Bab 6: Menekan Tombol yang Mengubah Segalanya
Core Time Fragment itu kecil, bundar, dan dingin di tangan Lana. Tampak seperti batu kristal biasa, tapi ia tahu benda itu menyimpan kekuatan tak terhingga—untuk merobek waktu, melintasi realitas, dan memutar ulang takdir.
"Sekali ditekan," kata Lana-versi-lain, "kau akan kembali ke titik keputusan. Tapi tidak ada jaminan. Mungkin kau akan kehilangan semuanya. Termasuk aku."
Lana terdiam."Tapi kalau aku tak kembali… aku akan kehilangan diriku sendiri."
Di luar, kota tetap berjalan. Hening. Sempurna. Warga yang tersenyum tanpa rasa. Anak-anak yang bermain tanpa suara. Tak ada kemarahan, tak ada kesedihan… dan juga, tak ada cinta.
"Rael membangun dunia ini untukku," gumam Lana, "tapi dia menghapus bagian terpenting dari diriku."
Lana menatap langit virtual di atas kepala—aurora buatan, warna-warni yang tak pernah berubah. Lalu ia menutup mata.
Dan menekan tombol itu.
Waktu… runtuh.
Suara berdengung memenuhi telinganya. Gambar-gambar berkelebat dalam kepalanya—ledakan, sungai, ciuman pertama, surat yang tidak terkirim, suara Rael memanggil namanya, dirinya di masa kecil, ibu yang menangis…
Dan lalu—sunyi.
Ia terjatuh ke tanah yang dingin.
Rumput. Hujan.
Ia membuka mata.
Langit bukan neon. Bukan hologram. Tapi benar-benar langit. Mendung, basah, dan... nyata.
Suara klakson. Suara orang berbicara. Tahun 2025. Ia tahu tempat ini—jembatan di dekat kampus, tempat ia berdiri hari itu, saat ia memutuskan untuk menolong Rael yang terjebak dalam kerusuhan.
"Ini… titik itu."
"Aku kembali."
Tapi kali ini, ia tahu: jika ia menyelamatkan Rael lagi, semuanya akan terulang. Dunia yang steril akan kembali. Dirinya akan pecah menjadi dua.
Lana berdiri. Tubuhnya gemetar. Di kejauhan, ia melihat kerusuhan mulai memuncak. Suara kaca pecah. Asap. Dan... Rael—versi mudanya—berlari, dikejar.
"Lana!" teriak Rael. "Tolong!"
Ia bisa berlari padanya. Menyelamatkannya. Membangun cinta lagi.Atau… ia bisa pergi. Dan membiarkan waktu memperbaiki dirinya sendiri.