LightReader

Chapter 9 - Reinkarnasi Sang Jenderal: Kebangkitan Dunia Baru

Bab 10 – Gema Rahasia dan Perburuan Balas Dendam

Asap dari reruntuhan Menara Veyna masih membumbung ke langit, menciptakan bayangan hitam yang menari-nari di langit malam Sirevar.

Bagi rakyat biasa, itu hanyalah petir atau runtuhnya reruntuhan kuno. Tapi bagi mereka yang tahu — bagi para penguasa istana dan pelayan kegelapan — itu adalah sinyal peperangan telah dimulai.

Kemenangan yang Membawa Risiko

Kael berdiri bersama tiga pilarnya di sebuah rumah persembunyian yang terletak di desa kecil pinggir utara, beberapa jam dari lokasi penyerbuan.

Runa sedang membersihkan darah di lengan bajunya, sementara Salva memeriksa luka kecil di pinggangnya. Bayangan hanya berdiri diam, seperti biasa, tapi matanya bergerak cepat.

"Menara Veyna hilang. Tapi Regan tidak akan tinggal diam," ujar Bayangan.

Kael mengangguk. "Aku berharap dia marah. Itu membuatnya ceroboh."

Salva tertawa ringan. "Dan ceroboh adalah pintu masuk bagi kita."

Namun sebelum mereka sempat merayakan kemenangan kecil itu, seekor burung gagak bermata dua mendarat di jendela.

Seekor gagak hitam biasa? Tidak.

Ini pembawa pesan gelap.

Surat Berdarah dari Istana

Gagak itu membuka paruhnya dan menjatuhkan sebuah gulungan hitam ke meja. Saat Kael membukanya, tinta merah di dalamnya terbentuk seperti terukir dengan darah.

"Kau telah menumpahkan darah kami. Maka akan kutumpahkan darahmu dua kali lipat. Mulailah menghitung siapa yang akan kau kubur lebih dulu. – R."

Kael meremas surat itu, lalu membakarnya dengan korek api kuno.

"Dia tahu," gumamnya.

"Lebih dari tahu," ujar Runa dingin. "Dia akan membalas."

More Chapters