LightReader

Eyes Of The Sea (English Version)

LILI_SAA
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
356
Views
Synopsis
Marella dared to join a school trip to an island in the middle of the sea without her parents' permission because if they found out, she would be forbidden from going, just like before. Since childhood, Marella had always been forbidden from setting foot on the beach, but this time she was more reckless. She never imagined the tragic accident that would sink her into the open sea from a ship hit by a storm. With a broken heart, she sank, inhaling water that made her whole body ache. She closed her eyes as consciousness began to slip away from her. When she awoke, she was greeted harshly by a Siren Prince who accused her of being an intruder from the Mermaid Kingdom because Marella’s legs had transformed into a beautiful fishtail, making it almost impossible for her to believe it. Was this because of the internet ritual she had performed out of boredom the night before? What had actually happened to her? Was this just a coincidence? Or was the sea demanding something from her? ~APOLOGIES FOR THE POOR ENGLISH, AS I AM THE ORIGINAL AUTHOR TRYING TO TRANSLATE DIRECTLY FROM THE ORIGINAL INDONESIAN INTO ENGLISH~
VIEW MORE

Chapter 1 - 1. Mata Biru Laut

..."Dia menyakitiku, menendangku jatuh ke lautan hitam, aku tenggelam dalam kesedihan biru yang dalam, sementara dia mencium wanita lain dan tak pernah melihatku"...

...Marella Oceane Aquitaine...

~🧜🏼‍♂️🧜🏼‍♀️🧜🏻‍♀️~

Dia—Marella Oceane Aquitaine. panggil saja Marella, gadis berambut Pirang secerah matahari dan mata sebiru laut, anak dari mommy Luna dan Daddy Dion. Mommy Luna amat menyayangi anaknya sama halnya dengan Daddy Dion namun Mommy Luna lebih terkesan tegas dan Tidak memanjangkan Marella, berbeda dengan Daddy Dion. ia memperlakukan Marella bak Putri raja, semua yang di inginkan pasti di penuhi oleh Daddynya, tak jarang Daddy Dion di marahi oleh sang istri karena terlalu memanjakan putri Tunggalnya. hanya ada satu larangan buatnya, yaitu pergi ke laut atau pantai

Mommy Luna bukannya tidak Sayang hanya saja ia tidak mau putrinya jadi pribadi yang Terlalu bergantung pada orang tuanya dan Bertindak seenaknya tanpa tahu apa akibat yang akan di peroleh karena ia tahu bagaimana pribadi putri tunggalnya itu

Marella anaknya pembangkang dan humoris, suka melakukan hal-hal di luar Nalar jika ia bosan dan tidak ada kerjaan. Seperti sekarang ia sibuk mencoret-coret bukunya sendiri hingga hampir penuh satu buku dengan coretan. Bukan tanpa alasan ia melakukan itu, Jaringan Internetnya Hilang dan tidak ada hal yang bisa dia kerjakan Menggunakan handphone tanpa Kuota, itu Hampa bagi Marella

Ia menggulingkan dirinya di kasur, matanya mengelilingi sekitar kamarnya yang berwarna pastel namun Masih nyaman di lihat

Tiba-tiba terbersit Ide di benaknya saat ia melihat acara televisi yang sudah menampilkan berkali-kali serial Dongeng makhluk laut bertubuh manusia setengah ikan yang sedang tayang itu, ia menyalakan televisi hanya untuk mengurangi kesunyian, Ia Menumpu kepalanya di antara kedua tangannya "Noel kan suka laut, kalau Gue jadi mermaid apa dia bakalan suka dan obsesi balik sama Gue?" monolog Marella bertanya mulai membayangkan sesuatu dalam pikirannya

Ia mengambil handphone Nya lalu ia tersenyum senang saat melihat jaringannya kembali, ia mulai mengetikkan cara menjadi Mermaid di kolom pencarian browser Itu lalu muncullah berbagai situs yang membahas tentang hal yang sama dengan apa yang di cari Marella di dalam kolom pencarian. Marella pun menekan situs artikel teratas, Ia mulai membaca artikel itu "kalau gak di coba kan gak ada yang tahu," ucapnya bangun dari kasur berjalan menuju keluar

