🔥 CHAPTER 20 — "Pertarungan Massal, Rahasia Frostveil Pecah, & Kebangkitan Duo Cahaya Kocak"
---
🌑 Gelombang Pemburu Menerjang
Puluhan makhluk bermata merah menerobos pepohonan.
Suara langkah mereka mengguncang tanah, seperti pasukan kegelapan yang turun dari langit.
Damien berdiri paling depan, aura lunar berkumpul di punggung dan pundaknya seperti kepakan sayap bulan.
Lyanna ada di sebelahnya. Nafasnya membeku jadi kabut putih.
Rex dan Hana… berdiri paling belakang — dan wajah mereka pucat.
Rex: "Hana… kalau kita mati, janji jangan sebut nama aku di batu nisan ya."
Hana: menggenggam tangan Rex
"Kalau kita mati… batu nisannya kita jadi satu."
Rex langsung memerah sampai telinga.
Damien: "Berhenti mesra. Mereka sudah dekat."
Rex & Hana: "KAMI NGGAK MERSA—!!"
Tapi mereka langsung kembali pegangan tangan.
---
🔥 Serangan Pertama Dimulai
Shadow Fang mengangkat tangannya.
"Habisi Pewaris Frostveil itu! Jangan biarkan mereka hidup!"
Puluhan makhluk berlari.
Damien menghempaskan kaki.
✨ Lunar Dominion Pulse — Full Release
Gelombang lunar meledak dari tubuhnya.
BOOOOOM—!!
Belasan monster mental ke belakang, terhempas seperti boneka kain.
Rex teriak: "BROOOO KAU BIKIN AKU MAKIN MERASA NPC!!!!"
Hana: "Aku juga!!"
Damien tak menoleh.
Matanya terfokus pada tiga target utama.
---
❄️ Rahasia Frostveil — Lyanna Bangkit
Ayle Frostmark mengeluarkan rune es.
"Darahmu tidak bisa ditutupi lagi… Pewaris Frostveil terakhir!"
Lyanna memegang kepalanya. Aura dingin menembus tanah seperti salju abadi.
Damien hampir maju— TAPI suara Dewa Tertinggi menghentikannya.
[Biarkan dia bangkit. Itu darah kunonya.]
Mata Lyanna bersinar biru terang.
Salju mulai turun… padahal langit cerah.
Ayle tersenyum miring.
"Seharusnya kau bangga, Lyanna. Darah bangsawan Frostveil… keturunan yang bisa membuka Frozen Star Gate."
Lyanna mengangkat kepala.
Suara Lyanna lembut… tapi dingin:
"Aku tidak peduli masa lalu. Aku hanya peduli orang yang berdiri di sampingku."
Damien sempat melirik.
Pipi Lyanna sangat merah… meski dinginnya ekstrem.
Ayle terdiam sedetik, lalu merasa iri.
---
⚔️ Damien vs Shadow Fang
Komandan itu mengaktifkan Void Shadow Step.
Ia muncul tepat di depan Damien.
"Selesai sudah."
Namun Damien tidak bergerak.
Ia hanya berbisik:
"Bukan aku yang selesai."
✨ Lunar Dominion — Crescent Rift: Second Form (Perfect Cut)
Garis bulan melintas secepat kilatan.
SLAAAAASH—!!
Shadow Fang terpental, darah hitam menyembur.
Komandan itu menatap Damien dengan mata terbelalak.
"Kekuatan lunar… dan tubuh primordial…? Bocah apa kau…?"
---
🌟 Sementara itu — Rex & Hana Mulai Aneh
Rex dan Hana berlari menghindari tiga monster yang mengejar mereka.
Rex: "HANA!!! LOMPAT KIRIIII!!!"
Hana: lompat kanan "KANANNN!!!"
Dua-duanya tabrakan.
KRAK.
Rex: "Akh… hidung gue… patah…"
Hana: "Maaf… tapi kita tetap hidup… kan?"
Rex mau marah… tapi begitu Hana senyum kecil sambil cemas, dia langsung malu.
"A-aku sih… iya…"
Namun sesuatu terjadi.
Saat Hana menyentuh lengan Rex…
✨ Cahaya putih–emas memancar.
Rex kaget. "Woi?! Gue nyala?!"
Hana juga kaget. "Aku juga—?"
Cahaya mereka… saling bercampur, seperti dua bintang kecil.
Di belakang kepala Damien, suara Dewa Tertinggi muncul:
[Oh. Mereka berdua mewarisi Darah Cahaya… versi kocaknya.]
Damien: "…kocaknya?"
[Ya. Cahaya Dewa dan Dewi yang… bagaimana ya… sedikit… rusuh sifatnya.]
Rex & Hana tiba-tiba mengeluarkan aura:
✨ Sacred Comedy Light — Duo Awakening
→ Aura cahaya yang menguat saat mereka panik
→ Bisa membutakan lawan (dan diri sendiri)
→ Meningkatkan keberuntungan 400%
→ Efek samping: meningkatnya kekocakan spontan
Hana memandang tangannya.
"Rex… kita bangkit."
Rex tersenyum gugup.
"Jadi… kita jodoh beneran…?"
Hana tambah merah.
"K—kayaknya… iya…"
---
⚡ Duo Cahaya Kocak Muncul di Medan Tempur
Tiga monster menyerang mereka.
Hana refleks menangkupkan tangan.
"Rex!! Pegang tanganku!"
Rex langsung pegang.
BLAAAR—!!
Ledakan cahaya komedi meledak seperti kembang api suci.
Monsternya mental semua.
Rex: "BROOO AKU JUGA BISA NGELEDAKIN ORANG SEKARANG???"
Hana: "Kayaknya… iya???"
Damien cuma geleng-geleng. "Tolong… jangan meledakkan kami juga."
---
❄️ Kebangkitan Lyanna—Darah Frostveil Aktif Penuh
Ayle Frostmark melihat Lyanna dikelilingi es kristal.
"…Tidak mungkin. Itu bukan level Mortal Vein biasa."
Lyanna membuka mata. Semuanya berwarna biru bercahaya.
Aura dingin mengisi medan perang.
Pedangnya berubah jadi pedang es kuno:
❄️ Frostveil Ancestral Blade — Snowstar Edge
Lyanna menatap Ayle.
"Aku bukan pewarismu. Aku tidak butuh Frostveil."
Damien berdiri di sampingnya.
"Tapi kau masih Lyanna. Itu cukup."
Wajah Lyanna memerah lagi… tapi ia maju.
Ayle menggertakkan gigi. "Kalau begitu… mati kau!"
---
🌙 Akhir Chapter — Serangan Terakhir Dimulai
Shadow Fang yang terluka parah kembali berdiri.
Ayle mengumpulkan es kuno.
Rugar mengaum.
Makhluk bermata merah tersisa menerjang.
Damien menaikkan tangannya.
"Ayo kita selesaikan."
Lyanna berdiri di kanan.
Rex & Hana berdiri di kiri, tangan masih saling menggenggam, cahaya makin kuat.
Suara Dewa Tertinggi terdengar:
[Damien. Setelah ini… akan ada gerbang besar yang terbuka. Bersiaplah.]
Damien tersenyum tipis.
"Baik. Aku siap."
Hutan berguncang.
Dan bab berhenti tepat saat empat kekuatan berbeda bentrok.
---
🔥 END CHAPTER 20
