ 3. Beastman Serigala — Rugar (Realm: Mortal Vein Lv.6)

Bertaring besar, tubuh kekar.

Mereka bertiga menatap Damien, Lyanna, Rex, dan Hana.

Shadow Fang mengangkat kepala.

"Sasaran kami hanya satu… Pewaris Darah Beku."

Lyanna mundur setengah langkah. "Kenapa kalian terus mengejarku…?"

Ayle Frostmark menyeringai.

"Di tubuhmu mengalir Bloodfreeze Core, garis keturunan bangsawan kuno. Darah yang bisa memanggil badai beku… dan membuka gerbang dunia atas."

Damien langsung maju. "Aku bilang tidak ada yang menyentuhnya."

Shadow Fang menatap Damien.

"Kau? Bocah Mortal Vein?"

Damien menaikkan tangannya. Aura lunar memadat seperti bilah bulan.

"Aku sudah membunuh enam pemburu kalian."

Shadow Fang tertawa rendah. "Kalau begitu… kubunuh kau dulu."

---

đź’Ą Pertempuran Dimulai

Rugar si Beastman menerjang Rex dan Hana.

Rex menjerit.

"HANA LARI—!!"

Hana tidak lari.

Ia menarik Rex ke arah lain sambil teriak:

"KITA LARI BARENG BODOH!!!"

Mereka kabur sambil teriak, tapi saling menggenggam tangan.

—

Ayle Frostmark berhadapan dengan Lyanna.

"Darah Beku milikmu akan kubangkitkan—"

Lyanna memejamkan mata.

Damien sempat melirik, tapi suara Dewa menghentikannya:

[Fokus pada komandan. Biarkan Lyanna melawan takdirnya sendiri.]

Damien mengangguk, meski hatinya terasa berat.

---

🌕 Damien Mengeluarkan Teknik Warisan Kedua

Shadow Fang bergerak dengan kecepatan mengerikan.

"Void Shadow Step—!"

Ia menghilang, muncul di belakang Damien.

Cakar kegelapan menghantam—

TAPI Damien memutar tubuh.

Suara Dewa bergema keras:

[GUNAKAN— LUNAR SECOND FORM!]

Damien menarik energi lunar di seluruh meridiannya.

Tubuhnya bersinar biru keperakan.

Lunar Dominion — Second Form: Crescent Rift Slash

BUOOOSH—

Tebasan energi bulan melengkung menghantam Shadow Fang.

Komandan itu terpental puluhan meter, menabrak tiga pohon.

Lyanna dan Hana menatap Damien dengan mata terbelalak.

Rex yang lagi kabur berhenti sesaat dan teriak:

"BROOOOO KAU SEMAKIN GAK MASUK AKAL!!!"

Hana menambahkan:

"Aku tahu! Damien kan MC…"

Rex: "KOK KAU SADAR META BEGITU!?"

---

❄️ Darah Beku Lyanna Mulai Bangkit

Ayle Frostmark mendekatkan tangannya ke Lyanna.

"Bangunlah… darah Frostveil…"

Tapi Lyanna bergetar.

Matanya berubah biru pucat.

Aura dingin muncul dari tubuhnya.

Damien merasakan itu.

"Lyanna!"

Lyanna berbisik lirih.

"Damien… aku takut."

Damien muncul tepat di sampingnya dan memegang bahunya.

"Tidak masalah. Apa pun darahmu… kau tetap Lyanna yang aku kenal."

Lyanna menunduk… wajahnya merah, meski auranya dingin.

---

🌑 Akhir Bab — "Gelombang Sesungguhnya Datang"

Shadow Fang bangkit, meski tubuhnya luka parah.

"…Menarik. Tidak kusangka di dunia terendah ini… ada monster kecil."

Ia mengangkat dua jari.

Hutan bergetar.

Puluhan mata merah muncul di kegelapan.

Gelombang sesungguhnya datang.

Damien menghunus energi lunarnya.

"Ayo datang."

Rex menggenggam tangan Hana lebih erat.

Lyanna berdiri di samping Damien, pedangnya berlapis es.

Hana menelan ludah.

"Rex… kalau kita mati… setidaknya aku mati bareng kamu…"

Rex merah padam.

"A-aku juga… tapi jangan sekarang woi!"

Dan gelombang berikutnya menyerbu.

---

END CHAPTER 19

More Chapters