Ia menuju ke dapur sembari masih membaca Tulisan di handphone Nya "pertama-tama Gue harus cari ikan, di kulkas pasti ada "monolognya mendekati Kulkas Lalu mengobrak-abriknya untuk mencari ikan

salah-satu pembantunya yang berada tak jauh dari sana menghampirinya "non cari apa? mau Bibi carikan?"tawar Pembantunya itu

Marella menggeleng pelan "gak usah bik makasih. Nanti kalau Marella udah selesai tolong beresin yah bik" pinta Marella yang di jawab anggukan oleh pembantunya itu, lalu ia berjalan pergi meninggalkan Marella yang masih mengacaukan isi Kulkas berpintu 6 itu, andai kulkasnya kecil seperti di rumah temannya yang lain ia akan mudah mencari sesuatu

Setelah mendapatkannya ia membawa ikan itu ke luar lalu membaca lagi Artikel di handphone nya "cuci ikan dengan air hujan, dan tampung air hujan untuk di minum" Marella meletakan wadah untuk menampung air hujan dan mencuci ikan itu dengan air hujan. Pas sekali sekarang tengah hujan, langit pun tahu cara menyempurnakan kegiatan gabut Marella

Setelah selesai ia membawa ikan yang sudah di bersihkan itu bersama air yang sudah di tampung tersebut ke dalam. Marella berpikir sejenak tidak mungkin kan ia memakan ikan ini mentah-mentah, tapi di artikel Tidak tertulis ikannya di apakan setelah di bersihkan

Ia memutuskan untuk meminta pembantunya menggorengkan saja ikan tersebut lalu membawanya ke kamarnya. Seperti yang tertulis di artikel Marella memakan ikan itu hingga Habis lalu minum dengan air hujan. Ia melihat kembali artikel tertulis di sana ucapkan mantra, Aru duel mermaíd Tarua

"Aru duel mermaíd tarua" ucap Marella mengucapkan mantra yang ada di Situs internet itu "udah gitu aja?" tanya Marella melihat tidak ada perubahan di kakinya, tapi setelah di pikir-pikir lagi akan sangat menyebalkan jika Ia benar-benar berubah menjadi mermaid hanya dengan modal Situs internet, Kalau benar-benar terjadi bagaimana cara ia mengembalikan kakinya kembali seperti semula. Marella tidak perlu Khawatir karena Kemungkinan besar itu tidak akan terjadi sebab Manusia siluman ikan seperti itu hanya ada di dongeng bukan? Jika ada sudah dari lama ia minta Seekor Ikan duyung dalam Aquarium besar pada Daddynya

Marella kembali Membaca artikel di Paragraf terakhir 'saat kaki mu menyentuh Air laut, Ekor indah akan muncul menggantikan kedua kaki mu'

Laut? Di sini mana ada laut, Baiklah Sekarang Marella sudah mengantuk lebih baik ia tidur sekarang, Marella membaringkan tubuhnya di Kasur menggerakkan kedua lengannya untuk menarik selimut hingga dada lalu memejamkan matanya untuk mulai tertidur

Terdengar bunyi dering handphone yang Berbunyi berkali-kali Namun Marella sudah tertidur nyenyak hingga tak dapat mendengarnya.

Keesokan harinya Marella di sibukkan dengan menyiapkan berbagai kebutuhan dan Barang-barang yang Di perlukan, tadi pagi Karang meneleponnya Berkali-kali semenjak kemarin ternyata hari ini akan di adakan tur Sekolah ke sebuah pulau berpantai hitam, astaga Mepet sekali waktunya Marella kan jadi bingung, mana Mommy dan Daddynya pergi ke luar negeri , andai ada mempunyai sihir untuk membantunya membereskan semuanya, semua pembantunya sibuk melakukan tugasnya masing-masing di pagi hari, Marella tidak mau mengganggu mereka dan menjeda pekerjaan mereka. tapi ada untungnya juga kedua orang tuanya tidak ada di rumah, mereka tidak bisa melarang Marella ke pantai, seumur hidupnya Marella belum pernah melihat pantai

Marella menjatuhkan Beberapa pakainya yang ada di lemari saat mendengar suara klakson mobil Dari luar "hah Gawat!"teriak Marella mengumpulkan banyak Pakaian dan barang dari lemari Ke dalam kopernya tanpa merapikannya terlebih dahulu. dai menutup kopernya Dengan Paksa agar cepat, oh pasti bus Sekolah sudah menunggunya. ia hendak berlari ke luar menyeret tas namun ia mengurungkan niatnya, ia melupakan hal paling penting yang membuatnya berbalik kembali dan mengambil sebuah kalung berliontin seperti tetesan air kaca yang transparan dan kosong untuk mengenakannya di lehernya. entah mengapa barang itu selalu ia bawa, Mungkin karena kebiasaan Dan teguran Mommy Nya padahal Marella juga tidak tahu apa manfaatnya untuknya

Marella menyeret kopernya dan menenteng tas ranselnya di pundak sambil berlari dengan tergesa-gesa memasuki Bus, ia celingak-celinguk mencari sahabatnya "Marella" panggil seorang gadis bermanik gelap dan Bersurai merah gelap yang duduk di Kursi Dekat jendela sedang melambaikan pelan tangannya menyapanya dengan ramah dan riang

Marella tersenyum menemukan sang sahabat, ia melangkah menuju kursi penumpang di sebelah temannya. Marella meletakan barang bawaannya di tempat koper dan tas lalu ia duduk di samping karang sembari menyandarkan tubuhnya di kursi "hah, capek gue" ujar Marella mengipas-kipas Dirinya dengan menggunakan tangan, ia cukup kelelahan karena membereskan banyak barang untuk dia bawa

Karang Terkekeh geli "lagian Lo mau Tur Sekolah apa minggat sih?" tanya karang tak habis pikir dengan Sahabatnya yang membawa dua koper besar dan tas ransel yang besar padahal mereka hanya dua-tiga hari berada di sana

Marella celingak-celinguk mencari seseorang saat Bus berhenti untuk menjemput Sang pujaan hatinya. ia tak sengaja melihatnya bersama seorang gadis yang rumahnya memang berdekatan dengan gebetannya itu. Marella masih memperhatikan mereka menaiki bus bersama dengan berbincang-bincang. dia Noel, laki-laki berambut coklat terang, bermanik Kuning, Dan berkulit Kuning Langsat, Noel duduk di Kursi Belakang Marella membuat Senyuman Marella mengambang, namun Seperti di tarik ulur Senyumannya langsung menghilang di gantikan Wajah muram saat melihat gadis tadi yang bernama Araya Hendak duduk di samping Noel

Oh Marella tidak akan membiarkan itu terjadi, dengan cepat Marella bangkit "ke mana Lo?" tanya Karang saat Marella bangun menuju kursi belakangnya Menerobos Araya dan langsung duduk di samping Noel. ia meregangkan tubuhnya dengan sengaja menghalangi Jalan Araya "lebih enak duduk di sini yah ternyata" serunya menyandarkan dirinya di kursi dengan meletakkan lengannya di balik kepalanya sebagai bantalan

Noel memandangnya tidak suka "ngapain Lo pindah ke belakang? Araya mau duduk" tanya Noel Tidak setuju Marella duduk di sebelahnya

Marella berdecak sebal "banyak loh yang kosong, Araya cari tempat lain aja yah "usir Marella menatap tajam Araya membuat nyali gadis itu ciut

Araya memilin tangannya bergetar, dengan Alisnya yang turun "y-yaudah gak-gak papa kok Noel, a-aku duduk di...tempat la-in aja" ucap Araya bergetar dengan Ucapan tersendat seperti remote habis baterai

Marella tersenyum Senang, senang sekali "yaudah hush hush" setelah di usir Araya pergi mengibas-ngibaskan tangannya sembari mengusir

namun Entah kenapa tidak ada batu tidak ada Tali yang menyangkut dia malah terjatuh "aww" Keluh Araya memegang kakinya, ia terduduk di lantai dengan kondisi wajah yang membuat orang-orang mengasihaninya

Melihat itu Noel hendak bangkit menolongnya namun dengan sigap Marella menaikkan kakinya dan menyandarkan kakinya ke kursi yang berada di depannya hingga tak ada jalan keluar bagi Noel "huaa kok ngantuk yah" ujar Marella Menguap dengan pura-pura melipat kedua tangan di depan dada

"Marella, singkirin kaki Lo" titah Noel membuat Marella yang sudah menutup matanya kembali membuka matanya menatap Noel malas

maksa banget sih mau nolongin Araya padahal kan dia ada di sebelah Noel, tidak menghargai dirinya sebagai masa depannya sama sekali "Apasih, Udah di tolongin pak Fahri tuh" seru Marella tertuju pada Araya yang sudah di tolong oleh pak Fahri guru olah raga mereka

Noel Menekuk wajahnya yang penuh kekalahan kembali duduk di samping Marella dengan menyilangkan kedua tangannya kesal

Dengan sengaja Marella memutar musik di Handphone Nya dengan melenggak-lenggok kan tubuhnya bernyanyi cukup keras agar terdengar di telinga Noel "apa yang kau lihat darinya~? Jelas aku lebih Kaya~" Noel memutar matanya mendengar Nyanyian Marella yang membuat telinganya berdenging

Melihat respons Noel yang acuh Marella memutar idenya, ia memutar salah satu Lagu Taylor Swift yang berjudul You belong with me dengan Kencang, ia berharap telinga Noel bisa mendengar dengan Jelas isi hatinya yang tercurahkah dalam lagu itu dan sadar, kalau tidak Marella akan membawa Toa dan menyalakan lagu ini dengan kencang langsung di gendang telinga Noel

Bus melaju Di jalanan sepi menuju laut hitam yang berada di kepulauan Noune, mereka melewati Kapal laut untuk mencapai kepulauan Noune itu, dan selama itu Marella mencoba mencari perhatian dari Noel seperti sekarang ia sedang mencoba membuat Noel baper "Noel tahu gak Bedanya kamu sama laut hitam?" tanya Marella Noel memutar matanya ini sudah entah kali ke berapa Marella menggombal dengan malas Noel menjawab "gak" datar Noel dengan Nada malas

Marella tersenyum walaupun terkesan singkat ia senang Noel masih mau meresponsnya walau ia tahu Noel terpaksa "kalau laut hitam bikin aku mati dan tenggelam, kalau kamu bikin aku Tenggelam Dan gak bisa keluar di hati kamu" ujar Marella salting sendiri sedangkan yang ia Goda malah terkesan Malas menanggapi "Noel kamu ganteng banget sih, Kalau kata mbak Taylor, I feel like I might, sink and drown and die" ucap Marella dengan nada yang dilebih-lebihkan sambil meletakkan tangannya di dahi kalau kata Karang 'alay'. Marella mendekat kan Kepala pada pundak Noel "Noel, kalau aku tenggelam, berarti cinta aku juga ikut tenggelam dan hancur" entah mengapa Marella tidak tahu ia tiba-tiba mengucapkan kata itu, tapi ia rasa ini dari hatinya sendiri

Noel seolah tak peduli mengarahkan Kepalanya ke arah jendela, Namun entah mengapa ia tak senang saat mendengar kalimat itu

sesampainya di pelabuhan Marella Menyeret kopernya menuju kapal, ia Menyesal membawa banyak barang, dia juga Yang susah untuk membawa, Noel yang mau dia mintai bantuan malah berjalan cepat meninggalkannya "andaikan ada pangeran yang mau bawain koper-koper princess ini" kata Marella berandai-andai dengan nada yang dilebih-lebihkan

Karang menggeleng Mencabik bibirnya mendengar ucapan Marella "pangeran Mana yang mau nolongin princess Centil, bucin Gila" ucap Karang Menusuk membuat Marella mencerutkan bibirnya kesal sembari menghentakkan kaki sebal

Seorang murid laki-laki berkacamata mendekati Marella dengan pipi yang memerah "Marella, sini aku bantu bawa kopernya" tawar laki-laki itu membenarkan kacamatanya gugup

Marella menekuk wajahnya, dia maunya Noel "sorry yah, Princess ini gak mau di bantuin, thank you" setelah mengucapkan itu Marella menyeret tasnya dengan cepat penuh tenaga meski ia beberapa kali hampir tersandung meninggalkan laki-laki itu bersama Karang yang terdiam di tempatnya

Karang menggeleng melihat Perilaku sang sahabat, ia menatap prihatin sang laki-laki tadi "sorry yah, jangan bawa hati, Dia emang gila" setelah mengucapkan itu Karang pergi menyusul Marella.

Malam harinya di kamar Karang sedari tadi tidak bisa tidur karena Marella Yang tiba-tiba mengamuk karena ia memergoki gebetannya terus-terusan Bersama dengan Gadis dari kelasnya yaitu Araya "HUAAA Karaaang, ...gue harus gimana?" tanya Marella histeris menjambak bantal dengan kesalnya, jika ia bisa ia mau menggerogoti bantal namun ia tidak mau karena itu tidak elegant dan cantik

Karang benar-benar merasa mengantuk sekarang, ayolah Ia ingin tidur, tidak adakah yang mau membawa Temannya ini Dan melemparkannya ke laut. karang Memutar matanya "mending Lo keluar deh, Jam segini katanya mereka mau barbeque kan? Serobot deh crush lo" suruh Karang sudah tidak mau tahu dan tidak mau lagi mendengar ocehan Marella, ia menelungkup kan Kepala di Balik bantal

Marella tersenyum "iya juga yah, gak akan gue biarkan Noel, di deketin sama cewek Ulat bulu" setelah mengatakan itu Marella bangkit dari kasur memakai sandalnya melangkah keluar dari kamar sembari sembari bersenandung pelan "Noel my future husband~"

Saat sudah di atas kapal Banyak anak-anak yang sudah berada di sana termasuk orang yang ia cari "omg, Mas kamu Tampan sekali" batin Marella jika saja karang mendengarnya pasti ia sudah menyinyir dengan bibir yang mencibir mengejek ucapan Marella

Marella merapikan penampilan dan Rambutnya, melangkah menuju Imanuel Indiwiyata, Marella tertarik dengannya semenjak orang tua mereka memperkenalkan mereka Saat Menghadiri Pesta petinggi perusahaan, dan sialnya Marella benar-benar jatuh hati pada pesonanya. Sejujurnya Orang tua mereka menjodohkan Marella dan Noel saat di acara itu namun dengan mentah-mentah Noel menolak dengan alasan tidak suka dengan gadis aneh bersuara cempreng dan manja seperti Marella, Tapi orang tuanya tetap memaksa dan menekannya untuk bertunangan dengan Marella dengan alasan untuk Keselamatan Perusahaan keluarga mereka. Marella pun tidak Patah semangat untuk terus mengejar Cinta dari Noel, walaupun selalu di tolak ia tidak akan menyerah, bahkan Sudah Tiga tahun lebih semenjak pertunangan itu di lakukan saat mereka kelas Dua SMP, ia tetap Tidak menyerah.

Namun langkah Marella terhenti saat melihat seorang gadis yang memeluk Noel dari belakang, lalu Noel berbalik dan memeluk balik gadis itu dengan sayang kemudian hal mengejutkan membuat hati Marella terasa amat mencekam—mereka berciuman. Marella seolah Membeku melihat adegan itu dengan mata yang membulat, ia dengan cepat berlari menuju Pinggiran kapal sambil meremas pinggiran kapal dengan kuat seolah menahan rasa sakit di dadanya, Matanya memanas dengan bening yang mulai menggenang di pelupuk matanya. apa perjuangan dan perlakuan dirinya selama ini kurang bagi Noel?

"Jadi ini rasanya sakit hati, sakit yah" ia menengadah ke arah laut yang Nampak ombaknya seperti mengamuk oleh sesuatu, Marella meneteskan air matanya yang terjatuh bebas ke bawah hingga menghilang menyatu dengan air laut. seketika Guntur dan petir bergemuruh, ombak pun semakin menerjang. Kapal terombang-ambing bagaikan kertas di atas air, orang-orang mulai menjauhi Atas kapal menuju Kamar masing-masing untuk melindungi diri dari hujan dan Guntur. Marella yang baru menyadarinya bergegas untuk menjauhi pinggiran kapal namun sebuah ombak menyerbu Kapalnya membuat guncangan yang hebat, ia yang belum siap pun kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke Lautan bebas

"MARELLA!!"

...Eyes Of The Sea...

...Happy Reading...